By : Rita Niawati (UNNES)
Dinginnya udara pagi, angin yang berhembus dengan
kencangnya hingga menembus tulang-tulang tubuh. Tak terasa dengan tebalnya
selimut yang menutupi badan ini si gadis kecil tertidur dengan lelapnya.
“kring-kring
tuing tuing….. kring-kring tuing tuing” bunyi alarm jam weker.
Clara terbangun dan beranjak dari tempat tidurnya.
Pagi ini sangatlah cerah tak seperti hari-hari yang lalu, meskipun udara
sangatlah dingin, Clara tetap melaksanakan aktivitas dipagi hari. Tetapi
suasana hati gadis cilik itu tak secerah pagi ini. Karena hari ini merupakan
hari yang sangat mendebarkan. Dimana semua siswa – siswi tingkat SMP akan
menerima pengumuman kelulusan. Setelah tiga tahun lamanya menuntut ilmu
dibangku SMP, hari ini adalah hari penentuan keberhasilan seluruh siswa.
Clara Dhama Putri yang biasa disapa Clara adalah salah
satu siswi dari sebuah sekolah yang terletak dipinggiran kota, dimana daerah
tersebut masih jauh dengan keramaian kota dan kebisingan kendaraan bermotor.
Tetapi udaranya sangatlah sejuk.
Clara sekarang duduk dikelas IX A. Clara sangat cemas
dia hanya mondar mandir dirumah dan sering-sering bertanya kepada ibunya.
Perasaan yang campur aduk ada pada diri Clara. Karena Clara tak sabar menunggu
maka dia memutuskan untuk menemui ibunya, dan mengungkapkan kekhawatirannya.
“ buk berangkat kesekolah jam berapa?” Tanya Clara.
“ loo katanya jam 08.00” jawab ibunya.
“ kok takut yaaa… takut nilainya jelek” kata Clara.
“ Tenang saja, pasti lulus dan nilainya bagus.” Kata
ibu dengan mantap.
“iya deh bu” jawab Clara.
Ibu pun berangkat kesekolah. Clara hanya melihat
keberangkatan ibunya dari jendela. Seraya berdoa semoga apa yang dikatakan
ibunya itu menjadi kenyataan.
***
SMP SUKACITTA adalah salah satu SMP yang digandrungi
para pelajar didaerah tersebut. Meskipun terletak dipinggir kota, tetapi
sekolahan itu sangat tertib. Suasana disekolahan tersebut juga sangat nyaman
dan bersih. Guru-guru yang mengajar di SMP tersebut juga ramah-ramah, dan
sangat peduli kepada siswanya.
Hari itu seluruh wali murid sudah berkumpul di Aula
SMP SUKACITTA. Lima menit kemudian kepala sekolah beserta para guru datang
berbondong-bondong dengan membawa map warna merah. Pada hari tersebut kebetulan
seluruh siswa kelas IX dilarang kesekolah karena ditakutkan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan. Penjagaan oleh polisi juga sangatlah ketat, untuk
mengaja berjalannya pengumuman ujian tingkat SMP.
Pengumuman ujian segera dimulai, dengan diawali doa bersama.
Beberapa saat kemudian bapak kepala sekolah berpidato. Setelah bapak kepala
sekolah berpidato panjang lebar tiba saat yang paling mendebarkan bagi seluruh
orang tua/wali murid, karena Bapak Kepala sekolah akan mengumumkan keberhasilan
ujian nasional tahun ini. Bahwa terdapat satu anak yang mendapatkan peringkat
pertama parallel, dan terdapat 3 anak yang tidak lulus ujian. Dimana peringkat
pertama diraih oleh seorang anak
perempuan. Dan yang tidak lulus adalah 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Dari
pemberitahuan tersebut membuat para orang tua semakin cemas, dan ingin segera
tahu hasil dari pengumuman kelulusan tersebut.
“ bapak-bapak, ibu-ibu yang berbahagia tiba saatnya
saya akan memberitahu anda semua siapa yang mendapatkan peringkat pertama di
SMP SUKACITTA ini. Dia adalah ‘Clara Dhama Putri’.” Seru bapak kepala sekolah
dengan lantang.
Semua wali murid bertepuk tangan dengan gembira.
Kemudian bapak kepala sekolah juga menerangkan bahwa ada 3 anak yang tidak
lulus ujian karena nilai matematika yang tidak memenuhi syarat.
“Silahkan bapak atau ibu Clara maju kedepan untuk
mewakili Clara Dhama Putri!” perintah bapak kepala sekolah.
Semua mata tertuju pada ibunya Clara. Semua orang yang
berada diaula tersebut bertepuk tangan. Ibunya Clara sangat bahagia sekali.
Kemudian Bapak kepala sekolah memberikan sebuah ucapan selamat dan berjabat
tangan dengan ibunya Clara. Tak lupa bapak kepala sekolah juga memberikan
penghargaan. Karena Clara menjadi siswa dengan lulusan terbaik di SMP SUKACITTA
tersebut.
***
Sesampai dirumah ibu Clara langsung memberikan kabar
baik tersebut kepada Clara. Clara sangat senang sekali mendengar berita itu.
Tetapi dia juga bersedih dalam hati berkata “ apakah saya bisa lanjutin sekolah
yaa”. Tanpa ragu Clara bertanya kepada ibunya.
“buk besok Clara sekolah dimana?” Tanya Clara.
“ya terserah, tapi kalau disekolahan faforit bapak
kamu tidak mampu membiayayai sekolah.” Jawab ibu Clara.
“la terus gimana? Masa gak sekolah kan masih kecil??
hehehe”. kata Clara kebingungan sambil tersenyum kecil.
“cari biasiswa aja, kayaknya ada yang mau nyekolahin
tapi harus tinggal diCilacap sambil kerja, kamu mau? Tapi ibu kwatir.” Jawab
ibu Clara.
“ya gak papa yang penting bisa sekolah” jawab Clara
mantap.
“tapi ibu belum bisa melepaskan kamu sendiri Clara,
kamu masih kecil, belum tau dunia luar kayak apa… “ kata ibu.
“sambil belajar ibu, yang penting hati-hati dan tetep
sekolah, boleh ya buu..????????” jawab Clara.
“ya sudah besok tak bilang pamanmu, tapi hati-hati
ya!!” saran ibu.
“iya ibukuu” jawab Clara sambil memeluk ibunya.
Ibu sangat khawatir dengan Clara tapi apa daya Clara
ingin sekali melanjutkan sekolah sedangkan biaya tidak ada. Mau tidak mau Clara
harus mencari biasiswa agar dia bisa melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih
tinggi yaitu SMA atau SMK.
***
Keesokan harinya paman kerumah Clara. Kebetulan
pamannya adalah orang yang biasa mengurusi masalah biasiswa sekolah.
“mau sekolah dimana to?” Tanya paman Clara.
“ya dimana aja yang penting bisa sekolah dan gak
nganggur, katanya ada orang yang bersedia menyekolahkan. Siapa?” jawab Clara
senang.
“ya ada, dia adalah salah satu tokoh agama ternama,
namanya bu Heti. Tapi kalau kamu mau sekolah disana kamu harus tinggal
diCilacap dan membantu bu Heti bekerja di toko.” Jelas paman.
“ya udah paman gak papa, yang penting sekolah, hehe”
lanjut Clara.
“kamu yakin ???” Tanya paman.
“yakin sekali paman”. Jawab Clara.
Clara mengambil keputusan bahwa dia mau tinggal dimana
saja asalkan bisa sekolah. Kemudian Clara mengajak Ema temannya pergi ke Cilacap
dengan didampingi oleh pamannya. Ema merupakan teman Clara yang senasib dengan
Clara. Ema juga pengen sekolah tetapi biaya yang tidak ada.
***
Perjalanan kira-kira 5jam akhirnya sampai dikota
Cilacap. Sesampai disana mereka langsung menemui ibu Heti. Ibu Heti adalah
salah satu tokoh agama yang biasa memberikan bantuan sekolah kepada masyarakat
yang kurang mampu seperti Clara dan Ema.
“kalian benar
mau sekolah disini, apa kerasan? Mau sekolah SMA atau SMK?” Tanya bu Heti.
“iya bu, saya pinginnya SMK bu, biar bisa langsung
kerja nantinya.” Jawab Clara tanpa rasa ragu.
“kalau kamu?” Tanya bu Heti menunjuk Ema.
“iya sama bu” jawab Ema.
“ya sudah besok kalian lihat-lihat sekolah di tempat
mbak Dani sekolah ya. Sama mbak Dani juga, biar didaftarkan. Tapi kalau libur
sekolah harus bantu-bantu ibu di toko. Gimana mau gak?” penjelasan dari bu
Heti.
“iya bu.” Jawab Clara dan Ema bersamaan.
Setelah terjadi kesepakatan, bu Heti melihat hasil
ujian Clara dan Ema. Dan bu Heti menyarankan agar mereka sekolah di SMK saja.
Ini sangat sesuai dengan keinginan Clara dan Ema.
***
Hari berikutnya Clara dan Ema mengunjungi sebuah
sekolahan swasta. Mereka mendaftar disana dan diterima. Tetapi Clara tidak
begitu suka dengan sekolahan tersebut. Akhirnya mereka memutuskan untuk melihat
sekolah yang lain. Disekolahan yang kedua itu ternyata Ema tidak diterima
karena nilainya tidak memenuhi persyaratan, sedangkan Clara juga tidak diterima
karena keadaan fisik yang tidak memenuhi persyaratan.
Mereka berdua berbicara dengan ibu Heti. Dan mereka
memutuskan untuk pulang. Beruntungnya ibu Heti mengijinkannya. Keputusanpun
berada ditangan Clara dan Ema.
***
Empat hari berlalu dan sekarang Clara dan Ema dalam
perjalanan pulang. Sesampai dirumah Clara ditanya berbagai macam pertanyaan
oleh orang tuanya. Clarapun menjelaskan semuanya dengan rinci.
“gimana, jadi sekolah dimana?” Tanya ibu.
“gak tau bu, yang kemarin sekolahnya jelek banget
kog.” Jawab Clara.
“ya sudah terserah kamu saja besok mau gimana.” Kata
ibu sambil mengelus rambut Clara.
Saat itu Clara sangat binggung sekali. Dimana dia bisa
sekolah tanpa harus merepotkan orang tuanya. Malam itupun Clara tak bisa tidur.
Hanya bisa mondar mandir dan duduk termenung dikursi sambil berdoa agar
diberikan jalan yang lebih baik.
***
Matahari pagi yang begitu indah dan angin yang
menyejukkan menghiasi hati Clara yang sedang kebinggungan, gundah gulana. Clara
sangat ingin sekolah tetapi biaya yang tidak mendukung keinginan Clara.
Tepat pukul 08.00 datanglah seoarang laki-laki gagah
kerumah Clara dia bernama Roni. Dia menjelaskan bahwa ada sebuah yayasan yang
mau membiayai anak-anak sekolah yang notebenya kurang mampu tetapi berprestasi.
Atas bimbingan orang tua, Clarapun mengiyakan dan mau tinggal diasrama dengan
berbagai konsekuensinya asalkan bisa
lanjut sekolah lagi.
“dek mau sekolah dimana?” Tanya Roni.
“belum tau nie mas, emang ada apa mas?” kata Clara.
“ini aku lagi cari siswa yang mau sekolah yang berasal
dari keluarga kurang mampu tetapi berprestasi, tapi harus tinggal diasrama,
gimana kamu mau gak? Gratis kok.” Terang Roni.
“wahh asik tu, aku mau mas. Kapan bisa kesana?” jawab
Clara.
“ya secepatnya, tapi kamu juga harus mematuhi semua
aturan yang ada diasrama tersebut, jangan seenaknya sendiri. Apa kamu mampu
melaksanakan itu semua?” Kata Roni.
“oke, Clara siap dengan segala resikonya mas.” Kata Clara.
Sore harinya Clara dan ayahnya berangkat keasrama
tersebut meminta ijin kepada pengurus asrama bahwa anaknya akan tinggal disana.
Kedatangan Clara dan ayahnya tersebut disambut dengan baik oleh pengurus
asrama. Akhirnya Clara diterima diasrama dan dia disekolahkan disebuah SMA
ternama didaerah tersebut.
***
Hari-hari dilalui dengan sangat berat, karena selain
sebagai siswa SMA dia juga harus berperan sebagai anak asrama yang mana
kegiatan diasrama juga sangat melelahkan dan menguras pikiran serta tenaga,
belum lagi kalau ada permasalahan. Satu tahun berjalan Clara tinggal diasrama
dan pada saat Clara naik kelas XI SMA terdapatlah sebuah masalah besar yang
menimpa dirinya dan teman-teman diasramanya. Maka diputuskanlah untuk keluar
dari asrama dan berlanjut kost. Meskipun tidak tinggal diasrama lagi, Clara si
gadis kecil itu menjalani kehidupan dan sekolahnya dengan senang hati. Banyak
sekali masalah yang menimpa dirinya. Tetapi dia harus tetap tersenyum. Karena
tekad Clara untuk terus bersekolah mencari ilmu demi masa depan dan tidak mau
merepotkan orang tuanya.
***
Pada suatu hari terdapat seorang guru BP yang
mengadakan bimbingan dikelas-kelas. Kebetulan pada waktu itu guru BP masuk ke
kelas XII IPS.
“pagi anak-anak” sapa guru BP.
“pagi buu…” jawab anak-anak.
“pada kesempatan pagi hari ini, ibu akan membacakan
nama-nama siswa yang bisa mendaftar ke perguruan tinggi negeri melelui jalur
undangan. Berikut nama-nama siswa tersebut.” Kata guru BP.
Dari semua nama yang disebutkan oleh guru BP ternyata
nama Clara Dhama Putri tidak disebutkan. Saat itu Clara menerima kenyataan yang
begitu menyedihkan.
Hari selanjutnya guru BP memanggil siswa-siswa yang
berhal mengikuti jalur undangan. Clara sangat sedih karena dia tidak bisa
mengikuti jalur undangan yang disarankan oleh guru BP. Dia kebinggungan apa
mungkin dia bisa melanjutkan kuliah. Clara hanya bisa pasrah dan selalu berdoa.
***
Hari selasa yang begitu panas saat Clara dan
teman-temannya mengikuti mata pelajaran penjaskes dilapangan. Tiba-tiba ada
seoarang guru yang memanggil Clara.
“Clara, dulu kamu dapat biasiswa dari sekolah gak?”
Tanya bu Nani.
“iya bu, ada apa ya bu?” jawab Clara
“kamu bisa masuk perguruan tinggi melalui jalur
undangan dengan biasiswa. Mau diambil tidak?” kata bu Nani.
“beneran bu, dapat biasiswa?” jawab Clara seraya tidak
percaya.
“iya, ibu gak bohong Clara, tapi ini masih diseleksi
lagi melalui universitas yang kamu pilih.” Jawab bu Nani.
“oh ya bu, makasih ya bu.” Kata Clara dengan sangat
senang.
Hari itu Clara sangatlah senang karena dia terdaftar
sebagai salah satu siswa yang bisa masuk perguruan tinggi dengan jalur
undangan. Dia memberitahu kabar baik ini kepada ibunya. Orang tua Clara sangat
mendukung Clara.
***
Tiga tahun terasa begitu cepat. Saatnya Clara menempuh
ujian nasional. Karena ketekunan dan kegigihan Clara. Clarapun berhasil
melewati semua ujian dengan baik meskipun hasilnya belum tau tetapi dia sudah
berusaha dengan maksimal.
Seminggu Clara menunggu pengumuman ujian. Dia
sanagtlah takut dan khawatir dengan hasil nilai ujiannya.
“besok gimana ya bu nilaiku”. Kata Clara dengan
ibunya.
“ya berdoa aja semoga nilainya bagus kayak waktu SMP”.
Jawab ibunya
Siang malam Clara selalu berdoa. Dan saat pengumuman
kelulusan begitu terkejutnya dia ketika melihat hasil nilai ujiannya. Ternyata
terdapat nilai yang kurang pada mata pelajaran bahasa inggris. Kemudian
Clarapun menangis, dalam hati berkata “dengan nilai yang kurang tersebut apakah
bisa lolos seleksi perguruan tinggi?”.
***
Pada suatu malam salah satu teman Clara yaitu Rara
memberitahu bahwa Rara diterima diUniversitas Negeri Semarang. Saat itu Clara
panik sekali. Kemudian Clara minta Rara untuk membukakan pengumumam miliknya.
Ternyata Clara juga diterima di universitas negeri Semarang. Rara segera
memberitahu Clara.
“Clara kamu
diterima diuniversitas negeri Semarang jalur undangan nie, hehheeh bareng sama
aku. Selamat ya” begitu pesan Rara yang dikirim ke
Clara.
“kamu serius ra,
aku keterima??? Balasan untuk Rara.
“bener aku gak
bohong, kalau gx percaya buka aja sendiri hehheeh”
pesan dari Rara.
Tanpa membalas pesan Rara, Clara langsung memberitahu
kabar itu kepada ibunya. Clara dan ibunya sangat senang sekali.
***
Sebulan kemudian Clara membuka pengumuman dari
Universitas. Dan begitu senangnya ketika Clara diterima menjadi salah satu
mahasiswa yang mendapatkan biasiswa. Clara mengurus semua persyaratan yang
dibutuhkan dan Clara mengikuti berbagai macam kegiatan pendaftaran di
Universitas negeri Semarang. Sebuah cita-cita yang selalu ditekuni dengan niat
yang baik pastilah akan tercapai juga. Begitu dengan Clara yang sangat
berkeinginan untuk melanjutkan sekolah akhirnya kesampaian juga. Dia kuliah
disebuah universitas yang diidam-idamkan. Menjadi guru sekolah dasar yang
sangat dia inginkan sejak masih kecil, yaitu di universitas negeri semarang.
Kini semua sudah didepan mata. Tinggal bagaimana menjalaninya saja.
***
BIODATA PENULIS
Nama : Rita Niawati
Ttl : Temanggung,
11 September 1992
Alamat : Kemiri Rt O4/Rw
O3 Getas
Kaloran Temanggung
Motto : selalu berusaha yang terbaik dengan niat yg baik pula
Tulisan Terbit dalam Antologi Buku : Goresan Pena Melukis Rasa
terbit di Afsoh Publisher 2013
Peserta Workshop Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Mahasiswa PGSD Unnes
Isi Buku
* Hati Kardus Untuk Omen
* Kasih Tak Pudar
* Keabadian Cinta Tuk Selamanya
* Jarak
* Lorong Impian si Kecil Clara
* Ceritaku Ceritamu
* CInta Tidak Harus dipaksa
* Kupilih Jalan Terbaik
* Malam ini ...