-->

TULISANKU MEMBUATKU ABADI

| 2:24 PM |

 

Menulis, sebuah Komunikasi dan Ekspresi

Oleh: Murni Oktarina

Rinai hujan menemani langkah rindu ini yang tertatih. Kala malam kelam membisikkan kepedihan pada jiwa rapuh yang terpaku. Masihkah kemampuan mendalih menguntai setiap tetesan bulir bening yang kian letih? Tercampak menyandarkan keraguan dalam guratan wajah malam yang tengah merintih mengadu. Malam kini telah berganti dengan kesejukan embun pada dedaunan. Kelopak mawar melebar, menyambut mentari pagi yang berjanji mengoyakkan kepedihan. Tapi, lagi-lagi yang didapat hanyalah kekosongan mengelabui setiap desah penantian. Makin melebarkan luka yang menganga, membanjiri dengan lelehan panas lilin-lilin kematian.

Cukup…. Cukup…. Kukatakan sudah cukup pada terpaan angin yang membelai menghibur. Biarlah kurasakan terik matahari siang yang seolah menggugurkan segenap susunan harapan. Tak berani lagi membuka mata mencari pengharapan pada setiap inci jalan setapak yang berjamur. Kesadaran diri ini sudah sangat cukup melukiskan betapa dia di sana telah melupakan.

Sedikit tulisan di atas merupakan contoh lantunan sebuah perasaan yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Tak banyak orang yang mampu meluapkan perasaannya secara langsung lewat lisan dan berkata pada seseorang. Tapi, hampir semua orang memiliki kemampuan menuliskan setiap hal yang dirasakannya. Kenapa begitu? Karena menulis adalah ekspresi jiwa yang dapat dengan bebas dituangkan tanpa merasa akan bersalah atau tanpa ada rasa takut akan mendapat marah. Menulis, mencairkan kebekuan hati. Menenangkan pikiran kalut yang tengah bersarang. Juga tempat berkeluh kesah mengeluarkan setiap beban pikiran sekali pun itu yang terberat.

Bagi yang berprofesi sebagai penulis, menulis merupakan pintu rezeki. Bagi pendakwah, tulisannya dapat menjadi salah satu wadah untuk menjalankan dakwahnya. Bagi seorang motivator, tulisannya akan menjadi ajang yang dapat memotivasi para pembacanya, dan bagi saya, menulis adalah laksana komunikasi dengan diri saya sendiri tanpa takut diketahui oleh orang lain jika komunikasi itu mengganggu atau menimbulkan amarah. Dengan kata lain, keajaiban menulis bagi saya adalah saya dapat berbicara, berkomunikasi dan berekspresi dengan bebas hanya dengan kegiatan sederhana namun menghasilkan kepuasan yang dasyat, yaitu menulis.

***

Biodata Penulis

Nama: Murni Oktarina. Tempat, tanggal lahir: Palembang, 27 Oktober 1990. Berstatus mahasiswi dan administrasi bimbel kampus. Alamat di Jl. A. Yani Lr. Manggis No. 85 Palembang 30252. Dapat dihubungi melalui nomor HP: 08994455499, facebook: http://www.facebook.com/murni.dudidam.7?ref=tn_tnmn, dan e-mail: murnioktarina@ymail.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pelangi Aksara

Oleh: Nurul Rina Budiarti

Huruf demi huruf kurangkai menjadi sebuah kata. Kata demi kata kusulam menjadi sebuah kalimat. Kalimat demi kalimat kusatukan dalam peraduan paragraf. Mengalir begitu saja. Semuanya berkeliaran di luar kepalaku. Mencoba menggodaku untuk kutangkap, walau tak serapi keramik yang ditata di lantai rumah tetangga, walau tak seperti tatanan batu bata yang ditumpuk oleh tukang, namun kata-kataku tetap menjadi pelangi dalam imajinasiku. Imajinasi yang ingin selalu kutuang agar mereka bisa menikmatinya. Apa pun rasanya. Dengan menuangkan ide dalam bentuk menulis, semua serasa lepas dan bebas. Semua terasa ringan untuk dipikul. Seberat apa pun beban itu, semua akan kubagikan dengan yang lain. Seindah apa pun masaku, akan kubagikan, agar mereka bisa berbagi sepertiku, walau berupa tulisan.

Sidoarjo, 14 oktober 2012

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menulis Membuat Bangkit

Oleh: Irka Maharani

Seberapa berartikah menulis bagimu? Kalau bagiku, menulis adalah hal yang amat luar biasa. Ketika aku memiliki banyak permasalahan yang rumit, ketika aku merasa otak ini rasanya penuh sesak, aku selalu menulis. Menulis semua yang terasa membebani hidup, aku menuliskannya dalam selembar kertas.

Percaya atau tidak, permasalahanku terasa berkurang. Kalian mungkin tak akan percaya jika tak membuktikannya sendiri. Coba buktikan sekarang juga! Ambil selembar kertas dan sebuah pulpen. Sekarang, tuliskan semua hal yang menjadi permasalahanmu! Mulai dari permasalahan yang besar hingga permasalahan yang amat sepele. Setelah itu, coba lihat kembali seluruh daftar permasalahanmu. Terkadang saat itu aku merasa bodoh, karena hal yang terlalu sepele pun bisa menjadi beban buatku.

Setelah kalian menemukan hal-hal yang sebenarnya tidak pantas mengisi daftar permasalahanmu, segera coret dengan pulpen, rasakan perbedaannya pada dirimu. Aku yakin hatimu akan selangkah lebih baik. Dengan hati yang semakin yakin, teruskan langkah-langkah berikut ini. Urutkan semua daftar permasalahanmu mulai dari yang menurut kalian paling ringan hingga yang paling berat. Kemudian tuliskan permasalahan apa yang ingin kalian selesaikan terlebih dahulu dan jangan lupa menulis tahap-tahap kemungkinan penyelesaiannya.

Aku yakin, meskipun kalian belum bertindak apa pun terhadap permasalahan kalian, hati kalian pasti akan terasa lebih baik dan memiliki arah atas permasalahan itu. Kalian tidak akan merasa kebingungan lagi dengan apa yang akan kalian lakukan. Oh iya, buat kalian yang suka menulis diary, itu merupakan kebiasaan yang baik juga, mengungkapkan perasaan dengan menulis dapat membuat hati akan lebih tenang. Sebenarnya apa yang menjadi permasalahan kita kadang bukanlah sebuah masalah, yang menjadi permasalahan adalah reaksi kita terhadap masalah itu. Jadikan itu semua sebagai tantangan hidup. Ayo kita bangkit lagi dengan menulis!

***

 

Biodata Penulis

            Nama saya Irka Maharani. Saya tinggal di Ds. Sawentar RT 03 RW 01 Kanigoro-Blitar, Jawa Timur. Nomor HP saya 085645791689. Terimakasih.

                                               

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rencana yang Indah

Oleh: Veronica Gouw

Tak terbayangkan menjadi seorang penulis sebelumnya, bahkan saat pertama kali aktif di facebook. Hanya semata mengusir rasa jenuh yang kian menggelora. Ya, rasa bosan yang tak dapat kubendung. Satu-satunya tempat untuk mengusir rasa jenuh itu dengan bermain internet, browsing, atau sekedar update status via facebook.

Perjalanan pun dimulai dengan bergabung di dalam grup-grup kepenulisan. Mencoba menulis dan mengikuti event demi event. Walau sepertinya jalan terasa buntu. Tak satu pun tulisanku lolos, bahkan untuk masuk dalam antologi. Rasa putus asa mulai menggelayut. Menyerang tiada henti. Apakah aku memang tidak berbakat? Atau aku terlalu bermimpi besar? Rasanya tak mungkin menjadi penulis.

Sampai ternyata sebuah kejadian keajaiban menulis terjadi. Bergabung dalam grup kepenulisan Cendol Jakarta Universal Nikko. Aku mendapat tawaran menarik yaitu menulis novel komedi Bab 6. Karena itu merupakan  novel estafet yang ditulis oleh sembilan orang perempuan dan seorang laki-laki.

Keajaiban menulis pun terjadi, novel estafet pertamaku sudah beredar. Betapa aku senang sekali rasanya. Kini aku berhasil menjadi seorang penulis.

***

Nama asli: Veronica. Nama pena: Vera. Nomor HP: 08569873605. E-mail: v3ron1ca78@ymail.com

 

 

GENDAM NUSANTARA 919

Back to Top