Sunyi, sepi, semilir angin pun menghampiri serta suara jangkrik menemani Vina yang lagi berbincang-bincang sama irfan lewat telepon di teras rumahnya. Dengan tiba-tiba irfan ngomong, “ Aku rasa hubungan kita cukup sampai disini saja Vin”.
”apa Fan ?, apakah aku tidak salah dengar ?, tanya Vina.
“Tidak Vin, aku sadar mengatakan ini sama kamu. Aku rasa hubungan kita sudah tidak ada kecocokan lagi”, jawab Irfan.
”Aku rasa selama ini hubungan kita baik-baik saja, kenapa tiba-tiba kamu ngomong seperti ini”, jawab Vina.
Irfan pun berkata, “Maafkan aku Vin, tidak ada maksudku untuk menyakiti perasaanmu. Sekali lagi aku minta maaf.”
“Baiklah jika keputusanmu seperti ini, akan ku coba menerima semua ini walaupun itu berat bagiku”, Jawab Vina.(tidak terasa air mata Vina pun menetes)
Vina pun langsung menutup teleponnya. Dia merasa sedih dan tidak menyangka ini semua bakal terjadi.
Semilir angin pun datang dan begitu dingin, tetapi Vina belum beranjak dari tempat duduknya. Dia masih terbayang-bayang kejadian indah saat bersama Irfan sambil menangis.
Keesokan harinya Vina berangkat ke kantor seperti hari-hari biasanya. Dia mencoba untuk kuat menghadapi ini semua. Sebelum berangkat dia sarapan bersama dengan orang tuanya. Terjadi percakapan kecil antara mereka.
“Vin, Irfan mana jam segini kok belum jemput kamu ?”, tanya ayahnya.
“Mungkin mulai hari ini dan seterusnya Irfan tidak akan menjemput Vina lagi yah “, jawab Vina.
“Kenapa Vin ? apa kamu lagi ada masalah dengan dia?”, tanya ayahnya.
“Sebenarnya Vina dan Irfan sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Dia yang memutuskan ini semua yah”, jawab Vina.
(Ayah dan Ibunya pun terkejut)
“Sabar ya nak, mungkin ini jalan terbaik untuk kamu. Allah pasti sudah menyiapkan orang yang lebih baik dari dia”, kata ibunya.
“Terimakasih ayah, ibu. Vina pamit dulu ya. Assalamu’alaikum”, jawab Vina.
Kurang lebih 15 menit Vina sampai kantor. Dia bertemu Tari yaitu teman baik Vina, teman yang selalu ada saat Vina senang maupun sedih.
Tari pun bertanya pada Vina,”kenapa kamu Vin kok wajahmu terlihat sedih begitu tidak seperti biasanya ?”
“Nanti saja pas jam makan siang aku ceritakan semuanya Tar”.
Tiba-tiba datang atasan Vina yaitu bapak Aldi dan memberitahu dia bahwa nanti jam 9 ada meeting. Dalam kantor tersebut Vina bekerja sebagai sekretaris bapak Aldi.
Tiba waktunya untuk meeting. Vina bergegas menuju ruang pertemuan. Saat meeting berlangsung Vina melamun dan tidak mendengarkan apa yang dibahas bapak Aldi dengan teman meetingnya. Vina melamun serta memikirkan kejadian tadi malam. Dia masih terbayang- bayang dengan wajah Irfan. Pak Aldi memanggilnya berkali-kali tapi Vina tidak menjawabnya. Ekspresi kesal terlihat pada wajah atasannya tersebut. Usai acara meeting tersebut Vina dimarah-marahi atasannya. Atasannya merasa kecewa dengannya, hari ini Vina tidak seperti biasanya. Setelah terjadi percakapan banyak antara mereka, akhirnya Vina dimaafkan atasannya atas kejadian tadi, tapi dengan syarat jika itu terjadi lagi tidak segan-segan gajinya akan dipotong.
Waktunya untuk makan siang, Vina mengajak tari untuk makan siang ditempat seperti biasa. Sambil mereka makan siang mereka ngobrol-ngobrol. Tari mulai menanyakan apa yang dijanjikan Vina tadi pagi. Vina mulai menceritakan panjang lebar apa yang dialami dia tadi malam. Tari pun merasakan kesedihan apa yang dialami Vina. Dia mencoba menghibur Vina dan memberikan motivasi-motivasi agar dia tidak sedih lagi.
“Udah Vin jangan dipikirin lagi itu hanya akan membuatmu sedih terus, masih banyak laki-laki di luar sana yang lebih baik dari dia”, kata Tari.
“Terimakasih Tar udah mensupport aku untuk menghadapi ini semua. Kamu benar-benar sahabat terbaikku”, jawab Vina.
“Iya sama-sama. Udah-udah ayo kita lanjutkan dulu makannya”, kata Tari.
Setelah itu mereka kembali bekerja.
Waktu sudah menunjukkan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang tiba-tiba turun hujan.Vina dan Tari segera berlari untuk mencari tempat yang teduh. Saat mereka masih berlari datang sebuah mobil dengan kecepatan tinggi yang hampir saja menabrak mereka berdua. Mereka berdua jatuh sehingga siku tangan Vina pun lecet. Mobil tersebut berhenti tetapi orangnya tidak keluar. Di dalam mobil tersebut ada seorang laki-laki dan perempuan. Mereka adalah Rifal dan Astrid.
Rifal berkata,”Bagaimana ini Trid ? kita harus turun untuk menolong mereka”.
“Jangan fal, dibelakang ada orang yang berdatangan untuk menolongnya. Gimana kalau kita nanti malah dikeroyok mereka. Ayo kita pergi saja. Cepat fal setir mobilnya, mereka mulai kesini. Cepat...”, jawab Astrid.
Mereka pun langsung kabur begitu saja.
Keesokan harinya Vina berangkat kerja seperti biasanya. Di tengah perjalanan ada seorang ibu-ibu dirampok. Ibu tersebut jatuh. Vina mengejar preman tersebut. Dia memukul preman tersebut dari belakang dan dia berhasil meraih tas ibu tadi.
“Ini bu tasnya, ibu gak apa-apa ?”, tanya Vina.
“ini cuma lecet-lecet aja dek, terimakasih ya dek”, jawab ibu tadi.
“Saya antar pulang aja ya buk”.
“Tidak merepotkan dek ? nama kamu siapa dek ?”, tanya ibu.
“Tidak bu, nama saya Vina, ayo saya antar saja sampai rumah ibu”.
Vina memberhentikan taksi yang sedang lewat untuk mengantar ibu tersebut.
Sesampainya di rumah ibu tersebut dia melihat mobil dan plat nomornya sama dengan plat nomor mobil yang menyerempet dia tadi malam. Dia lalu bertanya pada ibu tersebut, ternyata itu adalah mobil anaknya. Dia menceritakan kejadian semalam kalau anaknya yang menyerempet dia saat pulang kerja dan tidak bertanggung jawab atas hal itu. Ibu tersebut langsung kaget. Dia langsung memanggil anaknya.
“Ceritakan pada ibu apa yang terjadi semalam fal”, tanya ibunya.
Rifal langsung menjelaskan apa yang terjadi semalam.
“Cepat minta maaf padaVina”, suruh ibunya pada Rifal.
“Vin aku minta maaf ya atas kejadin semalam. Aku tidak sengaja melakukan itu. Sebenarnya aku sudah mau menolong kamu tetapi Astrid langsung ngajak pergi takut kalau orang-orang yang menolong kamu akan ngeroyok kita sehingga kita memutuskan untuk kabur saja”, ujar Rifal.
“Karena kamu sudah terus terang, ya udah aku maafkan”, jawab vina.
Ibu Rifal berkata, “Terimakasih ya nak Vina sudah memaafkan Rifal. Fal, ibu tadi hampir saja dirampok, untung ada Vina yang menolong ibu. Dia berhasil mengambil tas ibu dari perampok tadi”.
Vina minta pamit pada ibu tadi karena dia harus segera ke kantor. Dia sudah terlambat 1 jam. Setelah ditanya ibu Rifal, ternyata Rifal dan Vina satu kantor. Ibunya menyuruh mereka berangkat bersama ke kantor.
Sesampainya di kantor Vina dimarahi atasannya karena sudah terlambat 1 jam dan sebentar lagi ada meeting. Rifal menjelaskan bahwa Vina tadi bersamanya. Bosnya Vina pun memakluminya dan tidak membantah apa-apa karena Rifal adalah wakil direktur dari perusahaan tersebut. Vina pun baru mengetahui kalau wakil direktur yang baru dari perusahaan tersebut adalah Rifal. Mereka semua melanjutkan pekerjaan lagi.
Sore menjelang, Rifal ditelfon ibunya dia disuruh mengajak Vina ke rumahya untuk makan malam bersama sebagai tanda ucapan terimakasih tadi.
Saat mau pulang Rifal menghampiri Vina yang sedang berjalan bersama Tari dan mengajak dia kerumahnya. Rifal mengatakan pada Vina bahwa ibunya mengajak dia makan malam bersama sebagai tanda ucapan terimakasih. Vina pamit dulu pada Tari baru pergi sama Rifal.
Dalam perjalanan pulang menuju rumah Rifal. Astrid yaitu pacarnya menelfon Rifal kalau dia akan kerumahnya. Setibanya di rumah Rifal mereka berdua disambut ibunya dan langsung diajak ke ruang makan.
“Ayo nak Vina, Rifal silahkan dinikmati makanan yang udah ibu siapkan, ini semua ibu yang masak lho”, kata ibu Rifal.
Tiba-tiba pacarnya Rifal datang, ekspresi ibunya kelihatan tidak suka pada Astrid. Walaupun Astrid ke situ membawakan kue untuk ibu Rifal tetapi tetap saja ibunya tidak suka pada dia. Astrid terus mencoba untuk mendapatkan simpati dan mencari perhatian dari ibu Rifal tetapi tidak berhasil juga. Justru ibu Rifal memberikan perhatiannya pada Vina. Itu membuat Astrid merasa jengkel dan dia pun langsung pulang.
“Udah Vina, Rifal jangan hiraukan dia, ayo kita makan lagi. Oh iya Vin minggu depan ibu kan mau ngerayain ulang tahun, kamu datang ya”, kata ibu Rifal.
“Iya saya usahain untuk datang bu”, jawab Vina.
Tiba-tiba ibu Vina telfon dan menyuruhnya pulang.
Vina pamit pada mereka,dan mengucapkan banyak terimakasih atas semua ini.
Keesokan harinya, sampai di kantor dia diberi tahu bosnya bahwa ada tugas ke luar kota. Dia ditugaskan ke luar kota bersama Rifal selama dua hari.
Hari pertama di sana mereka mulai melakukan tugasnya. Mereka terlihat kompak dan sangat menikmati tugas tersebut. Saat Vina terpeleset dan hampir jatuh Rifal menolongnya.
“Terimakasih fal, sudah menolong saya”, kata Vina.
“Iya sama-sama, lain kali hati-hati ya”, jawab Rifal.
Malam mulai terasa dingin, mereka mulai untuk beristirahat.
Tugas untuk hari kedua sudah terselesaikan. Rifal dan Vina mengemasi barang bawaan mereka ke mobil untuk segera pulang ke Jakarta. Ketika memindahkan barang ke mobil tidak sengaja Rifal memegang tangan Vina dan saat itu mulai tumbuh benih-benih cinta di antara mereka. Tiba-tiba Astrid pacarnya Rifal datang dan melihat kejadian tersebut. Astrid pun langsung marah-marah pada Vina dan menuduh Vina yang salah, menuduh kalau dia cewek ganjen dan lain-lain. Vina merasa harga dirinya diinjak-injak dengan perkataan Astrid seperti itu pada dia.
“Apa-apaan kamu Trid, ngomong yang tidak-tidak pada Vina. Aku kecewa sama kamu, kamu ngomong seperti itu. Jangan asal ngomong kalau belum tahu kebenarannya”, kata Rifal.
“Aku ngomong fakta fal, apa yang salah ? buktinya seperti itu”, jawab Astrid.
Vina langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua. Vina memberhentikan taksi untuk pulang ke rumahnya, tidak jadi pulang bareng Rifal.
Sesampainya Vina di rumah, tidak lama kemudian Rifal dan Astrid juga sampai di rumah Vina. Rifal menyuruh Astrid untuk minta maaf atas kejadian tadi. Astrid pun minta maaf tapi dengan rasa terpaksa.
Hari itu hari libur, Vina dan Tari pergi ke mall. Mereka belanja baju dan lain-lain. Tidak sengaja mereka melihat Astrid lagi jalan sama mantan pacarnya Vina yaitu Irfan. Vina dan Tari mengikuti mereka berdua dan mencari tahu ada hubungan apa antara mereka berdua. Ternyata mereka berdua pacaran. Vina pun shock mengetahui itu, dia baru sadar kalau Irfan meninggalkannya ternyata Irfan sudah menjalin hubungan dengan Astrid.
Vina menghadiri pesta perayaan ulang tahun ibunya Rifal. Ketika acara hampir selesai dia menjelaskan pada Rifal dan ibunya tentang Astrid. Tetapi Astrid tetap mengelak kalau dia tidak bersalah. Dia justru membalikkan fakta dan menuduh Vina memfitnah dia. Rifal dan ibunya percaya pada Astrid karena Vina tidak membawa barang bukti kalau Astrid itu salah.
“Aku tidak menyangka ya Vin, kamutega berbuat itu pada Astrid. Ternyata selama ini penilaianku salah terhadapmu”, Kata Rifal.
“Ibu juga tidak habis pikir kamu tega ngelakuin ini Vin”, Kata ibu Rifal.
“Ibu, Rifal apa yang saya katakan ini benar, saya tidak berbohong. Tolong ibu, Rifal percaya sama saya. Yang dikatakan astrid itu tidak benar”, jawab Vina. (mata Vina pun sudah berkaca-kaca)
Astrid merasa senang melihat semua itu.
Ketika di kantor, Vina berpapasan dengan Rifal. Vina mencoba menyapanya tetapi dibiarkan begitu saja oleh Rifal. Ketika bertemu lagi Vina masih mencoba untuk menyapanya, Rifal pun tetap cuek padanya.
Siang itu Rifal dan Astrid pergi ke restaurant untuk makan siang. Setelah memesan makanan Rifal pergi ke toilet. Setelah dari toilet dia mendengar Astrid telfon dengan seseorang. Di mencoba nguping pembicaraan Astrid di telepon. Rifal baru sadar kalau yang dibicarakan Vina kemarin itu benar.
“Ooo... jadi selama ini yang kamu cari dari aku hanya mengincar hartaku saja, dasar cewek matre. Sekarang kita putus”, kata Rifal.
Astrid pun langsung kaget dan tidak bisa berkutik lagi.
Dengan segera Rifal langsung menuju rumah Vina dan meminta maaf akan hal itu. Tetapi saat itu Vina tidak ada di rumah. Kata ibu Vina, Vina sekarang lagi berkunjung ke rumah neneknya di daerah Cirebon. Rifal meminta alamatnya dan langsung pergi ke sana. Rifal berusaha keras mencari alamat itu sampai ketemu, karena dia merasa bersalah sekali sama Vina. Tidak lama kemudian dia berhasil menemukan alamat tersebut dan bertemu Vina di sana.
“Vin, maafkan aku ya. Ternyata aku salah, aku sudah percaya pada omongan Astrid. Sekarang aku sudah tahu semuanya”, kata Rifal.
“Syukurlah kalau kamu sudah tahu semuanya”, jawab Vina.
Akhirnya mereka baikan lagi. Kurang lebih selama satu minggu setelah baikan mereka menjadi pasangan kekasih.
BIODATA
Nama : Nelly Rahmawati
TTL : Pati, 28 Oktober 1994
FB : Nelly Rahmawati
Alamat : Ds. Tlogorejo, RT 02, RW 01, Winong, Pati
Motto Hidup : Berdoa tanpa usaha bohong, berusaha tanpa berdoa itu sombong.
KELOMPOK 11 MAHASISWA UNNES -