11.
Menulis di Setiap Kesempatan
Tulisan ini adalah buah karya ide
istri saya ketika melihat draf tulisan saya dengan tema berbeda-beda, dengan
penuh kasih istri saya mengelompokkan tulisan terakhir di buku saya dan
menjadikannya dalam satu bab.
11.1.
Menulis Empat Paragraf
Menulis Empat Paragraf diawali
dengan paragraf pertama yang berisi pembukaan tulisan, salam apa kabar dan
pengantar kalimat sebelum menginjak paragraf kedua, ketiga dan keempat.
Paragraf pertama bisa berisi beberapa kalimat yang mengalir santai di dalam
benak Anda. Sebelum Anda memulai paragraf pertama, Anda bisa menempatkan quote di bawah judul tulisan atau quote yang berada di tengah-tengah
tulisan.
“Menulis dengan hati, lalu perbaiki
dengan pikiran”
Selesai dengan paragraf pertama,
pada paragraf kedua Anda bisa mulai memaparkan hal-hal yang cukup teknis atau
berupa pertanyaan-pertanyaan teknis menyangkut pokok bahasan yang Anda
sampaikan. Seperti dengan bertanya mengapa ada paragraf yang berisi pertanyaan-pertanyaan?
Bagaimana cara mendesain pertanyaan yang efektif? Dan sebagainya dengan
menggabungkan kata tanya lain seperti dimana, kapan, bagaimana, berapa lama dan
lain-lain.
Paragraf ketiga bisa diisi dengan
kalimat yang merupakan jawaban-jawaban dari pertanyaan di paragraf kedua. Contohnya
desain pertanyaan tersebut merupakan cara atau urutan yang saya gunakan untuk
memancing kreatifitas dalam menulis suatu topik bahasan. Banyaknya kata tanya
bergantung pada seberapa dalam kita ingin membahas suatu topik bahasan. Jawaban
yang ada bisa singkat, sederhana atau panjang dalam sebuah uraian ilmiah dengan
metode tertentu.
Pada paragraf keempat, paragraf ini
dapat diisikan kalimat kesimpulan dan arahan, apa yang bisa dilakukan pembaca
dengan mengetahui suatu pemaparan solusi yang kita tawarkan pada paragraf
ketiga. Arahan tersebut bisa sebuah ide baru atau hal-hal yang sudah ada yang
bisa kita kaitkan dengan topik yang kita bahas. Arahan dari seorang tokoh yang
sangat kompeten di bidang tersebut. Tergantung pada bidang apa yang sedang Anda
bahas, jika bidangnya olimpiade mata pelajaran fisika maka tokoh yang Anda
hadirkan yaitu Pak Yohanes Surya misalnya.
Cara menulis empat paragraf ini awalnya saya praktekkan ketika menulis
artikel di blog gratisan saya: wordpress.com. Kemudian tulisan tersebut saya
kembangkan dengan beberapa tambahan penting lainnya ketika mulai serius menulis
sebuah buku yang sedang anda nikmati ini. Cara ini adalah sebuah pilihan saja,
karena masing-masing orang memiliki caranya sendiri dalam menulis. Cara ini
sebagai cara awal bagi pemula yang ingin menulis sesuatu secara detail dan
berurutan.
Membahas tentang paragraf pertama
yang berisi quote, kita bisa mengambil quote dari kitab suci seperti Alquran,
Hadits, Ucapan pengarang hebat, kalimat favorit seorang tokoh. Tokoh tersebut
bisa dari kalangan manapun yang memperkuat karya tulis Anda. Selain quote,
kata-kata bijak bisa dimasukkan sebagai pembuka sebuah tulisan. Bahkan Anda
sendiri boleh membuat quote yang memang original hasil olah pemikiran Anda
sendiri, seperti yang saya buat pada buku pertama saya :
Sejauh Anda pergi, sejauh itulah cerita Anda.
Quote
tersebut saya munculkan sebagai pemanis dan kalimat pembuka. Dan pada buku-buku
motivasi yang saya baca, saya menjumpai bahwa selalu ada kalimat awal yang
ditulis miring sebagai gambaran awal yang saling berhubungan dengan topik yang
dibahas. Membahas tentang paragraf pertama tentang quote, saya mendapati seorang
sahabat yang mengatakan bahwa: Jangankan empat paragraf, untuk menulis satu
paragraf saja sudah ngos-ngosan.
Betul sekali, itu adalah tahap awal
yang mesti dilalui penulis awal. Saya juga mengalami hal itu, mau dimana
memulainya. Ada satu keajaiban yang ingin saya bagi di sini bahwa ketika
penulis sudah mampu menyelesaikan buku pertamanya maka ide untuk menulis
judul-judul buku baru muncul begitu saja. Bahkan judul itu bisa sangat beragam,
bisa saling berhubungan atau tidak berhubungan dengan buku pertamanya.
Keajaiban itu bermula dari empat
paragraf yang Anda tuliskan. Kemudian empat paragraf tersebut membesar menjadi
empat kuadrat paragraf, lalu menjelma lagi menjadi enambelas kuadrat dan
seterusnya sehingga jadilah buku Anda banyak paragraf. Keajaiban empat paragraf
bisa kita terapkan pada bidang apapun yang ingin ditulis dan dijadikan buku.
Selamat mencoba mempraktekkan ilmu sederhana ini. Mulai dengan empat paragraf.
Beberapa hari kemudian saya berpikir
ulang, bagaimana jika saya menulisnya tidak harus empat paragraf seperti yang
saya jabarkan di atas? Tentu saja jawabnya adalah boleh. Misalnya dengan
memilih menuliskan kisah-kisah yang menginspirasi. Saya pernah membaca kisah
ini, entah darimana sumbernya, kalau tidak salah berasal dari majalah anak-anak
yang bertutur tentang Abunawas atau dari buku KH Abdurrahman Arroisy, entahlah
saya lupa. Bagi yang tahu sumbernya, Anda boleh memberitahu saya dan saya akan
sangat berterimakasih, kisah tersebut adalah kisah tentang Bintang. Berikut ini
kisahnya :
Bintang itu Kecil,
Besar, Besar Tapi kecil
Syeich Abunawas bersama para muridnya yang sedang belajar d
forum terbuka sehingga siapapun boleh mengikuti. Dan suatu hari ada orang yang
bertanya :
” Guru, bintang itu kecil apa
besar?”
“Bintang itu kecil”, jawab Syeich Abunawas. Dan yang bertanya
pun pulang dengan yakin atas jawaban sang Guru.
…………
Esok Harinya ada lagi orang lain yang bertanya, ”
Master Abunawas Bintang itu kecil apa besar?”
Sejenak Abunawas Berpikir lalu
menjawab, “Bintang itu besar .”
………………
Di hari berikutnya, Abunawas ditanya hal yang sama. Dan di
hadapan murid-muridnya Beliau menjawab, ” Bintang memang besar tapi kecil,”
dan yang bertanya manggut-manggut paham. Murid-murid bingung dengan
jawaban Gurunya yang tidak konsisten. Maka salah seorang muridnya bertanya
, ”GURU KENAPA JAWABANNYA BEDA-BEDA?”
Maka dengan arif sang Guru menjawab, “Murid-muridku yang
cerdas, bintang itu sebenarnya satu, tapi kenapa ada tiga jawaban?
Karena TIAP-TIAP JAWABAN HARUS MENYESUAIKAN DENGAN ORANG YANG
BERTANYA, YANG SESUAI DENGAN BAHASA YANG DIA MENGERTI. Jelasnya begini :
1. Bintang itu kecil :
Bintang itu kecil bagi anak-anak kecil, bagi anak-anak
TK, yang memandang segala sesuatu apa adanya, yang memandang bintang
dengan keterbatasan akalnya, “bintang kecil di langit” Cukup jelaskan bintang
kecil di langit yang biru dst……
2. Bintang itu besar :
Bintang itu besar bagi orang yang berpengetahuan,
Logikanya begini: Bagaimana mungkin benda yang kecil di kejauhan bisa terlihat.
Karena besarnya dan terletak jauh maka bintang kelihatan mengecil. Perhatikan :
Orang yang berjalan, kapal yang berlayar, lama-kelamaan akan mengecil begitu
menjauh dari kita padahal sebenarnya kapal tersebut tidak sekecil itu.
3. Bintang itu memang besar
tapi kecil.
Bintang itu memang besar seperti yang diyakini ahli
pengetahuan, namun sebesar-besarnya bintang paling besar, bintang Tetap
KECIL DI HADAPAN ALLAH SWT (Bagi pribadi yang Ma`rifat akan kekuasaan
Allah).
Mendengar jawaban Guru yang
bijak, para murid semakin yakin bahwa :
1.
Tanpa pengetahuan, manusia menjadi buta,
berbuat, bicara, melihat, hanya apa adanya . Tak Mampu melihat ada apa dibalik
semua kejadian.
2.
Pengetahuan tanpa iman, membuat
manusia yang tahu (ilmuwan) tersesat dalam kebenaran ilmu pengetahuannya, TANPA
MAMPU MENEMUKAN KEKUASAAN ALLAH
3.
Iman atau agama memiliki kedudukan
tertinggi dalam memecahkan semua persoalan di bumi. Dengan Iman, bersama ALLAH
apa yang tidak mungkin.
ALLAAHU AKBAR !!!
11.2.
Menulis kesederhanaan
Sebelum membahas teknik menulis itu
sederhana, saya akan kupas tentang jaminan 103% yang pasti terbit. Jaminan
tersebut diberikan oleh para penerbit buku online yang disebut POD (Print On
Demand). Para self publishing tersebut berjanji menerbitkan karya Anda tanpa
ditolak. Self Publishing bertebaran di
internet dan disambut antusias oleh penulis pemula yang sangat rindu menerbitkan
sendiri karya mereka ~ karya yang sederhana~. Karena apabila penulis pemula itu
memasukkan naskahnya ke penerbit offline, ada banyak prosedur yang harus
dilalui sampai karyanya betul-betul terbit.
Teknik menulis kesederhanan ini
sesederhana menuliskan catatan hutang Anda di warung Rujak Cingur atau Warung
Nasi Pecel Suroboyo yang Anda temui di ujung gang tempat Kontrakan Anda.
“ha ha ha .......saya bercanda”.
Saya bercanda menuliskan catatan
hutang di warung pojok gang karena apabila Anda tinggal di komplek perumahan
elite, jangan harap Anda temukan penjual Rujak Cingur yang berbentuk warung
sederhana dengan petis spesial dari Sidoarjo.
Baiklah, saya akan serius menuliskan
tentang cara menulis dengan sederhana. Untuk memulai tulisan, dapat dimulai
dengan menuliskan perasaan kita. Rasa apapun bisa senang, sedih, sudah,
gembira, bahagia atau rasa kangen. Contoh rasa kangen kepada makanan kesukaan
saya, maka saya tulis tentang makanan Rujak Cingur Suroboyo yang lezat dengan
judul : Kerinduan ini Terobati sudah.
Terobati
sudah rasa kangenku ini ketika aku menyantap Rujak Cingur Suroboyo seharga Rp
8.000 per porsi. Meskipun aku tidak bisa pulang ke Surabaya, bisa menyantap
rujak cingur ini merupakan kenikmatan yang tiada tara. Lalu aku bertanya pada
penjualnya, “Mengapa namanya Surabaya? apakah penjualnya atau nama_makanannya?”
“Dua-duanya
dari Surabaya, baik makanan dan orangnya,” jawab sang penjual.
Untuk
menulis, ya menulis saja. Biar saja orang mengkritik EYD Anda salah atau tata
bahasa Anda tak karuan atau mereka mengira Anda bukan orang sekolahan,
ahhh… Sudahlah, abaikan. Satu yang pasti: menulis itu sederhana, sesederhana
istri Anda yang menyapu lantai rumah sedangkan Anda menuliskan kalimat ini di
blog wordpress.
Dalam kesederhanaan menulis, jangan
dibuat sulit oleh aturan-aturan yang hanya ditemui di bangku-bangku kuliah,
seandainya memang ada peraturan seperti itu. Saya tidak pernah tahu pasti
tentang standarisasi menulis itu, sebab saya pernah mengikuti workshop “Menulis
Buku Best Seller” bersama OOM Frans (Frans M Royan): yang diajarkan adalah
menulis saja. Menulis dengan metode Rumus DA VINDI, Rumus 10-8-4-2 silahkan
baca bukunya- buku yang inspiratif.
Menulis
dengan gaya berbeda bisa Anda lakukan, seperti yang dilakukan pengerang best seller
yang demi menulis menyewa Ruko, lalu pergi pulang menulis di Ruko
tersebut. Tanyakan kepada Abdurrahman el Sirazi – penulis Ayat-Ayat Cinta.
Tepatnya, menulis kesederhanaan juga bisa
menjadi pilihan yang lain dalam menulis. Mengutip kata-kata ” Jadilah dirimu
sendiri.” Bisa dipraktekkan dengan jadilah dirimu sendiri dalam gaya
kepenulisanmu yang sederhana. Tidak peduli tulisanmu itu offline atau online.
Entah tulisanmu dalam bentuk buku atau dalam format pdf yang disimpan dalam CD
yang dikomersilkan dengan segala macam cara marketing.
Menulis secara sederhana bisa dilakukan dengan menulis secara terus
terang tanpa kebohongan atau bahasa yang berbunga-bunga, ijinkan saya
menyebutnya : Menulis dengan Telanjang.
Aha!!!!
Anda baru saja mendapatkan cara baru dalam menulis, yaitu menulis dengan
telanjang, seperti yang saya praktekkan. Untuk memaknai menulis dengan
telanjang (MDT): silahkan Anda gunakan kejeniusan anda dalam memanfaatkan
keilmuan atau keterbatasan pengetahuan bahwa mungkin saja saya menulis tulisan
ini dalam keadaan telanjang – tanpa busana sama sekali.
Tetapi bukan itu yang saya maksudkan, maksud saya adalah menulis secara
sederhana dengan lugas dan terus terang tanpa kebohongan.
Yupz!!!!
Menulis dengan telanjang (MDT) apabila kita bahas dari sudut pandang apapun
akan terasa menarik dan kesimpulan yang didapatkan akan mengarah kepada judul
tulisan di atas :
Menulis_itu_sederhana.
Seperti puisi lokal yang pernah saya tulis :
Hidup ini
sederhana,
Menulis juga sederhana,
Hidup ini Mudah, Menulis juga mudah
Semudah membalikkan telapak tangan
Para penulis yang ada, yang sekarang
tulisannya berserakan di Gramedia, Uranus, Togamas dan toko buku lain: adalah
penulis yang berdedikasi dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk menulis
dengan sederhana.
Teknik ini saya tulis ulang, saya
revisi dari buku saya yang pertama yang terbit, buku itu berjudul 33 cara
merevolusi hidup. Diantara cara merevolusi hidup tersebut adalah dengan
menulis. Dan tulisan ini ada di bagian kedua pada praktek menulis.
Praktek menulis sederhana apabila
dikaitkan dengan waktu, bisa Anda lakukan dengan mengalokasikan waktu per hari
20 menit untuk menulis. 20 menit sudah cukup sebagai komitmen Anda
menyelesaikan karya demi karya Anda untuk menebar manfaat kepada siapa saja
yang bisa Anda jangkau dengan hasil karya Anda. Sentuhan karya hebat seperti
para penulis dunia yang karyanya telah diterbitkan dalam berbagai bahasa di
dunia dan menjadi koleksi wajib para pecinta buku. Sungguh luar biasa.
20 menit sebagai waktu minimal yang
Anda sediakan untuk menulis, bisa 20 menit pagi hari sebelum berangkat kerja,
bagi karyawan bisa mengalokasikan 20 menit saat istirahat makan siang, atau 20
menit usai jam pulang kantor, 20 menit sebelum istirahat malam hari. Bahkan ketika
Anda memiliki waktu luang sekalipun, berhentilah sejenak setelah 20 menit
menulis sekedar minum air putih, berdiri dari tempat duduk Anda, jalan-jalan ke
sekitar atau menjawab sms, melakukan senam otak untuk mengatasi kejenuhan dan
kelelahan menulis dan mencurahkan semua ide yang Anda punya.
Gerakan-gerakan senam otak secara
keseluruhan bisa dimanfaatkan untuk mendukung selesainya buku Anda secara Asyik
dan menggembirakan, di topik sebelumnya telah saya paparkan gerakan senam otak
tersebut.
11.3.
MISI itu Menumpahkan Isi Hati
Betapa indahnya menumpahkan isi hati
dan mewujudkan dalam sebuah karya tulis. Dengan MISI ini maka sebuah karya
tulis memiliki ruh, punya jiwa serta makna yang jauh dari kekosongan. MISI itu
pula yang membentuk gaya kepenulisan
Anda. Langkah menumpahkan isi hati adalah hal yang sangat mudah dilakukan oleh
siapapun termasuk penulis pemula seperti saya ini.
Mencurahkan isi hati dengan tulus
bukan menumpahkan isu yang bersumber dari hati yang kotor. Bukan Menulis sebuah
karya yang menimbulkan keresahan dan kemarahan suatu kaum karena tulisannya
menghina dan meremehkan golongan lain. Saya sangat tidak merekomendasikan
tulisan jahat seperti itu, betapapun hebatnya inspirasi jahat itu. Mari menulis
dengan MISI yang dilandasi kejernihan hati, lurusnya niat, serta menebar
manfaat seluas-luasnya bagi sebanyak-banyaknya manusia.
Bahasa bukan menjadi kendala bagi
kepenulisan karya terbaik, sebab karya terbaik yang fenomenal akan diterbitkan
dalam berbagai bahasa di penjuru dunia sehingga bisa menyentuh siapapun bahkan
melewati beberapa generasi kehidupan. Contoh karya luar biasa yang sampai
sekarang masih bisa kita jumpai di toko buku adalah karya DALE CARNEGIE yang
berjudul How to Win friends and Influence
people, bagaimana memenangkan kawan dan mempengaruhi orang lain. Karya DR.
David J Scwarth : Berpikir dan berjiwa besar.
Dua buku tersebut merupakan bukti
bahwa karya terbaik selalu dibaca dan
menjadi referensi dari generasi ke generasi.
Pelajarannya adalah kita bisa meninggalkan sesuatu yang abadi bahkan
ketika kita sudah tidak ada di muka bumi ini.
Di bagian ini saya contohkan tentang
MISI, perihal dua buku yang saya sebuat di atas, bahwa saya membeli dua buku
itu bukan karena saya anggota multi level marketing yang mewajibkan anggotanya
baca buku tersebut. Saya membeli buku tersebut karena saya suka membaca dan
berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri. Kabar baiknya, sekarang saya
menulis buku sebagai bukti perkembangan diri saya yang semakin bagus.
Contoh lain dari MISI – menumpahkan
isi hati adalah sebuah kisah hidup seseorang. Kisah hidup siapa saja yang
menginspirasi manusia, tengoklah Mother Teresa, Donal trump, Anthony Robbin,
Pangeran Diponegoro, Jenderal Soedirman, Patih Gajah Mada atau ILYAS AFSOH ~
(saya tuliskan nama saya sebagai sebuah doa, semoga nama tersebut menjadi
inspirasi baik bagi siapapun yang mendengarnya, menyebutnya, mengingatnya,
berhubungan dengannya).
Menuliskan MISI bisa mengalir dengan
sendirinya, suatu kondisi terbaik dimana Anda kebanjiran inspirasi tanpa ada
kebuntuan sama sekali. Betapa indahnya kondisi tersebut, suatu keadaan berakal
budi yang senantiasa diharapakan para penulis. Puncak kenikmatan luar biasa ~ fly ~ melayang dan terus mengalir sampai
naskah sebuah buku terselesaikan.
Di dalam ilmu manual otak, ada
gelombang dahsyat luar biasa yang bisa kita akses sehingga kita mampu menulis
dengan produktif dan menciptakan kondisi menulis yang berakal budi. Gelombang
tersebut adalah gelombang Alfa dengan frekuensi 8 sampai 12 Hz, dimana Alfa terbaik
pada frekuensi 10,5 Hz. Ketika otak memasuki gelombang alfa maka otomatis kita
berada dalam kondisi Alfa [baca : kondisi terbaik].
Di bagian menulis MISI ini, tiba-tiba saja
saya ingin menuliskan perihal gelombang otak terbaik yaitu alfa. Secara sederhana
kondisi Alfa adalah kondisi kita rileks, santai, sangat terfokus dan ekstasi.
Cara untuk masuk ke kondisi alfa dengan mendengarkan musik, relaksasi, dzikir,
melakukan pernafasan tertentu, meditasi dan visualisasi. Praktek yang saya
lakukan untuk masuk kondisi Alfa dalam menulis karya ini dengan mendengarkan
lagu kesukaan saya, lagu-lagu Inspirasi,
sholawat nabi, Murattal 30 juz dan musik alfa stantard.
Dari uraian di atas, sungguh Tuhan
telah menciptakan piranti yang luar biasa bagi manusia, tinggal bagaimana
manusia mengelola dan mengoptimalkan potensi terbaiknya. Termasuk bagaimana
manusia menggunakan tools yang ada seperti memanfaatkan MISI untuk menghasilkan
karya terbaiknya.
Karya-karya terbaik dari penulis terbaik, seperti buku pengembangan
diri, novel, skenario film, serta ribuan buku lain yang menginspirasi umat
manusia menurut saya karena buku tersebut memiliki satu MISI. MISI dari
penulisnya, MISI yang sangat kuat sehingga karyanya menjadi fenomenal dan best seller menjangkau penjuru dunia.
Kekuatan MISI yang teruji
dicontohkan oleh buku Chicken Soup for
The Soul karya Jack Canfield, menurut penuturan Pak San [Tanadi Santoso]
dalam sesi penutup seminar Bagaimana menulis buku best seller yang diadakan di
samdesign.com Surabaya bahwa awalnya buku Jack Canfield tidak memiliki kategori
sebagai buku yang terbit sebelumnya. Penerbit bingung mau dimasukkan ke
kelompok apa buku tersebut, namun karena sentuhannya yang sangat bagus dari isi
buku tersebut maka buku tersebut ketika terbit, menjadi sangat fenomenal, lalu
disusul dengan varian-varian yang lain untuk segmen remaja, orangtua,
anak-anak, yang semakin memperkaya. Itulah kekuatan MISI.
Kekuatan MISI tidak ada batasnya,
hal ini saya alami sendiri sebagai penulis. Sejak buku pertama saya yang
berjudul 33 Cara Merevolusi hidup, muncullah ide-ide segar untuk menulis
kumpulan cerpen dan novel dengan judul, “Kutemukan Cintaku di tempat Kerja”,
Aku pernah belajar di Pesantren, English Salah & Wright English, Aku Rindu
Ka`bah.
Selain kondisi terbaik untuk menulis
ada tools luar biasa yang lain
sehingga MISI Anda dalam menulis bisa sangat lancar. Tools (Piranti) itu bernama modalitas bahasa atau dikenal dalam
ilmu NLP sebagai VAKOG [Visual,
Auditorial, Kinestetik, Olvactori, Gustatori]. Dengan memanfaatkan VAKOG ini
saja, MISI akan menjadi sebuah buku yang luar biasa. Penjelasannya sebagai
berikut :
Penulis yang kuat visualnya, maka
dia bisa menuliskan MISI berdasarkan hal-hal yang dilihatnya, dipandangnya,
diperhatikannya. Dia dapat menuliskan sesuatu MISI melalui gambaran-gambaran
yang dipunyai, baik gambar di luar dirinya atau gambar yang ada di dalam
pikirannya. Selain tulisan-tulisan visual, bisa disisipkan gambar-gambar
pendukung. Gambar ilustrasi atau gambar real yang diambil dengan kamera
digital.
Penulis yang kuat Auditorialnya,
mampu menuliskan MISI berdasarkan hal-hal yang sering didengar, semakin sering
dan semakin banyak mendengar maka penulis tersebut semakin kaya akan inspirasi.
Bila kita perhatikan maka buku-buku yang terbit sekarang kadang disertai CD
yang berisi mp3 yang bisa kita putar, dimana CD tersebut sebagai bonus atas
pembelian sebuah buku.
Penulis yang kuat di Kinestetik – olvactori & gustatori-, dapat menghasilkan
karya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, kesaksian atau kisah nyata. Penulis
kinestetik ini menulis beradasarkan perasaan sedih, senang, galau, gembira dan
luapan emosi yang mampu dialaminya.
Setiap penulis memiliki semua
modalitas bahasa [V-A-K], biasanya kuat di salah satu modalitas. Modalitas mana
yang terbaik? Jawabannya adalah semuanya sangat baik, karena modalitas ini
alamiah dari masing-masing penulis, tugas penulis adalah mengelola modalitas
yang dipunyainya sehingga hasil karyanya menjadi persembahan terbaik.
Bayangkan bila penulis
mengkombinasikan dari apapun yang
dilihat, didengar, disentuh, dirasakan, dituangkan menjadi buku. Sumbernya bisa
pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, kejadian masa kini, masa lalu, plus
ramalan tentang masa depan. Artinya mulai sekarang tidak ada lagi penghalang
seseorang untuk menulis sebuah buku, apapun alasannya. Ilustrasi menulis MISI
dengan memanfaatkan VAK :
Saya melihat ketela pohon itu berwarna kecoklatan setelah digoreng
oleh ibu mertuaku, lalu ibu meletakkannya di piring putih. Istriku yang melihat
ketela goreng matang tersebut tergerak untuk memakannya, setelah melihat dan
memilih ketela, istriku memakannya dengan riang, istriku bilang bahwa ketelanya
enak sekali. Kata-kata dari istriku terdengar jelas di telingaku, maka akupun
tergerak untuk ikut memakan sajian sore di rumah kontrakan kami.
Ternyata benar, ketela goreng ini sangat enak. Mungkin
karena sudah hampir setahun saya tidak
menyantap makanan seperti ini. Lidah saya serasa bergoyang, menari-nari
menikmati ketela goreng. Pengalaman makan ketela goreng ini sungguh luar biasa,
karena hal ini terjadi ketika saya sedang menulis buku dan ketela goreng yang
saya lihat, perkataan istri yang saya dengar, ketela goreng yang saya rasakan
telah menjadi inspirasi dalam menulis di bab ini.
11.4.
Menulis Bersama
Menulis bersama menjadi pilihan jika
Anda tidak ingin menulis buku sendirian. Pilihannya adalah Anda ingin menulis
bersama siapa? Apakah bersama kawan, pasangan hidup, pakar lain atau penulis
lain dengan tema sejenis. Saya belum pernah menulis bersama penulis lain,
mungkin setelah buku ini selesai, saya akan mengajak teman untuk menulis
bersama-sama.
Dalam menulis bersama, bisa saja
satu buku lebih dari dua penulis, dengan spesifikasi masing-masing yang saling
melengkapi. Saya menjumpai praktek menulis bersama pada buku pak Hermawan
Kartajaya yang menggandeng Pakar Pemasaran Dunia Mr.Philip Kotler, suatu
strategi dan sinergi yang brilyan. Saya belajar banyak dari tulisan kedua tokoh
pemasaran tersebut.
Menulis bersama atau ramai-ramai
sering kita dapati pada tulisan kumpulan cerpen yang melibatkan beberapa
penulis sekaligus. Saya pernah mengirimkan naskah tulisan untuk diseleksi dan
diterbitkan bersama-sama, hasilnya adalah tulisan saya sukses untuk tidak
dimuat karena jauh dari tema yang dimaksud oleh panitia lomba menulis.
Awalnya saya agak kecewa ketika
menerima balasan dari juri yang mengatakan bahwa tulisan saya kurang
mengeksplorasi teori kepenulisan yang telah dibuat oleh seorang penggagas ide
(penulis). Kekecewaan saya berimbas pada keseriusan diri bahwa saya pasti
menerbitkan buku saya sendiri. Dan terbukti buku pertama saya yang berjudul 33
cara merevolusi hidup telah terbit, lalu buku yang sedang Anda baca ini adalah
buku kedua saya. Saya mengucapakan selamat kepada diri saya sendiri.
Melalui tulisan ini saya membuka diri kepada siapa saja yang ingin
belajar menulis dan ingin mengawali karirnya dengan menulis buku bersama saya.
Berdasarkan pengalaman saya, mengajak menulis kepada orang yang belum pernah
menulis hasilnya bisa dipastikan 80% gagal alias tidak akan pernah terwujud.
Berbeda bila kita mengajak orang yang telah menulis buku, minimal 20% ada
jaminan bahwa buku tersebut pasti diterbitkan.
Komitmen awal, ketika kita menulis
bersama orang lain adalah pada pembagian royalti yang akan diterima.
Kesepakatan harus jelas sehingga tidak ada masalah dikemudian hari perihal
penerimaan royalti. Untuk hal ini, Anda bisa meminta nasehat kepada penerbit
yang akan menerbitkan buku Anda, kira-kira solusi terbaik apabila menerbitkan
buku beramai-ramai seperti apa?.
Karena belum memiliki pengalaman
menulis bersama maka saya belum bisa bercerita banyak tentang menulis bersama
ini. Tetapi, saya menjadi teringat akan tugas dua malaikat yang mencatat amal
manusia yang bernama Roqib dan Atid. Roqib bertugas mencatat amal baik manusia,
sedangkan Atid bertugas mencatat amal jahat manusia. Uniknya, tentang amal
jahat adalah amal itu tidak segera ditulis oleh Malaikat Atid, karena malaikat
menunggu barangkali setelah melakukan kejahatan manusia mau bertaubat. Jika
sudah lebih dari enam jam dan manusia yang berbuat jahat tidak juga bertaubat
maka Malaikat Atid mencatatnya sebagai satu kejahatan.
Saya bersikukuh memasukkan malaikat
yang menulis amal manusia di bab menulis bersama ini karena apabila ada dua
orang yang bersama-sama atau lebih lalu menulis buku bersama demi kebaikan dan
manfaat maka yang mencatat adalah Malaikat Roqib, sedangkan jika kelompok
manusia yang menulis buku dengan tujuan kejahatan maka Malaikat Atid lah yang
akan menulisnya sebagai kejahatan.
Barangsiapa berbuat kebaikan sekecil apapun, maka baik pula
balasannya. Dan barangsiapa berbuat jahat sekecil apapun, maka jahat pula
balasannya.
Jadi sekarang kita tahu bahwa ketika
menulis, sebenarnya kita tidak sendiri. Karena ada malaikat yang terus menulis
apapun yang kita tulis. Terbayang tidak oleh Anda, bagaimana sang Malaikat
menulis tentang Anda yang menulis perihal malaikat yang menulis tentang Anda.
Saya menyadari hal ini, pada saat saya
mengetikkan kalimat demi kalimat ini di laptop yang ada di hadapan saya.
Bahasan
menulis bersama saya cukupkan sampai di paragraf ini, karena saya ingin segera
berganti tema ke point yang berjudul :
11.5. Tulislah Sebuah Cerita
Bagi para penulis pemula yang ingin
segera memiliki sebuah karya cobalah menulis sebuah cerita. Cerita tentang apa
saja yang Anda suka menceritakannya pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja
tanpa rasa bosan. Apa jadinya ketika hobi Anda bercerita secara lisan lalu Anda
tuangkan dalam sebuah cerita berbentuk tulisan? Jadinya adalah sebuah buku
Anda. Selamat Anda sudah memiliki sebuah karya jika Anda betul-betul menuliskan
cerita yang Anda punyai, yang Anda dengar, yang Anda ciptakan. Cerita bebas
hasil pengalaman pribadi atau cerita di pengajian Ahad pagi di sebuah pesantren
sebagai berikut :
Cerita ini diilhami oleh seorang
Ulama salaf di sebuah desa kecil di Jawa timur, desa itu bernama Sidorejo Bendomungal
wilayah kecamatan Krian Sidoarjo. Apabila kita dengar kata Sidoarjo, maka yang
terbayang mungkin petisnya, mungkin kisah semburan lumpur Lapindo yang tak
kunjung jelas penyelesaiannya, lumpur yang disebut-sebut sebagai bencana alam
atau karena kecerobohan [baca keserakahan] sebagian kaum kapitalis? Sayangnya,
saya tidak memiliki cukup fakta tentang lumpur lapindo Sidoarjo yang telah memakan
korban rakyat jelata begitu banyaknya.
Saya sebagai penulis, hanya mampu
menggoreskan kalimat di sini bahwa telah terjadi kedholiman terhadap rakyat
kecil di sekitar semburan lumpur Lapindo Brantas. Terlepas dari semua hal di
atas saya ingin menuangkan penuturan Almarhum KH Iskandar Umar Abdul Latif
pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Krian Sidoarjo, beliau menuturkan kisah
semburan lumpur Lapindo adalah adzab murka ALLAH SWT.
Bagaimana bisa disebut siksa? Karena
Sehari sebelum lumpur itu menyembur ke atas, disamping Lapindo Brantas telah
didirikan pabrik bir, lalu ada perwakilan Kiyai yang sepakat dibuka pabrik bir
di Sidoarjo tersebut. Maka sehari setelah penandatangan oleh perwakilan kiyai
yang setuju tersebut , lumpur menyembur ke atas tanah dan tak bisa dihentikan
lagi. Ini murka Allah, murka atas persetujuan maksiat di muka bumi.
Apapun alasannya, seharusnya kita
menentang segala perbuatan dosa dan maksiat, mungkin kita perlu mengingat lagi
sebuah nasehat : Apabila ada diantara
kalian melihat kemungkaran [kejahatan, maksiat, dosa] maka cegahlah dengan
tanganmu, apabila tidak mampu cegahlah dengan lisanmu, apabila tidak mampu maka
ingkarlah dalam hati, sesungguhnya ingkar dalam hati adalah selemah-lemahnya
iman.
Menanggapi kejadian semburan lumpur ini, solusi yang disampaikan KH
Iskandar adalah dengan bertaubat, kembali kepada ALLAH SWT, menghentikan semua
maksiat, stop korupsi di negeri ini, beristigfar, tutup tempat pelacuran, tutup
pabrik miras, maka niscaya semburan lumpur berhenti dan Indonesia akan menjadi
negeri makmur, berkecukupan. Beliau juga menyampaikan kisah bahwa sesungguhnya
Sidoarjo pada awal mulanya adalah rawa-rawa, bukan daratan. Sejarah menjadi
daratan adalah karena doa [sabda] Wali Songo, maka apabila manusianya lupa diri
dan tidak mau bersyukur, tak mau beribadah, dan hanya maksiat menuruti hawa
nafsu maka daratan Sidoarjo akan kembali digenangi lumpur dan kembali menjadi
rawa-rawa seperti awal mulanya.
Begitu banyak cerita inspiratif yang
saya dapati ketika ikut di pengajian tiap Ahad pagi di Pon Pes Darul Falah
Pusat Sidorejo Bendomungal Krian Sidoarjo, saya mengagumi inspirasi yang selalu
beliau sampaikan. Beliau dengan rendah menyampaikan telah menerima dua gelar
Doktor dari perguruan tinggi namun beliau menolak untuk mengambil
penganugerahan tersebut. Beliau menegaskan bahwa hal itu bukan yang Beliau
inginkan, Beliau hanya ingin berdakwah, membina umat dan meneruskan ajaran
nabi.
Beliau menolak ikut berpolitik di
partai tertentu, menolak dicalonkan jadi
DPR, menolak dijadikan penasehat Pangdam V Brawijaya, menolak ajakan tukar
guling Mbak Tutut (Putri Presiden Soeharto, padahal waktu itu sedang
jaya-jayanya Pak Harto), Ajakan tukar guling berupa tanah pondok pesantren
ditukar di wilayah Mojokerto, sedangkan ponpes akan dibuat menjadi hotel,
beliau juga menolak undangan tahlil Bu Tien, padahal apabila mau datang maka
pesangon yang didapat pastilah tidak sedikit. Begitu teguh pendirian beliau
memegang syariat dan memang begitulah seharusnya Ulama itu.
Di pondok pesantren beliau, tidak
ada surat kabar, tidak ada radio, tidak ada televisi, benar-benar salafiah,
tidak ada musik, pemisahan tegas antara santri putra dan santri putri, seruan
dakwah dari beliau begitu lantang terdengar dimana-mana melalui cerita dan
diskusi santri luar pesantren yang membawa pesan beliau kepada masyarakat.
Bahkan ketika Beliau telah wafat pun, pesan dakwahnya terus mengalir melalui
tulisan sederhana di buku ini. Begitulah kehebatan Ulama, namanya tetap hidup
meskipun beliau telah tiada, dan memang begitulah seharusnya Ulama itu.
Orang yang berilmu tetap hidup meski
telah tiada,
Orang yang bodoh sesungguhnya telah mati meskipun dia hidup.
Cerita dahsyat lainnya dari Beliau
adalah kisah tentang manusia terakhir yang masuk sorga dan saya menyebutnya
sebagai kisah sifat dasar manusia, simaklah kisahnya sebagai berikut ini :
Sifat
dasar manusia, Manusia adalah makhluk yang Licik. Fakta ini saya ambil dari
sebuah cerita di masa depan, yaitu di akherat, suatu dialog antara manusia dengan
Tuhannya.
Alkisah, si manusia sedang berada di tempat antara Surga dan
neraka. Lalu Tuhan memalingkan mukanya ke neraka maka manusia berkata, “Ampun Tuhan, jangan hadapkan aku ke neraka
aku tak kuat melihatnya, AKU SUMPAH SETELAH KAU PALINGKAN AKU DARI
NERAKA, AKU TIDAK AKAN MEMINTA APAPUN PADAMU.”
Lalu dipalingkan mukanya melihat surga. Maka berkata si
manusia, “Tuhan surga begitu indah, dekatkan aku pada surga, Aku SUMPAH
SETELAH DEKAT DENGAN SURGA, AKU TIDAK AKAN MINTA APA-APA LAGI.”
Lalu, didekatkan si manusia ke surga. Dengan muka polos
seperti anak kecil, manusia berkata, “TUHAN JANGAN JADIKAN AKU MAKHLUKMU YANG
PALING DHOLIM KARENA AKU TIDAK MASUK KE DALAM SURGA, AKU SUMPAH SETELAH KAU
KABULKAN PERMINTAANKU INI, AKU JANJI, AKU JANJI TIDAK AKAN MINTA
APA-APA LAGI.”
Tuhan lalu berkata, “Kamu sudah sumpah dan janji padaku tiga
kali, lalu sekarang sumpah lagi, ini permintaan yang terakhir, kau tidak boleh
minta lagi.”
Lalu si manusia dengan merendah berkata, “Tuhan, aku
tahu Engkau Dzat yang pengasih dan penyayang, aku akui aku ini makhluk yang
licik maka dengan Kasih sayangMu masukkan aku ke surga.”
Dengan tersenyum Tuhan berkata, “Dasar Manusia, Masuklah ke
surga karena kasih sayangKU.” Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
mengabulkan permintaan si manusia.
Semoga Anda
dapat mengambil hikmah dari cerita di atas ketika menghadapi manusia.
11.6
.
Membuat Tulisan Berseri
Membuat tulisan berseri ini
terinspirasi oleh tulisan di surat kabar yang ditampilkan secara harian lalu
tulisan berseri tersebut dibukukan jadi buku. Cara ini dilakukan oleh Pakar
Marketing Indonesia Hermawan Kartajaya – tokoh yang sangat saya kagumi-. Dan
buku tersebut membahas Positioning, Differentiation , Brand.
Buku tersebut saya beli ketika saya sedang menyelesaikan kuliah dan mendapat
materi Manajemen Pemasaran.
Konsep tulisan berseri ini, sangat
powerfull sebagai cara menulis buku secara bertahap (ijinkan saya menyebutnya
sebagai cara menulis secara kredit). Telah saya saksikan sendiri, bagaimana
artikel dan tulisan seorang tokoh di surat kabar yang terserak (baca : berseri
secara acak) dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku. Dan ketika menjadi buku,
buku tersebut tetap laku diserbu pembeli (pengagum sang tokoh serta
ide-idenya).
Selain tokoh pemasaran “Hermawan
Kartajaya” yang melakukan hal di atas, saya juga menjumpai tokoh budayawan yang
mengumpulkan artikelnya seperti Emha Ainun Najib (Akrab dipanggil Cak Nun-
budayawan asal Jombang dengan group musiknya Kiyai Kanjeng), bahkan Motivator
Indonesia yang Super seperti Pak Mario Teguh juga menuliskan Artikel di Koran
Media Indonesia tiap hari Rabu dan Jumat lalu dicetak menjadi buku yang juga
laris, buku yang saya beli kala itu berjudul Becoming a Star dan One
Million Second Chances.
Praktek tulisan berseri ini juga dilakukan
oleh Pakar Hipnoterapi Indonesia, Bapak Adi W Gunawan yang membuat artikel
berseri di websitenya lalu menjadikan artikel-artikel tersebut sebagai judul
buku seperti born to be genius, quitter
can win, dan buku-buku yang selanjutnya yang terus terbit. Saya mengagumi
cara beliau yang kreatif dengan menulis dulu di website lalu mengolahnya
menjadi buku yang enak dibaca, ajaibnya buku-buku beliau menjadi best seller.
Pak Adi W Gunawan, merupakan model sempurna dari seorang penulis produktif,
pembicara publik, terapis handal dan pemilik sekolah di Surabaya. Secara
pribadi saya banyak belajar dari cara-cara beliau termasuk cara Pak Adi dalam
menulis buku.
Di bagian ini saya menampilkan
contoh tulisan berseri yang ikut meramaikan isi buku sederhana ini. Saya
mencontohkannya dengan menggunakan angka 8.1, 8.2. Tulisan berseri ini berkisah pandangan pribadi
saya sebagai blogger terhadap Stasiun Kereta Api Tawang Semarang. Silahkan
menikmati tulisannya sebagai berikut :
( 8.1 ) Stasiun Tawang menurut
seorang Blogger (bagian 1)
Menurut pendapat saya pribadi ketika memasuki Stasiun Kereta
Api Tawang Semarang Jawa Tengah maka saya bisa membuat catatan bahwa stasiunnya
lumayan bersih, tidak kotor-kotor amat, nyamuk jika malam hari: ada sih,
sebagai teman menunggu kereta datang.
Kemarin ketika mengantar kawan pulang ke Surabaya :
1. Tiket yang bisnis sudah habis, karena Kereta Rajawali tidak beroperasi maka
dengan Bangga [terpaksa] beli tiket eksekutif dengan harga 2x lipat nya tiket
bisnis. Sungguh cara memaksa yang bagus [bisnis bagus].
2.
Suara pemberitahuan bisa terdengar, NAMUN TIDAK JELAS . Yang jelas hanya bunyi
bel dan rayuan sopir taxy untuk memakai jasanya. Suara dari petugas KA yang
memberikan informasi kedatangan dan keberangkatan KA kepada penumpang agar penumpang
siap-siap.
3.
Sepertinya jadwal kereta telat. Ah, mungkin ini toleransi karena sadar bahwa
penumpang nya warga Indonesia memiliki jam karet. Padahal para penumpang selalu
rajin datang setengah jam lebih awal karena takut ketinggalan. Membahas
keberangkatan kereta api, saya pernah menunggu kereta datang dari Jakarta
jurusan Jombang, saya menunggu sampai jam 1 pagi tetapi kereta tak juga datang,
lalu saya konfirmasi ke securiti dan jawabannya adalah pemberangkatan kereta di
cancel karena ada longsor di jalur selatan. Ah, mungkin saya yang kurang
tanggap atau karena tidak ada pemberitahuan dari pihak KA padahal di tiket
pemesanan telah ada nomor hape saya.
4.
Parkir motor sudah Rp 1.500,- benar-benar bisnis yang bagus. Sementara di
tempat lain parkir hanya Rp 500,- Bahkan Gratis jika parkirnya di Giant Hypermart
Semarang.
5.
Tempat duduk menunggu yang panjang berderet sangat bagus untuk tiduran,
meluruskan punggung pegal dan lelah menunggu kereta yang datang terlambat.
6.
Ruang Informasi: Bagus, Dingin namun terkesan “bagaimana gitu” karena
tertutup dan antrian yang bertanya ternyata cukup banyak .
7.
Apa benar sih, bisa beli tiket online? ini pemikiran saya ketika melihat
antrian yang luar biasa dari para penumpang yang membeli tiket di loket.
Pengalaman saya ketika melakukan cek di website kereta api, kalau tidak salah
pembelian tiket bisnis dan eksekutif harus datang ke loket, dan di website
hanya bisa melihat harga serta kursi yang tersedia, plus jadwal keberangkatan.
Kecuali sekarang telah ada sistem baru yang mengcover pemesanan secara online
di websitenya (Semoga) .
Ini penilaian seorang Blogger, yang sesekali mampir dan
memakai jasa kereta api di Stasiun Tawang Semarang Jawa Tengah.
Jadi saya menyimpulkan beberapa poin dari uraian di atas :
a.
Semoga Pembenahan Manajemen Kereta Api terus berlanjut.
b. Tiket dengan harga terjangkau dengan pelayanan_Prima.
c. Serta Keselamatan penumpang yang
diutamakan.
(
8.2 ) Stasiun Tawang di mata Blogger (2)
Setelah mengulas stasiun tawang versi 1 kali saya ingin menambahkan
satu tulisan yang merupakan seri ke-2 yaitu:
a. ketika giliran saya membeli tiket setelah antri cukup panjang, tiba-tiba
petugas meletakkan tulisan: Komputer Off-Line (MAAF). Kalau saya sih, mungkin
bisa bersabar, tiba-tiba saja seorang Bapak nyeletuk dengan nada tinggi, “Berapa
lama lagi Mbak, menunggu komputernya?” Jawaban
petugas penjual tiket dengan wajah lelah dan tanpa empati , “Iya Pak, masih
diusahakan.”
b.
Di antrian sebelah saya, ada Bapak yang ketika beli diminta KTP nya, maka
dengan nada kesal sang Bapak menjawab, “Dari dulu saya beli itu tidak pernah
pakai ktp dan saya adalah pembeli setia, saya sudah membeli ribuan kali.”
Lagi-lagi jawaban petugas KA , “Tapi ini aturan baru Pak, jadi harus pakai KTP.”
c.
Seorang satpam mendekati petugas penjual tiket, dan bisik-bisik membeli tiket
tanpa antri, satpam tersebut membelikan seorang yang memakai sarung, setelan
jas dan peci hitam. Sebuah contoh yang tidak baik, menyelewengkan jabatan
sebagai satpam atau memang ada fasilitas khusus buat petugas dan penjual tiket
jika ingin membelikan tiket? Seperti para TNI atau Anggota korpri yang mendapat
diskon khusus.
Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi solusi kepada pihak
KA, ini adalah sebuah solusi sederhana saja. Karena saya percaya di jajaran
kereta api Indonesia terdapat manusia unggul dan memiliki ide brilyan.
1. Meng-up_Grade Komputer dan fasilitas yang ada di setiap
stasiun Kereta Api. Minimal meningkatkan performa komputer dan sambungan
internet sehingga bisa mengurangi (meniadakan) kejadian lemot pada
komputer saat melayani konsumen.
2. Ada sosialisasi efektif dari Humas PT KAI, tentang
aturan-aturan dalam pelayanan, bukan hanya aturan yang mengatakan bahwa
anak-anak juga ikut membayar seperti orang dewasa. Dalam sosialisasi ini banyak
media yang bisa digunakan bahkan gratis, semisal menggunakan media blog dan
bantuan para blogger.
3. Mengadakan pelatihan mental dan spiritual, termasuk juga
pelatihan dengan seminar / workshop, outbond kepada jajaran karyawan dan staff
KAI secara intensif sehingga tercipta budaya Antri itu asyik, ber-empati dan
kualitas unggul pada jajaran paling bawah di KAI yang bersentuhan langsung
dengan konsumen .
Untuk pelatihan bisa klik blog pelatihan dan seminar : hidupbaru.net
Demikian ide sederhana saya untuk PT KAI. Saya berharap PT
KAI bertransformasi melebihi apa yang diminta oleh konsumennya, jika
transformasi profesional belum terjadi, minimal transformasi empati kepada
pelanggannya dengan senyum tulus melayani. Melayani para konsumen secara mikro,
dan melayani Indonesia secara makro, melayani sebagai wujud cinta tanah air dan
menjadi model transportasi terbaik di dunia meskipun dibatasi oleh teknologi
lama.
TEMBUSAN :
* Pak Menteri BUMN
* Pak Presiden Republik Indonesia.
Tulisan sederhana ini, bukan apa-apa dan tanpa maksud
apa-apa, bukankah setiap kejadian di alam semesta ini sudah digariskan oleh
Tuhan? Bahkan daun yang jatuh sekalipun sudah ada catatannya di Lauh Mahfudz. Melalui
tulisan sederhana ini, saya ingin berbagi ide sederhana. Intinya kita berusaha
sesuai dengan kemampuan yang kita bisa. Saya sebagai penulis, maka wujud berbagi
saya adalah dengan menulis seperti ini. Ketika saya menulis di sini, saya yakin
keajaiban pasti terjadi. Keajaiban di tubuh PT KAI atau keajaiban terhadap diri
saya sendiri sebagai penulis sederhana.
Keajaiban
hanya terjadi dan menghampiri mereka yang mau bertindak.
Masih banyak area di PT Kereta Api Indonesia yang bisa
dibahas dan dicarikan solusi menuju transformasi Terbaik pertranspotasian di
Indonesia, Insyaallah akan saya tulis pada serial tulisan mengenai Kereta
Api. Dan saya mengawalinya dengan menulis stasiun Tawang Semarang.
11.7
. Menulis Harapan: Buku Best Seller
adalah sebuah harapan terhadap buku yang saya Tulis. Buku ini termasuk buku
genre populer.
Inspirasi menulis buku ini berasal dari kristalisasi pembelajaran saya selama
hidup, baik belajar ilmu pencak silat, Ngaji, di Pesantren, Internet,
Kuliah, Seminar, Audio CD, pengalaman pribadi dan sebagainya, nasehat orang
tua, diskusi dengan sahabat, Facebook, saat jatuh cinta, patah hati , dan
semuanya. Buku yang sedang saya tulis, saya targetkan selesai tepat di Ultah
saya yang ke-30. Jadi, buku ini sebagai hadiah ultah pribadi. Sementara itu
juga, Saya juga sedang menyiapkan 5 buku lain dengan judul berbeda, Karena saya
sangat-sangat yakin dengan kemampuan saya, Saya juga bisa menulis buku. Seperti
yang saya sampaikan kepada kawan-kawan untuk menulis buku : Tulis saja bukunya,
jangan peduli pada kualitas bagus | jelek | bermutu | sampah .
Karena sejelek-jeleknya karya tulis adalah
karya yang patut dihargai,
sejelek- jeleknya karya tulis menurut saya adalah karya yang tidak pernah
diterbitkan.
Terhadap karya yang terbit, kenapa kita tidak merespon dengan
memberikan nilai bintang empat seperti respon guru Playgroup / Taman Kanak Kanak yang memberikan semangat dan
apresiasi: apapun hasil gambar, tulisan, karya anak didiknya: beliau dengan
bijaksana memberikan bintang empat, memberikan support dengan kata-kata, “Wow,
hebat, pinter kamu nak, ini sangat bagus.” Sebuah empowering, penguatan saat seorang anak menampilkan karya
terbaiknya.
11.8.
Info
Reuni Alumni 1996 SMPN DRIYO
Cara
menulispun bisa menjadi inspirasi, semisal tulisan yang bergaya mengalir dari
awal rapat (baca persiapan), menulis format acara, mendesain undangan reuni,
desain spanduk, teknik pencarian sponsor, negosiasi sewa aula kegiatan, dan
seterusnya.
Uniknya kegiatan reuni seperti ini menjadi booming ketika
dipublish melalui social media seperti blog, facebook, twitter, BBM yang mudah
diakses melalui HP.
Kegiatan yang menginspirasi ini dilakukan pada hari Minggu,
10 Juni 2011 di Aula SMPN 1 Driyorejo Gresik. Dengan para panitia yang luar
biasa semangatnya, kerja keras panitia sebagai wujud tim yang solid,
terstruktur, santai dan berorientasi pada hasil. Sebagai salah satu anggota
tim, saya kebagian tugas membuat desain undangan reuni, spanduk selamat datang
dan sebagai pembicaranya.
Kesuksesan kegiatan reuni seperti di atas dan kegiatan reuni
yang lain dimanapun bisa dijadikan model untuk kegiatan yang selanjutnya.
Proses memodel ini, melalui penulisan susunan acara secara Plan _ Do _ Cek _
Action, sudah menjadi satu buku. Masing persiapan dibuat 50 halaman,
ditambahkan foto-foto penting, serta laporan pertangungjawaban kegiatan,
lampiran contoh undangan, lampiran contoh desain, serta nota-nota pelengkap.
Apabila hal-hal di depan masih dirasa kurang, maka buku bisa ditambahkan dengan
testimoni peserta, bisa diambil testimoni per kelas minimal dua orang, jika ada
8 kelas maka testimoni menjadi 16 lembar tersendiri. Wow, bukankah sangat luar
biasa?
Bahkan buku yang telah jadi, bisa dijual dengan mudah dengan
potensi pembeli adalah seluruh peserta reuni, caranya adalah dengan mengajak
para peserta reuni berfoto bersama lalu menyertakan foto tersebut di lembaran buku.
Potensi lainnya adalah buku ini menjadi referensi bagi alumni-alumni sekolah
lain yang ingin mengadakan reuni dan butuh tata cara pelaksanaan reuni dengan
dahsyat.
Penyusunan buku bisa dilakukan seorang diri apabila data-data
pendukung telah lengkap atau Anda bisa menyusun buku tersebut secara
ramai-ramai bersama panitia inti lalu menuliskan nama panitia inti sebagai nama
penulis di buku tersebut. Wow, ajaib. Bonus kegiatan reuni alumni smp angkatan
1996 mendadak menjadikan panitia inti menjadi penulis baru – secara keroyokan.
11.9.
Menulis Ketika Menunggu
Mereka bilang menunggu adalah pekerjaan yang menjenuhkan, apa
benar? Terlepas dari hal itu, kita bisa memanfaatkan waktu menunggu dengan
menulis, menulis draft buku kita. Apabila anda bertanya kepada saya, materi apa
yang akan kita tulis ketika menunggu? Maka jawaban saya adalah menulis apa
saja, menulis yang terlintas di benak dan pikiran kita. Ketika kita sempat
menulis saat menunggu maka kita telah mengalihkan pekerjaan yang menjenuhkan
menjadi kegiatan yang sangat kita sukai, menulis .
Menulis ketika menunggu ini saya dapatkan ketika saya sedang
duduk di belakang menunggu para kepala sekolah se Kecamatan Gayamsari Semarang sedang
rapat membahas materi persiapan ujian nasional tahun ini. Saya menunggu Pak
Yunus, karena tidak ada pekerjaan lain selain sms, update status Facebook maka
saya putuskan untuk menulis ketika menunggu.
Awalnya saya agak kesulitan menyusun kalimat dari ide
“menulis ketika menunggu”, saya sempat mandek kurang lebih 10 menit karena saya
menulis dengan menggunakan kata “mereka”. Maksud saya menggunakan kata mereka
adalah sebuah perwakilan dari sekelompok orang atau anggapan umum yang
menyatakan menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Saya nekad menuliskan
saja kalimat tersebut, tidak peduli apakah saya memiliki referensi (dasar)
secara ilmiah tentang pernyataan tersebut. Saya menuliskannya untuk memancing
ide di kepala saya.
Cara lain yang saya lakukan ketika menunggu dan ingin menulis
tetapi kita tidak membawa alat tulis, kita bisa menulis di alam visualiasi
kita. Menulis baris demi baris, melalui ucapan di dalam hati. Kita bayangkan
tulisan kita kata demi kata tersusun di alam visual – alam yang hanya kita yang
bisa melihatnya. Ketika saya melakukan cara ini, menyalin tulisan di alam
visual ke tulisan buku menjadi sangat mudah.