-->

PINK VS ABU-ABU

| 9:07 AM |

 Oleh: Hyukvie

           

Pacar satu sudah biasa bagaimana jika dua? Pacar saying sudah biasa, bagaimana jika dia kasar? Pacar pemerhati itu sudah biasa, bagaimana kalau sering cuek? Mungkin akan ada yang menjawab semua pertanyaan itu biasa saja dan mungkin ada juga yang bilang putusin aja tuh pacarnya dan cari lagi, dalam cerita ini akan mencangkup semua pertanyaan itu. Kisah ini sendiri dialami oleh sahabatku yaitu Rika.

            Rika memiliki seorang pacar bernama Joni. Mereka sudah pecaran hamper 5 tahun, Rika sendiri juga sudah dekat dengan keluarga Joni. Namun yang aku herankan adalah sifat Joni, dia kasar. Joni kalau memanggil Rika boro-boro dengan kata sayang, nggak, dia memanggil Rika selalu dengan panggilan kasar.

            Namun hubungan cinta Rika juga membingungkan sih, soalnya dia tidak hanya memiliki satu kisah cinta, dia memiliki kisah cinta yang bermacam-macam untuk setiap teman dekatnya. Rika memiliki banyak teman cowok yang super dekat dengan dia, yang terkadang membuat Rika bingung menambatkan hatinya. Selain itu, aku juga pernah mendengarkan kisah cinta Rika sewaktu SMA dari Rika sendiri. Dari ceritanya dia pernah memiliki mantan-mantan yang beragam jenis, ada yang baik dan juga ada yang protektif padanya. Dan yang paling lama dia pacaran adalah dengan si Joni ini, aku sendiri sebagai sahabatnya bingung kenapa Rika bisa betah sekali pacaran dengan Joni yang notabennya dia adalah orang yang kasar.

            Yang paling aku bingungkan dari hubungan cintanya dengan Joni adalah Rika menurut sekali apa yang dikatakan oleh Joni, bahkan jika Joni meminta Rika kerumahnya yang terbilang lumayan jauh Rika mau-mau saja, padahal nantinya dia belum tentu diantarkan pulang oleh Joni yang berujung harus membolos kuliah. Aku dan Indah sering menasihati Rika, yah tapi bagaimana lagi, kami juga tidak pernah merasakan pacaran so kami tidak bisa memberikan nasihat yang banyak, dan nasihat-nasihat itu juga percuma, karena kata Rika rasa cinta tidak dapat dikalahkan oleh apapun. Serius?

            Suatu ketika, aku pernah bertanya pada Rika tentang keadaan hubungannya dengan Joni.

            “Hai Rika, bagaimana hubunganmu dengan Joni?” kataku saat bertemu Rika.

            “Kami sudah putus.” Jawab Rika dengan tenang.

            “Putus? Kok bisa? Serius?” tanyaku tidak percaya.

            “iya, dah dari dua hari yang lalu. Ya putus saja nggak ada alasannya.” Jawab Rika.

            “Alhamdulillah, cari lagi yang lebih baik. Hehehe. Bercanda, sabar ya.”

            Saat Rika bilang dia putus, ya jelas aku percaya kan yang menjalani hubungan mereka. Akan tetapi anehnya dia masih saja telpon-telponan dengan Joni bahkan ketemuan. Sebagai teman kosnya aku jadi bingung sendiri dengannya, bener nggak itu kta-katanya.

            “Rika, katanya putus, kok masih ketemuan?” tanyaku memastikan.

            “nggak tahu bingung juga hehehe.” Jawab Rika dengan santai.

            “nah lo.”

            “eh.. eh bentar ini gebetanku yang baru nelpon.” Kata Rika sambil berjalan keluar kamar.”

            “gebetan baru?” tanyaku dan nurul bebarengan.

            Selesai telpon Rikapun masuk kekamar. Aku langsung bertanya padanya, “gebetan baru? Siapa lagi?”

            “Memey udah tau kok.” Jawab Rika.

            “kan memey, kita kan belum tahu kakak.” Rayuku pada Rika

            “namanya Bio, dia anak Jogja.” Jawab Rika.

            “Owhh, wah semoga ini lebih baik ya disbanding yang dulu.” Kataku.

            Belum selesai kami mengobrol tiba-tiba handphone Rika kembali berbunyi. Ternyata itu dari Joni, aku dan Indah bingung sebenarnya mereka putus tidak sih, lalu bagaimana dengan si Bionya.

            “Masih sama Joni to kak?” tanya Indah pada Rika.

            “hehehe, nggak tahu nich.” Jawab Rika dengan santai.

            “loh la bionya udah tau tentang Joni?” tanyaku menyambung.

            “Udah donk, kan kita ketemu saat ada acara dirumah Joni.”

            Rika menceritakan awal pertama bertemunya ia dengan Bio. Kami hanya bisa tertawa, soalnya jika cerita itu ditulis mungkin akan lucu plus aneh juga. Hubungan yang aneh dan status yang cukup remang-remang. Dari saat itulah Rika seperti memiliki dua kekasih, yang memang sebenarnya hanya satu yaitu Bio. Namun karena Joni dan Rika belum mau saling melepaskan, ya akhirnya begitu dech dua cinta terbagi dalam satu hati.

****

Kami pergi jalan-jalan ke semarang, ini biasa kami lakukan setiap malam ju’mat untuk melepas kepenakan dalam pikiran setelah melalui hari-hari yang dipenuhi oleh tugas-tugas kuliah yang bejibun. Meskipun esok hari masih ada kuliah, namun kami hanya dapat meluangkan waktu jalan bersama pada hari itu sebelum dipisahkan dengan pulang kampung (pulkam).

Saat kami jalan-jalan, tiba-tiba Rika mengajak kami kesebuah toko. Ternyata dia mau membeli sebuah tempat kado, dia memilih tempat kado yang berwarna pink, pokoknya lucu banget tempatnya.

“Buat siapa kak?” tanyaku penasaran.

“Buat Bio.” Jawab Rika nonsense.

“What! Bio? Nggak salah?” tanyaku dan Indah dengan kagetnya.

“hehehe, iya, dia memang suka pink.”

“Waduh… pacarmu yang ini juga aneh ya, seorang pinky boy ternyata.” Kataku.

Siapa yang mengira kalau ternyata pacar Rika yang baru ini adalah seorang pinkyboy, dan hobynya juga cukup unik **(tidak disebutkan). Kata Rika sendiri Bio adalah anak yang cukup lembut untuk ukuran cowok karena dia terdidik oleh orang tuanya sejak kecil sebagai pribadi yang lembut, selain itu juga karena dia anak laki-laki sendiri dari diantara kakak-kakaknya yang perempuan semua.

“Rik, kamu mbeliin Bio kado sampai segininya. Sama Joni ndak sama?” tanyaku.

“hehehe, nggak. Biasanya biasa ajha.” Jawab rika sambil cengingisan.

“Waduh, kasian amat tu Joni, kali-kali dibeliin juga yang pink. Hahaha.” Godaku.

“Waduh kalau Joni dikasih pink, bisa ngamuk tuh anak.” Jawab Rika.

“kadonya udah beli?” tanya Indah.

“Udah, warnanya juga pink. Hehehe.” Jawab Rika.

“ha??? Serius… walahh.” Sahutku dengan tak percaya.

“dua rius hehehe.”

Setelah dari toko serba ada itu, kami kembali berjalan-jalan keliling Semarang, yang akhirnya terhenti di Tugu Muda untuk niatan berfoto-foto narsis. Aku merasa senang sekali bisa berfoto-foto malam hari dengn teman-teman, ya emang itu biasa, tapi aku baru ngrasain jalan dan foto bareng teman-teman pada maam hari. Setelah selesai bernarsis-narsis ria, kami memutuskan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 8.45 PM.

Akhirnya kami sampai di kos dengan selamat dan tak kurang suatu apapun kecuali uang dan tenaga. Belum lama kami meletakkan pantat dikasur tiba-tiba ada HP bordering, ternyata itu HP milik Rika, Rika keluar untuk mengangkatnya. Selang beberapa waktu kemudian Rika masuk dan kayak orang gila dia girang banget, eh ternyata si do’I mau datang, siapa lagi kalau bukan Bio.

“cie…. Oh ya kak, aku lupa-lupa terus mau tanya ini. Bio sama Joni lumayan mana?” tanyaku agak nyinggung.

“ya Bio donk, dia itu tipe kamu banget dech.” Jawab Rika balik nyindir.

“Loh kok bisa.” Tanyaku bingung.

“Iya donk, dia itu tinggi putih dan lumayan lah. Aku pernah bilang lo, eh kalau ke kosku hati-hati sama Ika, nanti di taksir lo. Hahaha.” Jawab Rika nyindir aku.

“ichh nggak, makasih.”

Tapi aku juga penasaran, bener nggak sih yang dibicarain ma Rika. Kalau benar ya baguslah, berarti Rika bisa move on dalam memilih pacar, hehehe.

Pagi harinya, beneran Bio datang. Tapi ya aku males banget mau liat sich, sibuk ngerjain tugas juga. Namun saat aku keluar kamar, aku melihatnya, dan yaelah iya sih tinggi tapi nggak dech, nggak tipe gua. Yah tapi untuk Rika itu lumayan lah daripada Joni. Tapi emang benar sih dia pinky boy, soalnya pertama aku ketemu dia, dia pakek kaos pink, hahaha.

Saat Rika sedang bersama dengan Bio, tiba-tiba Joni menelponku. Yah tertebak dia memang menanyakan dimana dan sedang apa Rika sekarang, aku bohong saja, untuk kebaikan. Matinya aku ternyata bohongku sama bohongnya Rika beda, yah sudahlah, aku juga nggak bisa bohong ini hehehe.

“Wah ini Joni emang tahu saja dech, kalau setiap aku bersama Bio dia seperti tahu saja dan langsung telpon.” Kata Rika heran.

“hahaha, mungkin kamu dipasang penyadap kali,” ejekku.

“mungkin aja, nggak tahu, aku saja heran.” Kata Rika.

****

Dua hari setelah itu, aku dan Rika bertemu lagi di kos setelah mudik.

“hai kak, gimana pulangnya? Bawa apa saja?” tanyaku kurang kerjaan.

“Aku nggak jadi pulang kok,” jawab Rika dengan cengingisan.

“ha?? Nggak jadi pulang? Kenapa?” tanyaku heran.

“Aku dari kemarin itu dirumahnya Joni.”

“yaelah, aku memang selalu heran sama hubungan kalian.”

“boro-boro kamu, aku saja juga heran, abu-abu pokoknya. Hehehe.”

Obrolan demi obrolan yang terjadi padaku dan Rika, semakin membuatku sangat mengenal sahabatku itu. Yah meskipun aku hanya mengenalnya dari sisi lainnya, tapi itu sudah cukup untuk membuatku tahu seperti apa sahabatku itu.

Suatu ketika aku, Rika dan Indah sedang berbincang mengenai masa depan, yang jujur membuatku geli sendiri. Perbincangan yang terkadang memberikan khayalan semata. Tapi perbincangan itu juga membawa tawa diantara kami. Seperti biasa Indah selalu menjadi korban pembullian kami. Daftar nama laki-laki seperti tertata rapi yang kami lontarkan untuk dipasangkan padanya. Yah meski dia bakal nolak mentah-mentah semuanya, yah itu hanya candaan-candaan untuk saling lebih akrab. Namun kini tiba saat pertanyaan tertuju untuk Rika.

“kak, kamu dimasa depan mau nikahnya sama siapa? Jonikah atau Bio?” kataku sedikit menggodanya.

“ya jelas donk Joni. Hahaha. La dia o’ yang udah membicarakan masa depan sama aku. Yah meski kalau sama Bio nantinya jadinya bagus juga, tapi gimana ya, Joni kan suamiku hahahaha.” Jawab Rika dengan bercanda.

“suami… hahaha, yah kita nunggu undangannya aja.” Kataku.

“oh ya besok mau pada pulang?” tanya Indah  keluar dari topic pembicaraan.

“aku pulang.” Jawabku tegas.

“aku nggak pulang, tapi ada rencana pergi.” Jawab Rika.

“pasti kerumah Joni, ya kan.” Tanyaku.

“kata siapa, nggak ya. Sabtu aku ke tempat Bio, minggu kerumah Joni. Hehehe.”

“walah…” sahutku dan Indah bersamaan.

“eh jangan lupa, ingetin aku ya. Besok aku mau bawa mawar buat Bio.”

“mawar? Ada juga biasanya cowok yang ngasih mawar ke cewek, ini kenapa malah kebalik?”

“hahaha, ya nggak apa donk. Khusus untuk caraku begitu. Hehehe.”

“ok dech. Sipps.”

Emang benar banget, Rika pergi dengan membawa mawar yang ia petik didepan kos kami. Dia meluncur ke kos Bio yang ada di Jogja. Tapi aku heran sekali, kenapa dia bela-belain untuk pergi jauh banget untuk menemui cowoknya, kenapa tidak cowoknya yang menjemput. Rika memang terlalu berkorban buat cowoknya atau memang dia itu terlalu keras kepala.

Malam harinya, lagi-lagi disaat Rika sedang bersama dengan Bio, Joni menelponku. Sengaja tidak aku angkat, karena aku tidak mau terus membuat keterangan palsu. Males juga sih harus bohong mulu hehehe. Aku juga terkadang bingung sama Joni, dia tahu saja kalau Rika sedang bersama Bio, padahal sebelumnya Rika tidak pernah membritahu Joni sama sekali. Tapi Bio juga sih, dia tidak berani tegas, dia terlalu lembut untuk menghadapi Joni yang keras. Kasian Rikanya juga ya kalau kayak gitu, hehehe.

Yaitulah Rika pada akhirnya dia terjebak dalam dua hati yang berlainan kepribadian. Namun dia seperti tak memiliki rasa lelah, harus menemui mereka secara bergantian, ditempat yang berbeda dengan jarak yang tak hanya sejengkal. Padahal tubuhnya terhitung kutilang (Kurus, Tinggi, Langsing), namun semangatnya yang dibutakan cinta seakan tak pernah membuatnya lelah sama sekali.

Cinta Rika yang tak tahu apakah dia akan memilih warna pink atau abu-abu sebagai pasangan hidupnya, atau bahkan aka nada warna lain yang mengisi hatinya kelak, itu akan menjadi pilihan baginya. Itulah sahabatku Rika, sahabatku yang cintanya dipenuhi warna yang berbeda, setiap cinta memiliki warna yang berbeda dan kini dia dihadapkan antara pink dan abu-abu yang menyelimuti hatinya.

            THE END




ANTOLOGI CERPEN : PELANGI CINTA 
PRAKTEK MENULIS WORKSHOP AFSOH PUBLISHER 2013
MAHASISWA UNNES

DAFTAR ISI ANTOLOGI :

GENDAM NUSANTARA 919

Back to Top