Oleh: Hoshino Nami
Cinta adalah
bagian rasa dalam jiwa. Mengendap dalam sejuta makna tumbuh bertahap namun
munculnya entah bagaimana. Menyertak begitu saja menyesaki dada. Tanpa dapat di
bendung keberadaannya. Jadi, hargailah sebelum menyesal nantinya.
“Yuph, bener
banget Re, tanpa terasa cinta itu ada tanpa diminta pula. Jadi, buat Rizky yang
disana jangan sesali. Melainkan hargai.” Simpul Willy
“Masing ditunggu
telepon selanjutnya ya, Sobat kisah kasih star Radio”
Kriiiiiiiiiiing......................kriiiiiiiiiiiiiiiiing.................kriiiiiiiiiiing.......
“hello Willy dan
Rere disini. Siapa disana?”
“Hi! Aku
bidadari bayangan.”
“Bidadari?
Bayangan? Bidadari bayangan ?”
“Hehehehehehehehe.........
aneh ya kedengerannya? Silahkan proteske orang-orang yang ngasih julukan itu.”
“Oh, Jadi
penasaran nih kok bisa di panggil gitu?”
“Kedengaran
menarik ya Wil?”
“Oke,
Ceritanya.....................”
***
Pada dasarnya
aku juga seperti cewek-cewek lain yang ingin ditemukan oleh pangeran. Seperti
Cinderella yang ditemukan pangeran dengan sepatu kaca. Seperti Snow White yang
mendapatkan ciuman pangeran. Seperti Putri Aurora (Slepping beauty) yang
dibangunkan oleh pangeran dengan menerjang semak belukar. Intinya punya kisah
romantis dalam percintaannya.
Tapi, Seperti
kata Seruni, ini dunia nyata yang enggak akan ada Pangeran berkuda putih.
Kecuali kalau aku bertemu pengurus kuda putih alias kusir kuda yang namanya pangeran.
Gak akan ada cowok ganteng yang datang gitu aja saat kamu tidur panjang dan
menerjang rimba penuh belukar buat kamu. Pangeran-pangeran iru Cuma cerita gak
nyata
Kisah
romantispun tidak ada bedanya. Cuma buatan para penulis atau gambaran sinetron
– sinetron masa kini yang kebanyakan bohong. Di kehidupan nyata enggak mungkin
ada sosok sempurna seperti Gu Jun Pyo, Edward Culen dan Romeo. Mereka itu
fiksi, Sedang aku hidup nyata, bukan salah satu rekaan itu.
Pangeran berkuda
putih Cuma ada dalam mimpi, Meski dinegara lain ada pula putra mahkota. Mana
mungkin aku bertemu dengannya. Cinderrella hanya cerita karangan juru dongeng
pengantar tidur anak-anak.
Namun, aku sadar
Seruni Salah, Pangeran itu ada, walau gak punya kuda, meski ia gak bertahta
juga kuasa. Dan meski dia bukannya mencariku lalu menembus rintangan.
Pangeranku benar-benar ada. Karena sepertinya kami dipertemukan bukan saling
mencari. Bukan salah seorang pangeran dari luar sana. Bukan dari Inggris,Brunai
maupun Malaysia. Bukan juga pangeran yang keluar dari buku dongeng. Ia bukan
hanya seseorang yang kebetulan bernama Pangeran. Aku yakin dialah pangeran
dihatiku.
Bodo amat
dikatain norak, aneh atau apapun oleh Seruni. Aku gak peduli. Bagiku dialah
pangeran yang aku tunggu. Pangeran yang di utus tuhan hadir dalam hidupku.
Kehadirannya tidak akan pernah kulupakan. 12 Juli , seperti senja, dekat halte
bus depan kampus. Hari itu juga bagian dari hari-hari paling istimewa. Dihari
itulah aku dan dia bertemu.lebih tepatnya melihatnya dan langsung tahu dialah
pangeran itu, Pangeran dihaiku. Karen, hati ini berdtak begitu kenccang napasku
tiba-tiba sesak. Dan mataku tidak dapat beralih darinya. Bisa dibilang Cinta pada pandangan pertama. Romantis
bukan?
Gara-gara mataku
terus memandang padanya. Sebuah tong sampah besar berhasil menghalangi jalanku.
Hampir separuh iri tong sampah besar berhamburan dan menjadi aksesoris menghias
tubuhku. Momen romantis jadi kekonyolan dramatis. Seruni yang berjalan
dibelakangku berbahak tanpa berkeinginan membantu. Menyelamatkan sahabatnya
yang sial ini tak jadi prioritasnya.
Namun ternyata
pangeran itu malah datang dan menjulurkan tangan. Aih, tubuhku yang telah remuk
redam di timpa tong serasa mampu melayang. Terbang ke langit luas bersama si
pangeran. Dia tak hanya menolong ku berdiri tapi membersihkan beberapa sampah
nyasar dikepala. Terima kasih tong sampah bawa berkah. Sayangnya pangeran itu
langsung pergi begitu saja tanpa berkata apappun. Meninggalkanku tengah melongo
sampai lupa berterima kasih
Hari itupun
berlalu, berganti jadi minggu. Selanjutnya minggu berlalu jadi bulan. Waktu
berjalan begitu cepat. Enggan membiarkanku menikmati detik begitu lambat meski
ku ingin . Hanya beriku saat tuk mengenang. Beriku sejuata dalam pikiran.
Siapa dia? Siapa
namanya? Dimana dia? Apa dia baik – baik saja? Sehatkah dia? Apa dia sudah
makan? Dapatkah ia tidur nyenyak? Berulang kali kembali ketempat aku bertemu
dengannya. Pangeranku itu tidak ada. Ia seolah menghilang ditelan bumi. Tak
kembali meski aku terus berharap. Mimpikah kejadian sebelumnya itu? Atau
pngeranku itu separti pangeran putri-putri itu. Tak nyata adanya. Hati ini
ngilu, Sakit rasanya. Merindu tanpa tahu kapan datangnya. Menanti tapi tak
pasti.
Penantian tuk
dipertemukan lagi, yang kali ini rasanya bahkan lebih lama. Menyiksa , apakah
takdir akan membawa aku dan dia kembali bertemu ? keraguaan itu menyusup.
Merasuki diri yang tengah gamang. Aku hanya mampu berharap, berdo’a pada Tuhan
akan takdirnya. Takdir ternyata bawa kami bertemu, saat aku bahkan tidak berani
lagi berharap lebih. Disaat senja belum menyapa sore. Bukan juga di halte bus.
“ hayo.......”
Suara aneh,
cempreng mengagetkanku dari belakang. Oh ternyata Seruni, Orangnya memang aneh
ya rada-rada gila
“mikirin apaan
sih dari hari ke hari waktu ke waktu kerjaan nya bengong, galau. Ah gue tau lu
pasti mikirin pangeran tong sampah itu kan. Hayo ngaku, hayoooo hayoooo? Dah
gak usah dipikir lawong orangnya ada
disini dia kan senior kita” Celoteh Seruni
Kalau dengerin
Seruni ngomong kaya ndengerin orang lagi ngerep kaya itu lho G-dragon
Ternyata Selama
ini ada di dekatku. Berada di bangunan yang sama lingkungan yang sama. Berpijak
ditanah yang sama. Bukan hanya berlindung di bawah naungan langit biru. Dia
ternyata Seniorku, mencari kesana kemari tapi ternyata dia disini. Melayanganku
kembali dalam bahagia. Ditambah jawaban akan tanya untuk ia terjawab kini. Si
pangeran baik-baik saja, sehat, tanpa banyak perubahan dalam diri kecuali kalau
dilihat dari dekat ia kian tampan.
“Eng..........ng..........gak
kok gue lagi bingun aja?”
“Bingung napa?
Tu ada tiang? Pegang tu tiang biar gak bingung. Nih ada sedikit informasi
pangeran tong sampah itu namanya kalau gak salah Mangunkupujakawiwitan
AlFatihah Thomasedwardfanklin Anggorokusumo HwangZhouliem Adantefredosano
Rokujuuichi Ilwoon Shin”
“Sebanyak itu?” tanyaku kebingungan
“yup tapi lo
bisa panggil Matahari, kata temen-temennya oh ya mungkin jikalau lo jadi
pacarnya brarti lo pacar ke 61 lo tau kan bahasa indonesianya Rokunajuuichi,
nama tengahnya, kan artinya 61 heehee, bye gue cabut dulu wassalam”
Oh ternyata
namanya buanyak buanget tapi kalau disingkat Matahari, sesuai namannya dia
diberi kehangatan. Cahaya dalam kegelapan harapan yang mengikis . Matahari yang
memberi sumber kekuatan dunia, begitulah ia diberi kekuatan semangat hanya
dengan melihatnya. Matahari yang diberi tumbuhan-tumbuahan itu kehidupan.
Aku jadi seperti
bunga- bunga matahari atau puncak daun teh dan tumbuhan-tumbuhan lain yang
selalu menanti. Tak pernah mengalihkan diri dari sang mentari kemanapun dia aku
selalu peri. Tapi kalau denger cerita Seruni namanya aneh ah paling dia bohong
biasanya kan suka jabarin nama orang. Udahlah EGP
Jadi, karena
tingkah konyol itulah semua orang juluki aku dengan Bidari Bayangan Matahari.
Dimana Matahari ada aku juga disana. Kemana Matahari melangkah aku mengikuti
matahari pergi.
“kenapa loe
ngikutin gue?” Tanyanya suatu ketika
“Gak boleh ya kak?”
tanyaku bingung
“Gue nanya malah
balik nanya malah balik nanya”
“Maaf, saya
ha.....ha.....hanya”
“hanya apa! Loe
sadar gak sih mereka jadi ngganggep aneh-aneh tuh. Mereka kira pasangan.
Padahal loe dan Gue Cuma senior dan junior. Tapi kalo loe terus-terusan seperti
ini mereka bakalan terus salah paham .”
“maksud kakak?
“jangan lagi
ikutin gue!” ujarnya sembari pergi
Kata – kata itu
sepenuhnya menghilangkan kemampuanku berjalan. Aku membeku, mematung di tempat.
Tanpa peduli bahwa orang-orang memandang penuh tanya. Sejak itu tidak berani
lagi kutunjukan diri didepannya. Dari kejauhanlah aku bersembunyi melihatnya.
Memanggil namanya lirih. Tanpa ia sadari. Meski hati ini kadang ingin sekali
menemuinya datang sekedar menyap. Telinga ini berharap mendengar kembali
suaranya. Meski hanya beberapa patah kata. Mata ini ingin melihat lebih dekat.
Menikmati setiap inci wajahnya . mata burung pipit miliknya.senyumnya yang
hanya ku abadikan dalam mencari. Keberanianku hilang. Menguap bersama kecewa
yang sempat muncul. Tidak ku pungkiri atau menangis meraung. Bahkan begitu
menyedih dimata Seruni.
“uuuh!!! jatuh
Cinta itu menyedihkan ya harus gue akuin pacar gue banyak tapi setelah putus
gue gak pernah nangis kaya gini kita tu harus punya prinsip mati satu tumbuh
seribu” ujar Seruni
“emangnya lagu
telah gugur pahlawanku gugur satu tumbuh seribu”
“dah urusan
jodoh sepenuhnya ada di tangan. Asalkan sesuku, kalau bisa kaya, pendidikan
tinggi, dari keluarga baik-baik”
“loe ngibur atau
mo ngiklan, berapa banyak iklan yang loe hafalain”
“lu tu harus
berusaha inget ini yang ke 61”
Jatuh cinta
bukan hanya bahagia. Karena di depan kata cinta ada kata jatuh yang mendahuluinya dimana setiap jatuh itu
menyakitkan. Luka itu ada, jadi aku harus hadapi. Begitu kurang lebih dihadapi.
Namun, tidak dapat ku kendalikan hati ini hatiku menghianati pikiran. Hati ini tak
mau diajak kompromi, hatiku seolah tak mau tahu. Luka dan bahagia kadang
dirasanya sekaligus. Terluka karena hanya bisa melihat dari kejauhan namun
sekaligus bahagia dapat melihat pangeran matahari si pangeran hati
Padahal sekuat
tenaga pikiran ini mencoba tak lagi memikirkannya membangun dinding roboh
perlindungan. Memasang tampang tiada perduli. Sayangnya, hati tetap saja
mencarinya. Meruntuhkan segala percobaan melupakan tak peduli akan luka.
Luka, harusnya
dari awal aku sadar. Ia benar aku dan ia hanya senior dan junior. Tak akan
pernah jadi kami ataupun kita.
Harusnya aku
juga sadari. Ia itu Matahari. Matahari yang mampu mencipta bayangandaari
cahanya namun bayangan pun akan hilang di terpa cahaya bukan? Bayangan itu
berada di belakang bukan didepan menyongsong cahaya matahari.
Bayangan
hanyalah pengikut yang tak berarti . tak pernah benar-benaar ada, bayangan
hadir dimana matahari ada. Tapi matahari tak perlu hadir dimana bayangan ada.
Bayangan selalu membutuhkan matahari tuk eksistensinya. Tapi matahari tak perlu
sama sekali. Matahri tidak pernah mencari bayangannya.
Matahari
pastilah untuk planet. Bukan bayangan yang seperti hantu. Ada meski tak tampak
keberadaannya. Planet yang pantas bersamanya. Tuhan mungkin mentakdirkan planet
untuk matahari. Bukan diriku si bayangan hitam.
Keduanya begitu
erat kaitannya dengan ilmu astronomi. Tapi sayangnya tak ada benar-benar
sempurna . Matahari dan planet mau tak mau terpisah jadi dua kubu. Jika mereka
bersama maka yang ada planet tersebut akan meledak karena suhu panas yang
tinggi oleh matahari.
Melihatnya dari
kejauhan membuatku hanya bisa menerka tak dapat maju merengkuh untuk menghibur
sampai kebebasan dan rindu kian menggembu membuatku tidak lagi menahan diri.
Kresssnya Gila.
Itu yang dinyatakan Seruni ketika senua terjadi aku juga tak menyangka semua
begitu mudahnya. Walau tabut menyertai setelahnya. Aku menentang Matahari.
Bertaruh tentang keberadaanku, setelah seminggu menterornya dengan terus
mengikuti kemanapun ia pergi .frustasi ia tak lagi jadi muram. Tapi berbah
masam. Aku tahu ia ingin segera bebas dan lepas. Tidak mendapatiku di
sekitarnya. Bebas dari segala perlakuan dan perhatian yang ku beri.
Aku hanya minta
tiga hari, seperti aladin pada jin yang diberi tiga permintaan. Tiga hari
bersamanya. Hanya itu tak lebih
***
Hari pertama,!
Ia memasng
tampang kesal. Karena aku terus menarik tangannya, masuk ke setiap wahana
permainan. Memaksanya berfoto bersama, berdua mengambil alih tugas badut yang
sedang menghbur anak – anak kecil . lalu sehabis dari pasar malam bukan pulang
aku malah mengajaknya karaoke dengan suara yang mampu pecahkan gelas. Bayangkan
para pelayan saja sampai harus pakai kapas menutupi telinga. Dan hari itu wajah
datarnya kembali tak lagi sedih atau masam
***
Hari kedua,!
Aku mencoba
mewujudkan mimpi romantis, mengajaknya makan bersama dipinggir pantai. Dengan
hembusan angin dan beratap bintang gemintang di atas langit. Tapi sialnya ombak
menerpa meja dan kursi. Menumpahkan pasir ke semua makanan yang tersedia, membuatku dan dia hanya
bisa menikmati jagung di pinggir jalan, kecewa, namun ia tertawa.
Ingin rasanya
menghentikan waktu saat itu. Aku memang egois, memaksakan kehendakku padanya ,
padahal aku tahu ia tengah terluka. Pasti berharap planet yang ada bukan aku.
Dia hanya terpaksa
***
Hari ke tiga
“jadi, hari ini
hari terakhir?” tanya Deun masih penasaran
“iya”
“lalu apa yang
akan kalian lakuin?”
“gak ada.”
“lho? Terus mau
kamu apa?
“apa ya? Mau dia
bahagia.”
“annyeonghaseo
my friend good morning assalamualaikum wr.wb. ohayou gozaimasu sungeng enjang
kulonuwun bonjour” Seruni datang sambil bawa buku buanyak baunget
“Sebutin tuh
semua bahasa” sela Deun
“terserah gue
kan seperti silsilah keluarga inget nama asli gue Selvonta EdisonHellendouchan
Rokujuuichi Uswatunkhasnah Notowiryoanggorokusumo
Ilwoon Shin” seruni pamer
“eh Sel “
“ eem?” seruni
yang masih bengong nggak ngerti
“oh, eh elo napa
brantem ya ama sepupu gue oops , duh ketahuan deh”
“Ser lo bilang
apa barusan sepupu, kok lo diem aja nggak cerita?” tanya ku penasaran
“ah bodo gue,
mau ke perpus dulu ya bye?” kata seruni yang tiba-tiba pergi
Aku gak ngerti
kenapa bisa seruni kayak gitu sama aku tapi emang gue sih yang bodoh udah jelas
nama mereka hampir mirip puuuanjang buanget.
“hoooe” Deun
mengagetkanku
“ah, Deun apa
sebaiknya gue pergi aja ya?”
“kenapa malah
pergi? Lo malu? Gue aja yang namanya Deun Phak Dung Theung gak malu. Loe gak
mau berjuang, kata si Selvonta fighting gitu?
“ udah lah cinta
kan tak harus memiliki ya nggak
“oooh so sweet,
melepas itu memang gak mudah”kata deun
***
Halo kembali lagi di Star radio, radionya
para bintang bersama gue Rere dan gue Willy, yup kita tunggu penelpon pertama
kita halo
Kriiiiiiing kriiiiiiiiing......... ok udah
nyambung halo dengan siapa ? dimana?
“Gue bidadari gue suka sama cowok tapi dia
gak ngliat gue, tapi gue rasa gue harus nglepasin aja ya thank”
“cinta memang kadang tak memilih kita, namun
tak dapat kita paksa. Yang kita mampu melepasnya, tetap ceria ya bidadari”
“oh ya boleh request nggak?aku mau lagunya
Donita ya”dan aku langsung tutup telfon gue
“ok bidadari terimakasih ceritanya bagus
banget deh boook , ok nanti willy puterin deh”
“ok disini ada yang kirim pesen nih dari
matahari”
“apa-apaan, kita bacain ya.”
Bidadari
loe kemana sih inin kan hari ketiga kita gue masih nunggu elo disini.
PRAKTEK MENULIS WORKSHOP AFSOH PUBLISHER 2013