-->

KETIKA GURU MADURA MENULIS BUKU

| 9:09 AM |


KATA PENGANTAR

 

Menjadi seorang guru adalah sebuah pilihan. Menjadi guru yang profesional adalah sebuah keharusan. Di sini tidak ada sama sekali kaitannya dengan Guru Sertifikasi yang menjadi program kementrian pendidikan dan pemerintah. Karena tidak sedikit guru yang bersertifikat, tapi tidak memiliki loyalitas dan kapabilitas di dalam dunianya sendiri. Hal ini tentu akan menjadi PR tersendiri bagi pemerintah dan lembaga-lembaga yang berwenang di dalamnya.

 

Pendidikan adalah merupakan ruh di dalam sebuah bangsa. Sebagai ruh kehidupan dalam dunia ini, maka pendidikan harus menjadi perhatian maksimal dalam pelaksanaannya. Pendidkan meliputi banyak aspek, kognitif, afektif, dan psikomotor.



Bahkan, menurut Jerome S. Bruner, pendidikan bukan sekadar persoalan teknik pengolahan informasi, bahkan bukan penerapan teori belajar di kelas atau menggunakan hasil ujian prestasi yang berpusat pada mata pelajaran (subject centered achievement testing). Akan tetapi pendidikan merupakan usaha yang kompleks yang di dalamnya tercakup banyak peranan untuk menghasilkan tujuan pendidikan itu sendiri. Baik peserta didik, pendidik ataupun media pendidikan yang harus benar-benar terukur dan terstruktur.



Beberapa artikel yang ada di dalam buku ini berkonotasi kepada dunai edukasi. Ada berbagai tema pendidikan yang dikemukakan di dalamnya yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi teman-teman guru. Artikel-artikel ini sangat aplikatif, dan mudah untuk dilaksanakan. Karena dikondisikan sebagai pedoman praktis, diintegralkan dengan lingkungan sekitar yang sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh siapa saja.


Artikel ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak diimplementasikan dalam dunia nyata. Maka segala bentuk konsep, format, formola, metode dan metodologi, serta didaktif KBM akan terungkap nyata dalam bentuk pengejawantahan di dalam kehidupan keseharian.


Bersama ini saya harus banyak berterima kasih kepada Allah swt,  kepada kedua orang tua saya, yang telah memberikan banyak warna hidup, pahit getirnya kehidupan, sehingga saya mampu eksis sampai saat ini. Kepada seluruh anggota keluarg besar saya, adik saya (Rasuli) yang telah berkorban untuk pendidikan saya. Begitu juga terima kasih saya berikan dengan tulus kepada istri tersayang, yayang (Fitri Amalia) yang banyak memberikan dorongan kepada saya untuk terus berkarya. Kepada ketiga anak saya, Fathira Varach Kamila, Farhan Zacky Rusydiansyah, Ravach Rusydan Aulia, yang telah menjadi inspirator dalam dunia tulis menulis saya.


Tak lupa juga kepada pamanda (Mahdari) sebagai guru alif saya beserta keluarga besarnya. Kepada almamater tercinta PP Annuqayah Guluk-Guluk beserta seluruh masyaikh (para kiyai) dan seluruh guru-guru saya yang ada di sana. Kepada seluruh teman-teman SMPN 1 Masalembu, teman-teman SMPN Batuputih, serta seluruh akhwan dan akhwat yang tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini. Terima kasih yang tak terhingga, semoga jasa-jasa kalian mendapatkan Ridha dari Allah swt.


Terakhir, semoga buku ini bermanfaat kepada diriku sendiri dan kepada seluruh masyarakat yang berkecimpung dalam dunia pendidkan. Amin ya Robbal ‘alamin.


Sumenep, 22 Maret 2013


 




PENDAHULUAN


Berbicara tentang pendidikan tentu tidak lepas dari guru, anak didik, dan sarana-prasarana pendidikan. Guru, beserta stickholder pendidikan secara keseluruhan merupakan centre of education. Bisa jadi tidak semua person sepaham dengan ini, namun setidaknya peran guru adalah sangat vital di dunia pendidikan. Maka upaya-upaya menjadikan guru dengan kualitas yang mumpuni terus saja dilakukan, baik secara individu maupun kelompok, termasuk di antaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan guru mata pelajaran.


Pendidikan lebih dari sekadar pengajaran. Karena dalam kenyataannya, pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu. Dengan kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan.[1]

Untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas, setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan.


1.     Aspek guru

Secara konvensional guru adalah seseorang yang berdiri di depan kelas memberikan pengajaran yang umumnya menggunakan metode ceramah. Secara lebih umum, guru adalah segala sesuatu yang memberikan dukungan terhadap perkembangan anak didik, baik yang kasat mata ataupun yang tidak kasat mata. Baik yang berupa personal, maupun berupa materi yang ada di lingkungan kita.


Secara personal kualitas guru perlu benar-benar diperhatikan, karena hal ini akan memberikan daya hantar positif progresif untuk perkembangan dan pemahaman peserta didik terhadap kehidupan. Keterampilan yang menjadi bakat terpendam dalam diri anak didik, akan semakin survive maksimal jika personal guru mampu menjadi inspirator, motifator, dan konseptor bagi para anak didik.


Guru dituntut profesional. Hal ini menunjukkan bahwa profesi seorang guru harus menjadikan kehidupan yang layak. Maka kehidupan layak ini tidak bisa dipisahkan dengan perbaikan kesejahteraan, sehingga guru tidak lagi disibukkan oleh hal-hal lain di luar tugas dan kewajibannya. Tentu dalam hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah, serta kesadaran personal guru itu sendiri.

2.     Aspek peserta didik


Peserta didik adalah siswa dan siswi  dalam tahap perkembangan wajib belajar. Peserta didik tidak bisa belajar dengan baik jika hak-haknya terabaikan. Maka hak siswa juga perlu diperhatikan.


Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang, bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran. Maka hak ini harus diaktualisasikan dalam kehidupan pendidikan yang bermasyarakat. Artinya dalam kondisi apa pun, peserta didika harus didaya-upayakan untuk memperolah pendidikan yang berkwalitas.

3.     Aspek sarana-prasarana


Sarana-prasarana adalah segala sesuatu yang menunjang terhadap tercapainya kwaliatas pendidikan yang baik. Maka dalam hal ini, sarana-prasarana juga perlu diperhatiakan serta ditingkatkan kwalitas materialnya. Karena, tanpa sarana-prasarana yang memadai, maka pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana yang kita harapkan.


 


Tidak jarang suatu lembaga pendidikan yang sarana prasarananya sangat menghawatirkan. Kondisi kelas yang rusak, alat-alat laboratorium yang sudah tidak layak, atau bahkan tidak ada sama sekali. Maka kondisi ini juga akan menghambat perkembangan pendidikan yang ada.


Sebagaimana telah disinggung dalam pengantar buku ini, bahwa menjadi guru adalah sebuah pilihan, seseorang diberi kebebasan untuk berprofesi sebagai seorang guru, tetapi menjadi guru profesional (dalam arti yang sesungguhnya) adalah sebuah kewajiban. Guru adalah figur yang harus memberikan contoh atau teladan yang baik terhadap anak didiknya. Bukan malah memberikan etika negatif sebagaimana yang sering terjadi akhir-akhir ini oleh oknum guru yang tidak bertanggung jawab.


 


Skill atau keterampilan guru juga perlu diasah, ditingkatkan, dan diperbaiki dari waktu-ke waktu. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat, maka kemampuan guru pun harus searah dengan perkembangan zaman. Guru juga dituntut untuk memahami beragam teknik dan metodologi pengajaran. Karena materi dalam sebuah buku mata pelajaran sesuai dan pas dengan satu metode, sedangkan materi yang lain sesuai dan pas dengan metode yang lain pula. Jadi, kemampuan guru dalam motodologi pengajaran harus senantiasa ditingkatkan.


 


Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa artikel yang saya tulis mulai dari tahun 2006. Buku kumpulan artikel ini berusaha memberikan ruang gerak yang lebih luas untuk mempraktikkan beragam metode sesuai dengan lingkungan lembaga masing-masing. Banyak cara dan trik yang bisa kita lakukan, agar dalam pengajaran tidak menjadikan anak didik kita merasa bosan dan cenderung pasif. Kita dapat menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar kita, asal kita mau sedikit kreatif dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.


 


Sungguh, buku ini jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah swt. Namun demikian, saya tetap berharap bahwa dari buku ini bisa diambil hikmah dan manfaat baik secara tersurat maupun secara tersirat. Akhirnya saya memohon maaf jika dalam penulisan artikel ini kurang bermakna, serta saran dan kritik untuk kesempurnaan artikel ini sangat saya harapkan. Wassalam!



[1] Prof. DR. Azyumardi Azra, MA, Esie-Sei Intelektual Muslim Pendidikan Islam, hal. 3

GENDAM NUSANTARA 919

Back to Top