365
Pagi hari yang cerah telah terasa di Parang High School, sekolah Music Nasional di Korea Selatan. Siswa berlarian menuju ke sekolah, karena gerbang 5 menit lagi akan ditutup. Yeoja bernama Kang Hyeri,anak baru di Parang High School,dihukum karena terlambat sekolah. Dia seorang kpop maniac yang selalu berlebihan tentang korea pop. Di tempat yang berbeda ada seorang namja duduk di bangku belakang taman sambil mendengarkan musik dari handsetnya, namanya Do Kyungsoo. Dia seorang namja cuek yang sebenarnya sangat hangat.
TET…
Bunyi bel menandakan waktu pelajaran telah selesai pada hari ini. Semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Hyeri membereskan buku-bukunya yang berserakan di meja. Tiga temannya menghampirinya, nama mereka Cho Eunmi, Kang Nara, dan Lee Hyon Ni.
Hyeri POV*
“Hyeri, sudah tau boyband baru yang namanya EXO?” tanya Eunmi penuh semangat. “Belum, kenapa aku belum tau?”, jawabku dengan sedikit bingung. “Mereka itu bagus Hyeri,bahkan semua membernya tampan”,ujar Nara menambahkan. “Beneran? Kalo begitu aku pergi beli kasetnya dulu, sampai tinggal” . Aku berlari menuju toko music 356 langgananku.
*TOKO MUSIC 356*
Dia mengambil album EXO MAMA yang hanya tinggal 2 di toko ini, dan album kpop yang lainnya.
“Do ahjussi, aku beli ini” kata Hyeri sambil menyodorkan albumnya. “semuanya 600.000 won, terimakasih Hyeri” “Ini uangnya, terima kasih” Hyeri sambil menyodorkan uang. “ne, jangan lupa berkunjung kembali”, sahut Ahjussi itu dengan ramah. “ne ahjussi” ,timbalku senang.
Aku langkahkan kakiku keluar toko music ini, baru saja aku keluar…
BRUK
“Mianhae, aku tidak sengaja” terdengar suara berat laki-laki yang telah menabrakku, aku mendongak ke atas. Ya Tuhan dia keren sekali!(pikirku dalam hati), dengan mengenakan baju hitam panjang dipadukan jins biru muda dan dia mengenakan topi hitam.
“Gwenchana?” tanyanya dengan wajah datar tanpa kekhawatiran. “n…ne, Gwenchana” kataku terbata-bata. Ku lihat dia berdiri dan pergi begitu saja tanpa membantuku.
Aku langkahkan kakiku menuju kamarku yang besar, aku tidurkan badanku di atas tempat tidur King-sizeku, aku sedang memikirkan namja tadi yang menabrakku, dia sangat keren dan dia mematahkan janjiku yang tidak akan menyukai seorang namja.
*Pagi hari di sekolah*
Karena aku terlambat kemarin, jam pertama dan kedua yaitu Matematika aku tidak boleh masuk. Maka dari itu,aku disuruh mengerjakan tugas dari halaman 16-22, sangat menyebalkan. Aku langkahkan kakiku menuju ke perpustakaan untuk menyelesaikan tugas yang sangat rumit ini, sudah tau aku sangat buruk di Matematika kenapa tugasnya banyak banget. Aku pun memasuki perpustakaan dan langsung menuju deretan Matematika.
“Kenapa buku Matematika tebal sekali?” cibirku sambil meletakkkan 4 buku matematika.
Aku baca buku-buku yang tebal ini, ku lihat ada seorang namja yang sedang tidur di depanku. Biarlah itu juga bukan urusanku. Aku sudah hampir 45 menit disini, tapi belum ada satupun tugas yang selesai. Aku lihat namja yang tidur tadi telah bangun dan menatapku. Ya Tuhan inikan namja kemarin yang menabrakku? Dia sekolah di sini? Ku lihat nama yang tertera di baju sekolahnya Do Kyungsoo. Lalu ku beranikan diri bertanya padanya.
“Mian, kamu yang kemarin menabrakkukan?” aku awali bertanya, namun dia hanya menatapku dingin tanpa mengucapkan satu katapun. “Yang kemarin menabrakku di toko musik” aku mencoba mengingatkannya. Dia memandangku lama dan berkata “Oh”.Dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun, menyebalkan tapi kupikir dia tetap keren.
Author POV*
Setelah kejadian itu Hyeri mencari semua info tentang D.O, dari bagian informasi di sekolahnya bahwa D.O kelas 11 K. Setelah mendengar EXO dia pun browsing, waktu dia melihat foto EXO-K dia kaget karena mirip dengan kakak kelasnya, dia mencari profil anggota EXO-K, ternyata D.O adalah Do Kyungsoo kakak kelasnya, dan orangtuanya Do Hwa. Hyeri selalu mengikuti kemanapun D.O berada. Ini pertama kalinya bagi Hyeri mencintai seorang namja. Hyeri pernah mengatakan dia benci terhadap namja karena appanya tidak peduli terhadap ommanya, appanya tidak tau ommanya terkena kanker darah. Ommanya meninggal 2 tahun yang lalu, saat Hyeri kelas 2 SMP, waktu itu dia senang mendapat nilai sempurna sesampainya di rumah ommanya tergeletak dengan berlumuran darah, ommanya hanya mengatakan “Jangan salahkan appamu” dan ommanya meninggal tepat di hadapannya. Hyeri kira setelah ommanya meninggal appanya akan merasa bersalah dan memperhatikan Hyeri, ternyata nihil. Di rumah Hyeri hanya dengan Pembantu Jang, dan Supir Ahjussi Kim, karena ayahnya sibuk dengan kerjaanya sendiri
Sabtu* Hyeri POV*
Hari ini terdapat lomba musik di sekolahku. Aku tau D.O oppa akan bernyayi dan aku juga akan menyanyi lagu Insooni-A Goose’s Dream, lagu ballad menggunakan gitar acoustic putih. Aku sudah mempersiapkan semuannya. Aku harap bisa memberikan yang terbaik dan hasilnya mengagumkan. Penampilan pertama D.O oppa, dia membawakan lagu Super Junior K.R.Y She’s Gone (Ballad) dengan menggunakan piano. Aku terpesona dengan suara D.O oppa yang begitu mengagumkan bagiku. Setelah dia selesai bernyayi, semua siswa bertepuk tangan atas penampilannya.Ketika dia turun dari panggung, aku lihat ada seorang yeoja berlari ke arahnya dan memeluknya dengan riang.
“Bogosiposoyo oppa” yeoja itu mengucapkan kata yang menyakitkan bagiku. “Nado, boposipo” D.O menjawabnya dengan senyum yang jarang sekali dia perlihatkan pada yeoja, tapi kenapa pada yeoja ini berbeda, apa dia yeoja chingu oppa? Aku tahan air mata yang hampir jatuh melihatnya seperti itu. “Hyeri, gwencanayo?” tanya Eunmi. “ne, nan gwencana” kataku sambil menundukan kepala. “ya sudah, ayo naik ke atas panggung, ini giliranmu”ujar Hyon Ni.Aku pun beranjak dan memulai penampilanku..
D.O POV*
Nam nam kumi issojo podo jiku jidko nam nuhayojjo
Ku lihat dia menyayi di atas panggung dengan suara yang indah dan sangat mengagumkan.Bukankah dia orang yang tidak sengaja aku tabrak di toko music milik appaku kan? Suaranya bagus juga,sangat ballad. Dia sangat menghayati lagu yang dia nyanyikan,sampai air matanya pun berlinang, tapi membuat suaranya semakin bagus untuk didengarkan.
Hyeri POV*
Alasanku memilih lagu itu karena aku ingin menjadi angsa yang cantik. Bermimpi jika aku berubah menjadi angsa cantik penuh kasih sayang dari orang terdekatku, penuh perhatian kepada sekelilingku. Menjadi angsa yang akan menemukan cinta sejatiku pada pangeran yang sangat mencintaiku, dari segi apapun pada diriku. Mimpi bahagia saja tidak pernah, selalu mimpi ommaku yang meninggal di depan mataku di atas pangkuanku 2 tahun yang lalu. Aku hanya bisa mengeluarkan air mata penuh kepedihan.
Setelah selesai aku lihat sekeliling, tidak ada D.O oppa dan yeoja tadi, kemana mereka berada? Biarlah seperti ini setidaknya dia tidak bermesraan di hadapanku. Aku berlari ke arah taman,di sini sepi tanpa ada orang setidaknya aku bisa menenangkan diri. Aku langkahkan kakiku menuju bangku taman biasanya bila hatiku sedang sakit, di bawah pohon yang rindang di depan danau buatan yang indah. Aku hanya bisa melihat air yang tenang dan menangis,terkadang berteriak agar beban ini sedikit berkurang.
Setelah menenangkan diri, walaupun masih dengan amarah yang meluap-luap hanya saja aku takut tema-temanku curiga padaku. Aku kembali menuju pertunjukan, ketika aku melewati ruang musik, terdengar lagu indah dengan lirik yang menusuk hatiku dan suaranya sangat mengagumkan. Semakin kudekati ruang musik dan aku melihat yang sedang menyayi dan memaikan piano adalah D.O oppa, kenapa dia selalu bisa membuat suasana hatiku berubah-ubah seperti ini. Tadi karena dia berpelukan dengan seorang yeoja sudah sangat membuatku sangat kesal, sekarang karena dia menyanyi membuat hatiku sangat tenang.Karena takut ketahuan mengintip, aku pun pergi meninggalkannya kembali ke lomba music.
“Hyeri, kamu dari mana? Aku takut kamu kenapa-kenapa?” tanya Hyon Ni yang sedang berlari ke arahku bersama temanku yang lari ke arahku. “Aku dari taman,cuma jalan-jalan sebentar” aku menutupi kehancuranku dengan tersenyum. “Jangan coba-coba kamu membohogi kami dengan senyummu, kamu selalu menutupi kepedihanmu dengan kecerianmu, benarkan?” kenapa tebakan Nara sangat tepat. “Ani, aku tidak bohong. Aku hanya ingin jalan-jalan saja” elakku dengan yakin. “Jinja? Bukannya tadi kamu sebal dengan D.O?” goda Eunmi. “jinja, aku tidak sebal. Sudahlah, ayo kita ke kantin aku ingin minum” elakku agar mereka tidak semakin memojokkanku.
Kantin*
Aku langkahkan kaki untuk memesan minuman. “Ahjumma, coffee hangat 4” baru saja aku memesan ada yang menerobos dan mengatakan “Pepsi 4” enak saja dia menerobos begitu saja? “Kenapa kau menerobos begitu saja?” aku kesal dia menerobos begitu saja. “Kamu kenal siapa aku? Aku ini yang memegang sekolah ini” katanya angkuh. “Ini pepsi saja” D.O memberikan pepsi itu kepadaku. “itu pepsinya, jangan liatin kakaknya terus” sindir Eunmi “oh..n..ne, gomawo” kataku sambil mengambil pepsi, dia pergi begitu saja.
Rumah*
Aku seneng D.O oppa memberiku pepsi ini tidak akan aku minum, aku taruh minuman itu ke kulkas aku beri lebel, ‘Jangan diminum!!’. Aku rebahkan diriku ke kasur King Size milikku, aku lihat jam 00.30 p.m. Aku beri pesan ke semua temanku bahwa aku dibelain dan diberi minum oleh D.O oppa . Pengumuman kemenangan di umumkan besok senin. Aku yakin jika D.O oppa akan menjadi pemenang pertamanya, sudahlah mikirin D.O oppanya besok saja.
Aku merasa kehilangan saat kamu pergi dari hadapanku. Aku tidak tau rasa apa yang sedang aku hadapi ini. ____ D.O
Kadang aku menjauh dari seseorang. Bukan berarti aku tidak memikirkannya. Tapi aku tau, bahwa aku takkan bersamanya___Hyeri
D.O POV*Minggu Pagi*
Matahari telah mengeluarkan sinarnya, aku pun pergi menuju toko musik 365 milik appaku. Aku selalu merapikan kaset-kaset dan membersihkan toko musik ini sebelum dibuka. Aku merasa kehilangan saat dia hampir 1 bulan ini tidak datang kemari. Kenapa aku merasa kehilangan orang yang selalu mengangguku? Ah molla, aku bingung ada apa denganku hari ini.
Hyeri POV*03.00 pm.
DOK DOK DOK “Nona, ada yang nyari” aku hentikan acara baca bukuku, kulangkahkan kakiku menuju pintu. “Ahjumma, siapa yang mencariku?” tanyaku pada pembantuku.
“Ahjussi pos, nona” jawab Ahjumma “Ya sudah, aku turun” aku berjalan turun ke lantai dasar untuk menemui Ahjussi pos yang sedang menungguku. Ku buka pintu rumahku. “Annyeong, ada apa ahjussi mencariku?” tanyaku ramah. “Annyeong, ada paket untuk ada Hyeri-ssi”. Paket? Dari siapa? “oh, kamsahamida. Ini siapa pengirimya ahjussi?” tanyaku sambil menerima barang dan tanda tangan. “Maaf, saya juga tidak tau. Saya hanya disuruh mengirimnya kepada Hyeri-ssi”. Jadi siapa yang mengirimkan paket ini?. “Ah Kamsahamida Ahjussi” sambil membungkukan badan. ”Ah ne, Annyeong” sapanya ramah. “Annyeong ahjussi” aku kembali masuk rumah dan menaiki anak tangga untuk mencapai kamarku.
BRAK
Aku tutup pintu kamarku, aku duduk di sudut tempat tidur King Sizeku. Aku buka paket coklat yang diberikan ahjussi tadi, isinya ada Album, foto box, kalender dan buku EXO XOXO. Aku sampai lupa kalo EXO mengeluarkan album barunya, karena aku sedang tidak mood kemana-mana. Ada kertas ucapannya “365”. Ini dari toko 365? Apa karena aku sudah tidak kesana lagi, Do ahjussi memberi aku ini? Aku jadi merasa bersalah.
Toko 365*
Aku menuju toko musik 365, untuk membayar album EXO XOXO aku tidak tega dengan Do ahjussi. Sesampainya disana aku menuju Do Ahjussi “Do Ahjussi terima kasih album EXO XOXOnya yang ahjussi kirimkan pada saya, tapi saya tidak enak jika saya tidak membayar” kataku sambil memberinya uang. “Apa maksud Hyeri? Saya tidak mengirimkan album apapun pada anda”.Aku kaget mendengar penuturan Do ahjussi.
“Tadi ada yang mengirim paket isinya album EXO XOXO di atasnya ada tulisan 365” “Mungkin itu dari anak saya Do Kyungsoo, katanya tadi itu buat temannya sekolah”. Apa? D.O oppa? “Oh, kalo begitu D.O oppanya ada?” tanyaku penasaran kenapa dia memberikan album itu? “Dia ada di dalam masuk saja Hyeri” “Oh, Kamsahamida ahjussi” aku langkahkan kakiku terburu-buru untuk menanyakan langsung ke D.O oppa, apa maksudnya ini. “Annyeong D.O-ssi kenapa kau berikan paket ini padaku? Merasa kehilanganku?” aku tanyakan padanya langsung to the point. “A…ani han…hanya saja itu kado untuk orang yang sering menggunjungi toko kami” katanya gugup. “Jinjja? Tidak perlu repot-repot untuk memberiku barang-barang itu, oh gomawo untuk barang-barangnya. Aku bisa beli sendiri, mianhae aku sibuk. Annyeong” penuturanku dengan penuh emosi, kenapa dia mencoba baik padaku? Bukannya dia benci saat aku mengikutinya tapi sekarang. Ah molla, aku bingung padanya. Aku pulang menuju rumah dengan emosi, kenapa yang dia katakan cuma itu saja.
D.O POV*
Tanpa ku sadari aku memberi paket album EXO XOXO padanya, aku juga tidak tau perasaan apa yang ada dalam hatiku padamu Hyeri. Aku benci dan marah saat kau selalu mengikutiku, dan ingin tau semua hal tentang aku. Tapi saat kau tidak melakukan hal itu,aku merasa ada hal yang hilang dariku, aku tidak tau aku harus bagaimana padamu, aku saja belum tau perasaan apa ini. Tapi sekarang aku ingin kamu selalu ada di saat aku melihat sekelilingku. Perasaan yang baru pertama kali aku rasakan pada seseorang.
Kantin Sekolah*Senin*
Hyeri POV*
Aku duduk di kantin aku lihat D.O oppa duduk bersama Lee Jihyo teman sekelas yang kemarin memeluknya di acara musik, menyebalkan. Aku benar-benar masih marah pada perlakuan D.O oppa kemarin padaku, sekarang dia malah melihatkan kemesraan mereka. Rasanya ingin pindah saja dari sekolah ini. Aku lihat ada namja tingginya sama dengan D.O oppa yang datang menghampiriku.
“Annyeong, Suho imnida” dia mengulurkan tangannya, dan rasa marahku seolah-olah lenyap berada di dekatnya. “Oh, Annyeong, Hyeri imnida” aku gapai tangannya dan membalas senyumannya, kenapa rasanya damai sekali berada di dekatnya. Aku lepaskan tangannya dan dia duduk di hadapanku.
“Aku kelas 11K, kamu kelas berapa?” tanyanya dengan lembut. “10C” jawabku ramah. “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu” dia memajukan wajahnya hingga dekat sekali dengan wajahku, aku benar-benar tidak bisa bergerak sedikitpun dan mataku menutup begitu saja “Satu…Dua…Tig…” Ada tangan yang menyeretku, aku buka mataku perlahan yang terlihat sekarang D.O oppa menyeretku ke ruang musik. “Kenapa kau menyeretku? Hah?” aku tanya padanya dengan penuh tanda tanya. “Mianhae soal kemarin, aku tidak sopan padamu” jadi dia menyeretku hanya karena itu saja? “Kau menyeretku cuma karena itu saja? Kalo begitu aku pergi” aku baru saja melangkahkan satu langkah ada yang menahan tanganku. “Jangan pergi, kamu mau mendengar aku bernyayi untukmu?” dia ingin bernyanyi untukku? Aku hanya diam dia mendudukkanku di kursi “Ini lagu EXO di album EXO XOXO berjudul 365” dia mulai bermain piano dan bernyanyi, aku hanya kaget ini lagu yang di nyayikan D.O oppa kemarin minggu di Ruang Musik, ini lagu yang bisa membuat perasaanku berubah. Sekarang aku mulai menghilangkan rasa marahku padanya, karena dia bernyayi untukku.
D.O POV*Kelas 11K*
Aku senang sekali telah membuatnya senyum kepadaku, sekarang aku harus cari tau apa maksud tindakan Suho tadi di kantin pada Hyeri? Aku langkahkan kakiku menuju tempat duduk Suho “Suho, apa yang tadi ingin kau lakukan pada Hyeri? Aku hanya menyuruhmu mencari tau tentang dia”, tanyaku dengan amarah yang meluap
“Aku hanya ingin memastikan sesuatu, kamu suka pada Hyeri kan?”.Apa? Kenapa dia tanya padaku seperti itu? Tapi kenapa amarahku mulai hilang pada Suho? Oh ya dia kan mempunyai keahlian mengendalikan air dan menghilangkan amarah orang. “Molla..” jawabanku “Kamu itu sudah mulai suka pada Hyeri, D.O” ujar Luhan. “Kamu tau dari mana, aku mulai suka pada Hyeri? Aku saja tidak tau dengan pasti”, tanyaku penasaran pada Luhan. “Kamu lupa, aku bisa mengendalikan apapun dengan pikiran. Aku sudah membaca pikiranmu, kamu itu sudah mulai suka padanya walau kamu selalu menolak pikiranmu sendiri D.O” ,jelas Luhan panjang lebar padaku. Sepertinya Luhan benar, aku memang mulai suka bahkan mungkin mencintai yeoja itu.
Pulang Sekolah*
Pengumuman Kermenangan*
Auothor POV*
Semua siswa berkumpul di depan papan pengumuman yang melihatkan hasil Kemenangan Siswa.
1. Do Kyungsoo
2. Xi Luhan
3. Kang Hyeri
4. Kim Suho
5. Lee Jihyo
D.O puas akan hasilnya, Hyeri sedikit kecewa dengan hasil yang keluar, tapi dia tetap senang masuk 3 besar.
1 Bulan Kemudian
Auothor POV*
Selama sebulan ini D.O dan Hyeri semakin dekat. Tapi terkadang Hyeri masih cemburu dengan kedekatan D.O dan Jihyo.
D.O POV*
Aku berjalan menuju 10C, namun di sana aku tidak melihat Hyeri, aku tarik tangan Eunmi menuju taman. “Yak! Apa yang kau lakukan! Tanganku sakit sunbae!” aku bisikkan rencanaku padanya. “Bagaimana?” tanyaku pada Eunmi. Dia membisikkan idenya padaku, aku kaget dengan penuturannya “Yak! Apa kau gila? Nanti kalo dia marah padaku bagaimana? Kau mau tanggung jawab?” tanyaku dengan amarah pada Eunmi.
“Aku tidak gila sunbae, dia tidak akan marah padamu, aku jamin dia tidak akan marah padamu, aku akan tanggung jawab semuanya”. Aku lega dengan penuturan Eunmi.
Papan Pegumuman*
Hyeri POV*
Aku berjalan menuju kelas sebelum bel masuk berbunyi, kulihat banyak orang menggerombol di depan mading. Aku penasaran ada apa di sana, kulihat Eunmi berjalan melewatiku, aku tahan.“Ada apa pada mading? Kenapa pada mengerubungi mading?” tanyaku penasaran pada Eumi yang ada di depanku
“Ada yang menulis surat cinta di mading ‘Saranghaeyo Lee Jihyo’ tanpa ada pengirimnya” tuturnya santai
“Jihyo-sunbae?” aku langsung masuk ke kerumunan itu dan melihatnya dengan jelas
Saranghaeyo Jihyo
Hyuri POV*
Aku sedang di taman belakang sekolah, aku lihat D.O oppa datang dan duduk di sebelahku. Apa penulis di dinding itu perasaan D.O oppa pada Jihyo sunbae? “Ah, sunbae…kau lihat pesan cinta di mading itu? Pesan untuk Jihyo sunbae?” tanyaku padanya, basa basi.
“Lihat, memang kenapa?” tanya D.O oppa balik. “Ah, aniya. Hanya……..penasaran saja. Kenapa harus melakukan itu? Kenapa tidak menyatakan langsung pada Jihyo sunbae? Siapapun yang melakukannya, dia pasti murid satu sekolah. Menurutku dia terlalu mencari sensasi” “Kenapa malah kau yang sewot” D.O oppa terkekeh.
“Aku hanya tidak suka dengan tipe orang seperti itu” jawabku. Meskipun aku mengaku tidak suka, tapi dia juga tidak memungkiri kalau aku penasaran dengan sosok misterius yang mengaku menyukai Jihyo sunbae itu. Aku menoleh melihat D.O oppa, tapi aneh, aku melihat D.O oppa tersenyum-senyum sendiri.
Hari Berikutnya*
Hyeri POV*
Tunggulah, pulang sekolah nanti, aku akan memberi tahu siapa aku yang sebenarnya. Kuharap kau tidak menolakku Jihyo
“Aigoo…orang ini semakin nekat saja. Kuharap dia bukan pasien rumah sakit jiwa” kata Eunmi, aku mengangguk.
“Kuharap orang itu memang benar-benar menunjukan dirinya, aku tidak suka dengan tingkah orang ini” cibirku. Eumi menoleh heran “Eh? Kau benci orang itu?”
“Begitulah” balasku. Setelah itu aku tidak mengatakan apa-apa lagi, entah kenapa aku merasa cemburu dengan Jihyo sunbae yang mendapat surat cinta dari seseorang yang misterius.Sepanjang hari ini aku lebih banyak diam memikirkan namja mesterius yang menyukai Jihyo sunbae, dan apa maksud senyuman D.O oppa kemarin. Aku merasa, D.O oppa merahasiakan sesuatu.
Hyeri POV*
Rabu, 6 Mei
“Hei.. kalian sudah tahu belum, namja yang mengatakan cinta pada Jihyo sunbae sekarang sedang ada di kelas Jihyo sunbae!” seru Nara. Anak-anak menghampirinya dengan heboh.
“Jinjja? Siapa orangnya? Siapa?”
“Jadi kalian belum tahu? Orangnya itu ternyata D.O sunbae!”
Apa? D.O oppa?
Aku langkahkan kakiku menuju kelas Jihyo sunbae dan D.O oppa, ada tangan yang menahanku.
“Kamu tenang saja. Tidak usah sepaeri itu” kata Luhan sunbae. Dia bilang aku harus tenang? Dan dia hanya tersenyum? Ah..Aku sudah tidak sabar lagi, aku lepaskan cekraman Luhan sunbae. Aku masuk ke kelas 11K aku lihat D.O oppa berlutut di depan Jihyo sunbae.
“D.O sunbae” kataku. Semua orang yang tadinya berisik jadi benar-benar sunyi. D.O oppa dan Jihyo sunbae menoleh ke arahku bersamaan.
“Hyeri?” aku berjalan mendekati mereka berdua, wajahku memerah menahan tangisanku agar tidak menetes di hadapannya.
“Kenapa” kataku “Kalau memang sunbae menyukai orang lain, kenapa sunbae ingin aku selalu berada di pandanganmu, kenapa sunbae perhatian terhadapku? Apa aku hanya seorang adik di matamu?”
Aku pun berlari keluar kelas,tidak mempedulikan dia yang memanggil namaku. Aku sudah tidak sanggup melihatnya bersama orang lain.
Taman*
“Ternyata kau disini”. Hyeri mendongak sebentar, dan begitu melihat D.O oppa berdiri di depanku, aku langsung berdiri pergi meninggalkan D.O oppa.
“Yak, kenapa kau pergi?” D.O oppa menarik tanganku.
“Jangan menarikku, sunbae!” seru aku galak sambil memukul tangannya. D.O oppa refleks melepaskan tanganku.
“Aisshh! Kenapa kau memukulku?”
“Orang sepertimu memang pantas dipukul!” teriak aku frustrasi.
“Kau sering mengatakan kau tidak mau aku pergi dari pandanganmu, bernyanyi hanya untukku” belum sempat D.O oppa menjawab, aku sudah memotong. “Selama ini kau anggap aku apa?! Kalau memang kau menyukai Jihyo sunbae, kenapa tidak menceritakannya padaku? WAE?!” D.O oppa menatapku, apa dia heran gadis sepertiku tidak bisa semarah ini dengannya?
“Kenapa malah bengong? Katakan sesuatu!” aku memukul dia lagi.
“Baik! Aku akan tunjukkan padamu sekarang!” seru D.O oppa, dengan amarah. Dia menarik paksa tanganku dan mengajakku ke koridor kelas, meskipun aku menolak tapi dia tetap menarik tanganku.
“Baguslah seongsaenim tidak melepas kertasnya” katanya, ketika aku melihat mading dan kertas berisi pesan itu menempel di balik kaca. Aku membuang muka, malas sekali kalau harus melihat kertas itu.
Dia menggeser kaca yang menutupi mading. “Coba lihat baik-baik”,seru D.O.“Harus ya?” tanyaku ketus.
“Ya harus! Ayo lihat!”
Aku melihat pesan di mading itu dengan malas, padahal kalau saja dia tidak memaksanya. Aku sudah menyobek kertas itu, atau membakarnya saja sekalian saat kertas itu masih menempel di mading. Awalnya aku tidak melihat ada yang aneh di tulisan itu, tapi kemudian aku sadar kalau ada sesuatu yang ganjil. Tulisan Jihyo seperti di tempel, seolah ingin menutupi tulisan yang sebelumnya.
“Sudah kau lihat?” tanyanya.
“Kenapa ini ditempel?” tanyaku penasaran.
“Coba saja kau buka” katanya. Perlahan aku mengelupasi tulisan yang menempel itu, perlahan-lahan dia melihat kalau ternyata memang ada tulisan yang di tumpuk dengan nama Jihyo sunbae. Aku membukanya lebih cepat.Tulisan itu ternyata namanya.
“Ah..ini maksudnya?” Tanyaku terpaku.
“Masih belum sadar juga?” tanyanya.
“Maksudnya bukan Jihyo sunbae?”
“Yang aku tulis itu sebenarnya ‘Saranghaeyo Hyeri’” katanya, lalu tersenyum.
“Jadi…itu aku? Terus Jihyo sunbae bagaimana?” aku senang, tapi bagaimana perasaan Jihyo sunbae.
“Sebenarnya dia saudaraku, aku tau kamu cemburu kalo aku dekat padanya”
Aku terpaku di tempatku, tidak percaya dengan apa saja yang baru kudengar dan kuliahat. Dia bersandar di tembok samping mading. “Semua itu hanya bohongan. Aku, Jihyo, dan hampir siswa di sekolah ini sudah bekerja sama sebelumnya. Aku tidak pernah punya perasaan apapun pada Jihyo, dia saudara yang sudah ku anggap saengku.Aku menatapnya “Kerja sama?”
“Aku ingin melakukan sesuatu yang tidak akan kau lupakan bahkan seumur hidupmu. Aku ingin kau merasakan marah, kesal, tapi juga bahagia, dan inilah yang kulakukan”
“Saranghaeyo Hyeri”,ucap D.O dengan penuh senyuman dan ketulusan.
Dia menggenggam tanganku “Aku sudah sering bernyanyi untukmu dan membuatmu bahagia. Masa kau mau menolakku?” tanyanya lalu tersenyum jail padaku.
Wajahku memerah, aku mengigit bibir bagian bawahku. ‘Hyeri bodoh! Masa jawab ya saja sesulit ini?
“Ayo, aku ingin kau mengatakan ‘na do saranghaeyo, oppa’,” goda D.O oppa “Ayo Hyeri”
“Na….”
“Na apa?
“Na…do..”
“Na do apa?”
“Na…do…sarang….hae..” jawabku pelan.
“Oppa-nya mana?”
“aku tidak mau memanggilmu oppa! Weeek!” aku menjulurkan lidahku lalu pergi.
D.O oppa melonggo melihatku. “Yak! Yeojachigu macam apa kau ini?” aku hanya tertawa. Dia mengejarku hingga di depan ruang music
“Ayolah panggil aku oppa?” aku lihat dia sedang merajuk padaku.
“Ani” aku mengelengkan kepalaku. Tanganku ditariknya masuk ke ruang musik.
“Aku akan membuatmu memanggilku oppa!” katanya sambil mengerucutkan mulutnya, aku tertawa melihatnya.
“Coba saja kalau kau bisa” aku meremehkannya.
Dia memainkan piano dan bernyayi lagu kesukaan kami 365, aku tercengang suaranya semakin indah setiap harinya. “Oppa?” aku keceplosan langsung aku tutup mulutku.
“Tadi kau mau memanggilku oppa?” godanya sambil tersenyum.
“Anii..” aku mengelak dengan wajah memerah karena malu.
“Serius, aku akan membuatmu memanggilku oppa lagi kalau kau masih mengelak” dia berdiri dari kusinya dan mulai maju menuju aku, dia mulai mendekatkan wajahnya padaku, aku terus mundur hingga ke sudut.
“Satu…Dua…Tii..” dia semakin memajukan wajahnya.
“Ne, ne, ne D.O oppa” kataku menyerah. Dia memelukku.
“Kau tau kenapa aku menyatakan cintaku hari ini?” tanyanya sambil melepaskan pelukannya dari tubuhku.
“Wae?” tanyaku penasaran.
“Rabu hari ke 3 = 3
Tanggal 6 = 6
Bulan Mei bulan ke 5 = 5” jadi
“Jadi 365 ?” tanyaku
“Ne Chagi” dia memelukku kembali.
=The End=
BIODATA
Nama : Elisa Dian Laksono
Tempat,tgl lahir : Semarang, 5 April 1995
Alamat : Jalan Puspanjolo Timur III no.24, RT.06 RW.01 Semarang
FB : Elisa Dian Laksono
Hobi : Membaca,mendengarkan music,memasak
Moto Hidup : - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
- Do what you like, Love what you do
KELOMPOK 11 MAHASISWA UNNES -