-->

JANGAN BERHENTI MENULIS

| 2:25 PM |

 

Energi itu Mengalir

Oleh: Maya Lupita

Manusia terlahir dengan panca indra yang dianugerahkan Tuhan padanya. Dengan serangkaian proses belajar, manusia dapat mengenali dunia. Dapat menyimpan memori tentang hal-hal di luar tubuhnya. Juga dapat mengeluarkan apa pun yang ada dalam pikiran dan perasaannya, mengekspresikannya!

Banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk berekspresi.  Kadang cara itu efektif, namun tak jarang juga cara yang digunakan justru membuat keadaan yang disfungsional. Maka mulailah menulis. Dan kau akan memiliki energi untuk mengungkap apa pun yang ada di otakmu. Jangan biarkan dirimu bungkam.

Energi itu akan mengalir. Seperti sambaran listrik yang dengan cepat berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Alami begitu saja. Ketika jemari menari di atas keyboard, di atas kertas, di mana saja. Semua tahu, secara fisik hubungan otak dan tangan itu berjauhan. Dibatasi oleh bagian-bagian tubuh seperti kerangka kepala beserta isinya, leher, dada, lengan atas, lengan bawah, dan barulah jari-jari tangan. Namun semua orang juga tahu, bahwa otak dan tangan memiliki kabel penghubung, yaitu saraf. Saraf akan menghantarkan apa yang ingin kaulakukan dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari kecepatan cahaya.

Menulis sebenarnya bukan hal rumit. Tak serumit menghitung persamaan linear dan aljabar, pelajaran sekolah dulu. Bahkan dengan menulis, kau akan merasa senang dan ringan. Menemukan akses untuk membebaskan dirimu. Dan yang penting untuk kita ingat bahwa, energi tersebut hanyalah sebagian kecil dari keajaiban yang diberikan Tuhan untuk kehidupan kita. Dan jangan pernah berhenti untuk mengungkap lebih banyak keajaiban-keajaiban dari Tuhan.

 

 

 

Menulis: Mesin Waktu dan Motivator Handal

Oleh: Khatarina Meldawati Pasaribu

Menulis, hmmm... Aku ingat betul, mulai menulis sejak kelas dua SMP. Sejak aku mengenal yang namanya puisi, aku sangat menyukai puisi. Kesukaanku terhadap puisi berawal karena aku tak suka menceritakan kisah kehidupanku kepada orang lain melalui kata-kata. Ya, rasanya sulit sekali menggerakkan lidah untuk memulai berbicara tentang hari-hariku.

Aku sebagai manusia biasa tentunya juga tak bisa menyimpan perasaan bahagia ataupun sedih hanya untukku sendiri. Sejak aku mengenal puisi, aku mengabadikan kisah-kisah istimewaku ke dalam tulisan berbentuk puisi. Sampai kini, puisi yang kutulis masih ada dan sesekali kubaca. Senyuman, tawa, bahkan rasa sedih kembali terputar jelas di ingatanku dan mulai dipertontonkan saat aku membuka kisah yang kubingkai melalui puisi. Walaupun ada beberapa puisi yang ketika kubaca, aku lupa apa maknanya. Wajar saja, waktu itu aku masih SMP, sehingga terkadang penggunaan katanya berlebih-lebihan agar terkesan lebih mendramatisir.

Setelah duduk di bangku SMA, aku mulai mendalami dunia kepenulisan lewat ekstrakuriler menulis, kemudian aku juga tergabung dalam pelatihan jurnalistik. Hingga akhirnya karya pertamaku terbit di media cetak lokal. Karya inilah yang terus menerus membuatku tak tidur nyenyak, menghantui, dan terus memaksaku untuk menyulam untaian kata yang layak dibaca. Akhirnya aku mengaku kalah pada karya yang terus menghantuiku ini dan mulai mengikuti kemauannya dengan rajin menulis. Hingga akhirnya aku mengirimkan sebuah cerpen untuk dilombakan di media cetak provinsi Jambi.

Kabar membahagiakannya, cerpenku terpilih menjadi pemenang terbaik kategori lingkungan. Kemenangan ini juga terus menerus memaksaku untuk memenangkan pertandingan yang lain. Inilah keajaiban menulis yang aku rasakan. Melalui menulis, aku dapat kembali ke masa lalu. Hal mustahil, tapi berhasil aku lakukan saat membaca kembali tulisanku. Dengan membaca tulisanku, aku dapat melihat masa lalu dengan jelas, mencium aromanya, dan menyentuhnya. Di dalam menulis juga aku merasakan ada motivasi yang terus memaksaku untuk sukses dalam hidup.

***

Biodata Penulis

Nama: Khatarina Meldawati Pasaribu. Nomor HP: 085664352566. Nama FB: Khatarina Meldawati

                        

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menjadi Manusia Baru melalui Tangkai Pena

Oleh: Melly Wati

            Aku tidak pernah bermimpi untuk punya banyak teman di seluruh Indonesia, tapi aku pernah bermimpi untuk menjadi penulis yang karyaku dimuat di berbagai media. Sejak aku masuk dalam sebuah grup penulis, aku seperti menjadi manusia baru. Manusia dengan sejuta cerita, manusia dengan sejuta impian dan motivasi, serta manusia dengan sejuta teman di seluruh Indonesia.

Awal menulisku adalah dari media on line. Aku bergabung dalam grup penulis di mana aku dipercaya sebagai koordinator kisah inspiratif. Ada rasa bangga dalam diriku. Sejak itu banyak yang meng-addku untuk jadi teman. Aku senang sekali. Walaupun kami belum pernah bertemu, tapi keakraban sudah menyelimuti pertemanan kami. Semakin banyak ilmu yang kudapat dari hari ke hari. Aku benar-benar menjadi manusia baru yang terlahir dari tangkai pena. Kreativitasku juga bertambah, dari yang sekadar coba-coba, lalu sekarang aku benar-benar ingin menekuni dunia penulis.

            Sepertinya impianku akan jadi kenyataan, karena jalan sudah membentang di hadapanku. Pastilah banyak rintangan, tapi aku yakin Allah akan menuntun jemariku untuk menulis yang indah dan bermanfaat. Aku pun bisa belajar berdakwah melalui tulisanku. Sungguh keajaiban yang luar biasa untuk menjadi manusia baru dengan sejuta impian melalui tangkai pena.

GENDAM NUSANTARA 919

Back to Top