-->

KAMU PUN BISA MENULIS- COBALAH !!!

| 2:20 PM |

 

Kumenangkan Peperangan dalam Setiap Tetes Tinta

Oleh: Neyna Minaff

            Sejak lama aku berteman dengan tinta kertas. Kepadanya aku belajar menjadi kesatria yang kuat. Kepadanya aku terseok dalam kerapuhan dan rintihan batin. Kepadanya aku tersungkur dalam setiap jengkal kemunafikan. Kepadanya kuangkat tinggi-tinggi pedang dan kutegakkan pandangan.

            Bermain-main dengan tinta dan kertas hingga menuangkan setiap butir huruf yang kemudian menyatu menjadi barisan kata, sarat makna membutuhkan keberanian yang besar. Bukan keberanian untuk menuangkan isi hati menjadi syair-syair literal, namun keberanian untuk melawan egoisme dan nafsu amarah dalam jiwa. Menulis tidak hanya menyuarakan isi hati dan pikiran, karena nantinya hanya akan melahirkan generasi yang selalu merasa benar. Generasi yang terdoktrin oleh keegoisan individu.

Inilah yang seharusnya menjadi fokus para aktifis pena. Menulis untuk orang lain, menulis untuk masyarakat, dan menulis untuk mengatasi problematika dunia. Dengan cara ini aku menulis. Mengasah pedang setiap argumen pribadi yang berdenyut di dalam otak. Mencoba mengkritisi fenomena terkini dan siap berperang untuk menjaga pandangan diri tetap berada dalam nilai-nilai kebenaran. Di sini kelulusan sebuah karya tulisan diuji. Akankah ini memenuhi standar hukum kebenaran, ataukah hanya menjadi sampah penyulut perpecahan?

Mencoba menulis untuk melancarkan misi sebagai pendidik adalah target dan panggilan jiwa, karena dari goresan tinta itulah logika yang telah mati terbangkitkan kembali. Benang-benang kebenaran yang telah dianggap sebagai kebohongan tersatukan kembali sebagai pakaian untuk jiwa-jiwa yang telah rusak, sehingga dalam setiap untaian pena berperan penting pada penentuan nasib karakter penerus bangsa. Kaya ataukah miskin karakter.

Kini, kumulai misi ini dengan melatih pasukan penegak kebenaran yang akan menguji kelayakan setiap perputaran opini diri. Lalu berperang dan memenangkannya, hasilnya harus sama, yaitu berkualitas tinggi dan bertujuan untuk memperbaiki kebobrokan setiap pilar dunia. Menulis bukan untuk memenuhi hasrat pribadi, namun untuk menggembar-gemborkan persatuan dunia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Miracle will Come

Oleh: Nenny Makmun

Banyak hal yang aku dapat dari menekuni dunia tulis menulis. Tidak menyangka menulis membuat hati lebih terkontrol, legawa, dan bisa menerima kondisi hidup yang kadang tidak menentu, seperti saat merasa terpuruk dengan dunia kerja, saat sahabat baik hilang, saat kinerja dipertanyakan, saat anak-anak susah sekali dikendalikan, dan saat beberapa konflik.

Ajaib dengan menguasai dalam aksara dan membaca kembali ternyata menjadi terapi hati yang efektif. Ada rasa puas bisa bercurah dan share terhadap orang lain.
Sekarang
, sesibuk apa pun, menulis sudah menjadi bagian yang tidak terlewatkan walau hanya setengah halaman.

Maklum, kesibukan sebagai salah satu karyawan swasta juga banyak tuntutan. Saya meluangkan waktu di saat lunch dan di sela-sela waktu saat semua kerjaan selesai. Kejaiban menulis juga menemukan berbagai teman dunia maya yang tidak sedikit saling berkontribusi menyebarkan kebaikan.

So, keep writing! Insya Allah, the miracle will come!

Oct 12, 2012

***

Biodata Penulis

 

Nenny Makmun - Menulis tanpa batas (Write without boundaries) dalam http://noorhanilaksmi.wordpress.com/. Buku terbit: Kumpulan Puisi Harian Online Kabari Indonesia – Romansa 36 (Leutika), Kumpulan Cerita Anak Anya dan Peri Biru (Leutika), Kumpulan Cerpen Dalam Sebuah Closet (Leutika), Kumpulan Cerita Anak Negeri Dongeng  Ketika Ketty Menjadi Nomor 2 (Leutika), Antologi Puisi Mutiara Relung Hati (Leutika). E-mail: nennyrch02@yahoo.com. FB: Nenny Makmun – Twitter @ichandfay

Keajaiban tak Terlupakan

Oleh: Indah Permatasari

Keajaiban? Awalnya aku tidak percaya, tetapi ketika keajaiban itu datang menghampiri diriku, aku pun bingung dibuatnya. Apalagi keajaiban menulis. Sama sekali tidak pernah terlintas di benakku bahwa keajaiban menulis itu menyapaku penuh bahagia. Aku suka sekali menulis. Sejak sekolah menengah pertama, aku sudah suka menulis.

Aku benar-benar menulis dan mengikuti lomba atau event-event saat aku memasuki bangku kuliah ketika semester lima. Dan rasa ingin menulis itu datang secara tiba-tiba. Entah angin apa yang membisikkanku dan membujukku untuk ikut lomba atau event menulis sebuah cerita berbentuk sinopsis yang diselenggarakan oleh perusahaan selular milik Indonesia itu. Aku hanya menyimak dengan baik apa yang disampaikan sang penyeminar di atas panggung saat itu. Aku mengingatnya dengan baik, bahkan aku juga mencatat persyaratan dari lomba itu.

Seorang penyeminar yang berdiri di atas panggung itu membuatku terpesona dengan segala karisma dan juga segudang prestasi yang diraihnya. Membuat hati ini panas untuk segera mengikuti lomba itu. Bukan hadiah atau yang lain yang membuatku ingin mengikuti lomba itu, melainkan rasa penasaran yang kuat untuk mempraktikkan tips-tips yang sudah diberikan penyeminar tampan itu.

Penyeminar itu seorang penulis dan juga seseorang yang sudah berkecimpung lama di dunia pendidikan menulis. Karya-karyanya sudah banyak yang difilmkan. Aku sungguh ingin menjadi seorang penulis sejak mengikuti seminar itu.

Aku pun mengirimkan sebuah cerita dengan panjang hanya tiga sampai empat paragraf, karena itulah syarat yang diminta oleh pihak penyelenggara. Setelah mengirimkan naskah itu, aku tidak pernah berharap lebih, apalagi dengan hadiah yang akan diberikan bagi yang menang yaitu sebuah laptop. Namun, keajaiban itu benar-benar hadir di depan mataku, hingga aku tak percaya dengan e-mail yang aku baca saat itu bahwa aku memenangkan lomba itu.

Aku semakin tak percaya ketika hadiah laptop itu sudah ada di tanganku. Dan yang lebih ajaib lagi, aku menjadi ketagihan untuk ikut lomba menulis dan selalu berusaha mencari informasi tentang lomba menulis. Tak lupa aku juga mencari bahan-bahan atau pelajaran tentang bagaimana cara menulis serta membuat tulisan yang berkulitas baik.

Setelah kemenangan lomba itu, aku pun sampai sekarang masih merasakan keajaiban menulis. Berturut-turut selama dua bulan ini aku mendapatkan hadiah dari lomba menulis, yaitu novel dari menulis surat di blog, menghadiri kelas menulis gratis, dan menulis cerpen yang kemudian dibukukan, meski hanya antologi, dan itu sudah dua kali atau dua buah karya. Sungguh walau orang lain menganggap ini adalah biasa, namun bagiku ini adalah sebuah keajaiban, keajaiban menulis.

***

Biodata Penulis

Nama saya Indah Permatasari. Lahir di Jakarta, tanggal 09 Agustus 1989. Mahasiswi jurusan Akuntansi di Universitas Pamulang (UNPAM) Tanggerang Selatan. Saya tinggal di Jalan Alpukat 5, No. 3 blok E20, RT04 RW18, Benda Baru, Pamulang, Tanggerang selatan, Banten, 15416. E-mail: indahjewel@gmail.com. Akun facebook saya: www.facebook.com/indchisaki. Akun twitter saya: @dean_indah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Menulis itu Cinta

Oleh: Dhiena Rhiendu

Hal terindah dalam sepanjang perjalanan hidupku ialah menulis. Saat menulis, jiwaku seakan melayang, hatiku berdesir, nadiku bergetar, dan aliran darahku berarus kencang. Ada nyawa di balik tiap aksara yang kutulis, ada rasa di tiap bahasa yang kugores. Saat kucoretkan tinta dari penaku pada selembar kertas putih itu, seluruh penyakit dalam ragaku melayang, semua resah dalam kalbuku menguap, meski dalam kepenatan hidup, keresahan masalah, dan kebisingan rasa, ketika aku mulai menggores tinta, angin segar seakan meniupku mesra, karena menulis itu cinta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menulis adalah Obatku

Oleh: Shofie Akmala

           Menulis itu adalah duniaku, dunia di mana aku bisa berkreasi sesukaku tanpa ada satu pun yang dapat melarang. Ini adalah hak multlak yang aku miliki, sebab di sini aku dapat mengeluarkan unek-unek yang aku rasakan dalam jiwa. Apalagi di saat aku jatuh dan tak dapat bangun lagi, menulis inilah yang dapat membangkitkan aku dari keterpurukan itu.

            Menulis juga obat untuk aku bangkit dalam sakitku yang amat aku takuti untuk kambuh kembali. Seram sekali jika penyakit ini telah muncul lagi dalam hidupku. Penyakitku ini sangat aneh menurutku, karena penyakit ini sedikit  bisa dikatakan gila. Semua ini sebenarnya cambukan untuk emosi yang tidak dapat aku kontrol. Tetapi setelah aku mengenal dunia tulis menulis, membuatku dapat bangkit dari setiap keterpurukan yang selalu menerpaku dalam setiap hal. Contohnya di saat aku tidak dapat lagi untuk mengejar harapan dalam hidup, menulislah yang membukakan semua asa yang kualami dalam hidup ini.

            Saat ini aku sedang menggebu-gebu untuk membuat satu novel yang mungkin itu story pribadi yang aku rancang dengan gaya tulisanku. Ini juga obat menurutku, untuk orang lain yang akan membacanya dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang aku alami.

            Niat harus  kubulatkan untuk berjuang melawan hawa nafsu di dalam tulisanku. Apa pun alasannya, itu adalah obat bagiku serta kebahagiaan bagi sekelilingku. Apalagi orang yang berada di sekelilingku mendukungku agar aku bangkit dan maju dengan hobi serta cita-citaku yang amat aku sukai.

            Terima kasih untuk semua, khususnya untuk bunda yang selalu ada di kala aku down dan di kala aku jatuh sakit yang terkadang itu mengancam ibunda. Makasih juga dengan teman-teman yang selalu mendukung aku untuk menulis. Semua ini mutlak buatku serta jiwa-jiwaku yang lemah, dan mungkin buat semua emosi yang selalu menjadi inspirasi baru bagiku.

GENDAM NUSANTARA 919

Back to Top