when there is no idea of writing
Ketika aku tidak tahu mau menulis apa, maka aku menulis tidak ada ide untuk ditulis, ini merupakan teknik klasik yang selalu berhasil aku lakukan untuk memancing ide-ide keluar dengan lancar. Dan sore ini aku putuskan untuk menulis perihal rumah tangga.
Adakah hal yang membanggakan sebagai penulis lepas seperti diriku yang tidak terkenal ini, yang tidak punya aplikasi menulis selain blog gratisan seperti ini. Blog yang sepi pengunjung, bertahan dengan penghasilan yang mulai naik dari Rp 300 per bulan sekarang menjadi Rp 4.000 per bulan, itupun belum tembus standart minimal 100 dolar per bulan.
Pagi ini saya buka instagram dan aku dapatkan ustadz Yusuf Mansur share bagaimana pengalaman di penjara dan bukan siapa-siapa meminta kertas kepada sipir penjara untuk menulis. menulis Apa kata sipir? "menulis perjalanan hidup," Meski diremehkan tetapi UYM mendapatkan juga kertas bekas dan jadilah buku pertamanya Mencari Tuhan Yang Hilang.
ALL I HAVE IS CONSISTENCY WRITING
Meskipun menulis apa adanya dan berharap bahwa tulisan sederhana ini mengisnpirasi banyak orang, lalu kunjungan yang awalanaya ratusan menjadi ratusan ribu per hari, dengan konversi misalkan satu view = Rp 1, maka aku punya potensi pendapatan Rp 100.000 x 30 hari = Rp 3.000.000,0 dan itu sudah melampaui UMR Semarang Jawa Tengah.
Sungguh aneh mungkin, karena era raditya Dika dengan blog kambing jantannya mengantarkannya seperti sekarang ini, menjadi komika, juri stand up comedy, main film, dan penulis terkenal dengan segala kelucuan yang dimilikinya, lalu aku jadi apa? entahlah, menulis saja. Apakah menulis memori masa lalu ini berharga?
Tulisan liar, lebih tepatnya tulisan apa adanya dari seorang pemilik penerbitan indie yang sudah tidak lagi menerima jasa layanan penerbitan buku self publishing karena tidak update dan bersembunyi di balik alasan sekarang semua bisa terbit jadi ebook dan dijual sendiri. tetapi tanpa personal branding yang kuat, apakah bisa?
WRITERS WHO ARE HALF DESPERATELY HOPING
Entahlah mengapa terlintas di benak ini penulis yang setengah putus asa berharap. Mungkin sudah ada penulis yang menuliskan hal ini, mungkin hanya aku, lelaki 40 tahun dengan berbagai kejadian dan pengalaman yang menjadikan diriku seperti ini, penulis di blogspot.
Aku jadi teringat dengan bab Awal dari buku Seni bersikap Bodoh Amat, bahwa seorang penulis, pemabuk yang menghabiskan semua upaya terbaiknya namun tidaka da satupun yang menerbitkan karyanya, namun di usia tuanya karyanya meledak dan dia mejadi pria kaya dari tulisannya itu. Saat diwawancara, "Apa rahasianya," dengan santai ia menjawab, tidak usah bekerja keras untuk sukses, lakukan saja.
Bersambung, sudah iqomah magrib dari Musholla sebelah rumah. Suara TOA nya selalu kencang masuk ke ruangan tidur yang aku jadikan ruang kantor menulis dan berimajinasi setiap hari.