-->

THE SILENT HEART

| 9:01 AM |

 Oleh: Park Jee Yeum

 

            Di sore hari yang indah Sassy berjalan-jalan sendirian didekat kompleksnya. Sampailah dia disebuah tepian sawah yang amat indah. Angin kencang menerpanya dengan lembut. Sassy merasa senang sekali berada disana dengan suasana tenang dan sejuk itu terdengar suara seruling bambu. Ketika Sassy sedang enak-enaknya menikmati hembusan angin dan suara seruling yang ada disana, namun tiba-tiba terdengar suara thuuuuut dan baunya membuat alam sekitar kabur. Uhh sial banget, pikir Sassy. Sassy melihat-lihat sekitar, akhirnya dia melihat sesosok cowok bertubuh tinggi tegap dengan menggunakan jamper putih. Sassy ingin sekali menyapa cowok itu, namun ketika berbalik badan begitu woow wajahnya bagaikan bulan dari dekat. Untungnya itu hanya orang lewat, dia selalu tidak percaya diri dengan dirinya sendiri, dirinya yang ia rasa sulit mendapatkan pacar Itulah Sassy, cewek dengan tubuh pendek dan berkacamata tebal. Akhirnya Sassy melihat sosok yang memainkan seruling, kali ini dia tidak salah , Sassy benar – benar melihat sosok yang begitu sempurna, tapi dia hanya mendengarkan alunan suling yang dimainkan cowok itu, sembari melihat sosok tubuh tegapnya dari belakang tanpa tahu seperti apa wajahnya.

            Karena alunan seruling itu sangat indah ditelinga Sassy, sampai-sampai keindahan itu membuatnya tertidur pulas. Beberapa menit kemudian Sassy terbangun, dia bingung kenapa bisa tertidur disana. Lalu dia sadar, karena suara suling yang amat lembut telah menina bobokannya. Saat Sassy mau beranjak, tiba-tiba sebuah jemper terjatuh dari pundaknya.

“Loh inikan jemper milik cowok tadi. Apakah tadi dia tahu kalau aku memperhatikannya? Wa…….. gimana ini, aku malu banget, lalu gimana aku mbalikin ini?” kata Sassy dengan bingungnya.

Lalu dia merogoh kantung jemper putih itu, dia menemukan selembar kertas bertuliskan “ Hei.. akukan tidak memainkan lagu nina bobok neng, jadi jangan tidur donk kalau ndengerin alunan sulingku. Dasar tukang molor.  Untuk jemperku besok sore taruh saja di tempat ini.” Muka Sassy memerah padam karena malu.

Karena hari sudah hampir gelap, dia memutuskan untuk pulang kerumah. Dalam perjalanan pulang, dia masih penasaran pada cowok itu, kerena Sassy belum pernah melihatnya dikomplek tempat ia tinggal sebelumnya.

Malam harinya dia tidak bisa tidur, dia terus bertanya-tanya sebenarnya siapa cowok itu. Sassy terlalu lama melamun sampai-sampai lewat pukul 20.00 dia baru sadar kalau besok ada ulangan matematika dan dia sama sekali belum belajar. Akhirnya Sassy bergadang untuk belajar matematika, pelajaran yang paling dia suka. Menurutnya pelajaran matematika adalah pelajaran yang membuatnya berhasil berfikir sampai mati. Sassy mulai belajar, tapi ternyata yang dipelajari adalah pelajaran fisika , nasib-nasib emang dasar nasib-nasib

Pagi haripun tiba, jam weker terus berbunyi aiyaiya gulali yang kusuka aiyaiya gulali yang kusuka. Namun Sassy belum juga bangun. Akhirnya,

“Sassy bangun!! Ini sudah jam berapa?? Ayo mandi dan bersiap kesekolah,”kata mama.

“nggak tau emangnya jam berapa?,”jawab sassy sambil melihat jam weker.

Saat melihat jam weker Sassy benar-benar terkejut, karena jam sudah menunjukan pukul 6.45. dengan sekejab Sassy bergegas mandi tidak lupa menggosok gigi, habis mandi (eh kok nyanyi) dan bersiap berangkat sekolah.

“Mah Sassy berangkat,” kata Sassy sambil membuka pintu.

“Iya, hati-hati,” jawab mama.

Sassy pergi kesekolah dengan berlari secepat mungkin layaknya lari sprint, bahkan lebih  cepat dari pada sepeda motor (maklum sepeda motornya macet) yang akhirnya sampai sekolah tepat waktu meski parfum berubah bau. Suasana kelas begitu tenang karena semua belajar untuk ulangan matematika “MATEMATIKA” lebih diperjelas supaya lebih dipahami hihihi.

Beberapa detik kemudia gurupun masuk ruang kelas, namun itu bukan Pak Jo guru matematika tapi Pak Kepsek.

“Pagi anak-anak,” sapa pak kepsek dengan kumisnya yang super tebel.

“Pagi pak,” jawab anak-anak sekelas.

“Pagi ini Pak Jo tidak datang karena ada suatu urusan yang mendesak, jadi ulangannya diganti minggu depan. Eitts untuk hari ini diganti dengan tugas, sebelumnya bapak mau memperkenalkan siswa baru, ayo masuk mas,” pinta kepsek pada seseorang.

Masuklah seorang cowok dengan seragam yang sangat asing sekali apalagi di Indonesia ini, cowok itu bertubuh tinggi dan bermuka chiness serta yang gak bisa dielakan para cewek adalah wuihh kerenannya itu hehehe sayangnya giginya banyak gak karuan.

“hajimemashite watashiwa Ryu Zamato desu. Nihon ni sunde ima,” sapa Ryu dengan bahasa jepang, tapi semua anak dikelas nggak pada ngerti

“Baik Ryu silahkan duduk ditempat duduk yang masih kosong, dan anak-anak semua tolong ya, buat Ryu betah disekolah ini,” goda pak kepsek.

“I…iya pak,” jawab para siswa.

Ryu berjalan menuju bangku Sassy dan duduk disamping Sassy, yang membuat semua teman cewek yang lain pada iri. Setelah itu pak kepsek memberikan tugas, lalu pergi. Ryu mengajak kenalan Sassy, kata-kata Ryu yang masih belepotan membuat Sassy tertawa. “hahahaha…… kamu lucu, hajimemashite watashi no namae wa Sassy Girl Chunyang.”

“ho’o ?” kagetnya Ryu mendengar jawaban dari Sassy.”

“aku hanya bisa sedikit bahasa jepang, semoga kita bisa jadi teman.”

“hahaha…. Iya namanya kaya judul drama hahahahaha.”

Jam Istirahatpun tiba, anak-anak cewek lain langsung mengerubung di bangku Sassy untuk berkenalan dengan Ryu. Sassy mencoba menerobos-nerobos keluar dari rungkutnya para cewek-cewek itu.

“Hah, gila kayak ada artis aja hingga ngrubungnya begitu,” kata Sassy pelan sambil berjalan keluar.

Sassy sendirian di belakang sekolah, dia berharap pulang cepat dan hari cepat sore, karena dia ingin sekali mengembalikan jemper milik cowok bersuling itu dan meminta maaf padanya.

Jam masukpun berbunyi, Sassy masuk kekelas dan duduk dibangkunya.

“Tadi kamu kemana?” tanya Ryu pada Sassy.

“ha?ha? so masalah buat lho?, gue cari angin, dikelas hanya buat ngantuk doang” kata Sassy.

“Kamu suka menyendiri?”

“Heemp.”

Ryu benar-benar cowok yang baik, dalam sekejab Sassy dapat mulai nyaman dan akrab padanya. Sassy juga sempat berpikir,”seandainya aku punya pacar kayak Ryu pasti senang banget.” Namun dia langsung sadar kalau itu tidak mungkin. Rasa pesimisnya kembali muncul.

Bel pulangpun berbunyi. Saat Sassy mau beranjak dari bangku tiba-tiba dia kesrimpet yang membuatnya hilang keseimbangan, dalam sekejab seorang cowok memakai jemper putih menangkapnya. Hal itu membuat Sassy sangat malu plus Sassy juga measakan hawa menusuk, yang serasa ingin membunuhnya, yaitu hawa dari pandangan cewek-cewek sekelasnya. Tapi Sassy sadar bahwa itu Pluto cowok item, pendek, tukang ngupil, hidup lagi

“ka…ka…ka…mu ti..dak apa Sassy?” tanyanya gagap

“Gak pa”

Sassy langsung saja pergi tanpa meninggalkan sepatah apapun Karena dia malu banget dah ngarep yang nangkep adalah Ryu.

Namun saat Ryu pengen banget nolong Sassy tapi malu sama anak-anak lain untungnya ada Pluto.

Sassy merasakan ada sesuatu pada Ryu yang mengganggu pikirannya. Sassy mencoba mencari apa itu dalam perjalanan pulang.

Sesampainya di kamar dan melihat jemper putih itu, Sassy sadar, kalau parfum Ryu sama dengan yang ada pada jemper itu. “tapi itu tidak mungkin…. Tidak mungkin Ryukan tulisan dan bahasa indonesianya amburadul banget,masa Pluto sih, ah pluto sih emang jago banget main seruling tapi dia kan item banget sampai-sampai bayangan ama kulit sama”pikirnya.

Sore harinya Sassy pergi ketempat biasanya. Sesampainya disana dia mencari cowok bersuling itu.

“Hai…!!” sambil menepuk pundak Sassy.

“Wa….!!” Teriak Sassy kaget.

Saat Sassy menoleh, ternyata dia salah itu bukan Ryu, dia juga chiness namun bukan Ryu.

“wah, kamu beneran datang kesini ya.”

“i…iya, hai namaku Sassy, maaf ya kemarin aku ketiduran.”

“hahaha, kamu lucu juga ya, hai namaku Syu. Nama panjangnya Syu uuuuu kuuuuuuur Tak pa, itu sudah biasa.”

Obrolan demi obrolan terlontar dari mulut mereka, Sassy merasa nyaman sekali berbincang dengan Syu meski dia baru mengenalnya. Syu mengajari Sassy bermain suling. Hal itu membuat Sassy berdebar, semakin lama dia bersama Syu, semakin pudar konsentrasinya mendengarkan ajaran Syu. Karena kini pikirannya hanya tertuju pada Syu.

Hari sudah mulai gelap, pertemuan yang mengasyikkan itu sudah harus terpisah. Mereka sepakat untuk bertemu lagi besok. Mereka berjalan berlawanan arah keluar dari taman.

Sampai dirumah Kikan tidak sabar menunggu heri esok, dia tidak dapat tidur, yang ada dalam pikirannya saat itu hanyalah Syu.

“apakah ini yang namanya cinta?” pikirnya.

Disekolah, Sassy terus melamun. Itu benar-benar bukan Sassy, dia tidak konsentrasi dengan pelajaran yang diberikan. Hingga lamunan itu di bangunkan oleh Ryu.

“woeee, ohayo gozaimasu?” Tanya Ryu.

“e….enggak papa, eh masksudku tidak apa-apa.”

“oh ya, aku mau tanya kamu nanti pulang sekolah ada acara?”

“acara? Memangnya kenapa?”

“aku mau mencari kado untuk pertunangan kakakku.”

“owhh, maaf aku tidak bisa menemanimu.”

“it’s ok.”

Sebenarnya tak enak hati Sassy menolah permintaan Ryu, namun dia juga tidak mau melewatkan saat-saat bertemu dengan Syu.

Pulang sekolah Sassy langsung menuju ke taman, dia duduk dibangku biasa dia dan Syu duduk. Sassy menunggu Syu sepanjang hari, namun Syu tak kunjung datang. Hari sudah hamper gelap, namun Syu sama sekali tak terlihat. Sassy merasa kecewa sekali, namun dia mencoba untuk berpikir positif. Dia memutuskan untuk pulang, dengan penantian yang percuma seharian itu.

Pagi harinya, Sassy berangkat kesekolah suasana hati yang mendung. Dia seperti bukan Sassy yang tidak pernah menggalau.

“ohayo Gonzaimasu, Sassy.” Sapa Ryu dengan bahasa jepang.

“ohayo.” Jawab Sassy dengan lemas.

“What’s up, Sas? Ada masalah?”

“tidak, hanya sedang bad mood aja kok.”

“wahh, pasti tentang kekasih ya?” goda Ryu.

“bu… bukan!” jawab Sassy dengan muka memerah.

Hal itu malah membuat Ryu terus menggoda Sassy. Ryu memang anak yang sangat baik, dia menghibur Sassy hingga Sassy tertawa dengan lepas kembali. Namun sayang sekali Sassy tidak ingin terlalu closer dengan Ryu, dia takut jatuh cinta pada Ryu, sedangkan cintanya pada Syu sendiri tidak jelas dihatinya.

Sassy sempat berpikir jika dia terlalu akrab dengan Ryu, nanti dia tidak bisa mengontrol perasaannya, dia juga jadi ingat kata-kata pepatah jawa “Tresno Jalaran Soko Kulino”. Karena dia sadar, jika dia samapai jatuh cinta, dia takut kalau cinta itu akan selalu terpendam didalam hatinya dan tidak pernah terungkap apalagi terbalas.

“hahaha, terima kasih Ryu, kamu sudah menghiburku.”

“sama-sama kita kan teman. Oh ya nanti malam kakakku akan bertunangan, kamu mau datang?” tawar Ryu.

“em…gimana ya, aku usahakan deh.”

“ok…..! hehehe….”

Di rumah Sassy bingung dia akan datang tidak, bahkan dia tidak tahu siapa kakaknya itu, namun dia juga tidak mau mengecewakan teman barunya itu yang telah mengundangnya.

Akhirnya dengan gaun sederhana, sepatu kaca yang terbuat dari karet  dia menuju rumah Ryu yang ternyata wow besar sekali. Sassy memulai langkahnya memasuki gerbang rumah Ryu, dan betapa kagetnya dia saat seseorang menyapa. Orang berjas hitam, dan taka sing dimatanya, dia adalah Syu.

“S…Syu…kenapa kamu disini?” tanya Sassy terkejut.

“loh seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu bisa datang kepestaku?”

“P…Pestamu, ini…. Pertunanganmu?” tanya Sassy dengan jantung yang berdebar kencang.

Hati Sassy hancur bagaikan pecahan piring, saat mendengar kata “iya” dari mulut Syu. Sassy mencoba kuat, dia sadar dia memang baru mengenal Syu, dia tidak memiliki hak untuk sakit hati. Sassy tersenyum dan mengucapkan selamat pada Syu. Sassy mengeha nafas panjang untuk menenangkan hatinya.

“hai…. Sassy. Loh kalian sudah saling kenal?” sapa Ryu.

“Sassy temanmu, Ryu?” tanya Syu.

“iya, dia teman sebangkuku, aku yang mengundangnya kesini.”

“owh begitu, baiklah, bersenang-senanglah.”

Ryu menarik Sassy ke ruang sajian, “ayo makan Sassy, jangan malu-malu ok, ada sashimi, pecel lele, sushi, yuk dipilih – dipilih, oh ya aku juga mengundang Pluto” kata Ryu dengan memberikan segelas jus pada Sassy.

Sassy mencoba untuk tersenyum, dia tidak ingin sedih. Dia ingin merasakan kebahagiaan kedua temannya, yaitu Syu yang bertunangan dan Ryu yang telah mengundangnya diacara kakaknya itu, sehingga Sassy dapat memberi kejelasan pada hatinya. Cintanya itu harus dia lupakan dan menguburnya didalam hati. Sassy terus berpikir positif, dia ingin belajar arti cinta dari pengalamannya.

Suasana pesta yang begitu meriah, sangat berlainan dengan hati Sassy. Namun Ryu yang selalu menghibur Sassy menjadikan hatinya merasa ada sebuah cahaya yang menembus kedalam kegelapan hatinya. Sassy merasa senang sekali bergurau dengan Ryu, tapi dia tidak mau jatuh cinta pada Ryu. Karena Ryu terlalu baik dan sempurna untuknya, cukuplah dia menganggap Ryu sebagai sahabat dalam hatinya. “Mungkin Pluto lah yang cocok bagiku, kan sama-sama jelek, sial mulu” piker Sassy

Kapan dapet 1000 berkah, Cinta memang tidak harus memiliki, cinta mungkin dapat datang dari mana, dimana, dan kapanpun. Namun kita tidak tahu cinta itu akan kita dapat pertahankan dalam hati kita atau tidak, jadi janganlah kita selalu terobsesi pada suatu cinta yang bukan untuk kita, dan bertahanlah dari hamparan batu cinta yang keras. J




ANTOLOGI CERPEN : PELANGI CINTA 
PRAKTEK MENULIS WORKSHOP AFSOH PUBLISHER 2013
MAHASISWA UNNES

DAFTAR ISI ANTOLOGI :

GENDAM NUSANTARA 919

Back to Top