Oleh: Park Jee Yeum
Di
sore hari yang indah Sassy berjalan-jalan sendirian didekat kompleksnya.
Sampailah dia disebuah tepian sawah yang amat indah. Angin kencang menerpanya
dengan lembut. Sassy merasa senang sekali berada disana dengan suasana tenang
dan sejuk itu terdengar suara seruling bambu. Ketika Sassy sedang enak-enaknya
menikmati hembusan angin dan suara seruling yang ada disana, namun tiba-tiba
terdengar suara thuuuuut dan baunya membuat alam sekitar kabur. Uhh sial
banget, pikir Sassy. Sassy melihat-lihat sekitar, akhirnya dia melihat sesosok
cowok bertubuh tinggi tegap dengan menggunakan jamper putih. Sassy ingin sekali
menyapa cowok itu, namun ketika berbalik badan begitu woow wajahnya bagaikan
bulan dari dekat. Untungnya itu hanya orang lewat, dia selalu tidak percaya
diri dengan dirinya sendiri, dirinya yang ia rasa sulit mendapatkan pacar
Itulah Sassy, cewek dengan tubuh pendek dan berkacamata tebal. Akhirnya Sassy
melihat sosok yang memainkan seruling, kali ini dia tidak salah , Sassy benar –
benar melihat sosok yang begitu sempurna, tapi dia hanya mendengarkan alunan
suling yang dimainkan cowok itu, sembari melihat sosok tubuh tegapnya dari
belakang tanpa tahu seperti apa wajahnya.
Karena
alunan seruling itu sangat indah ditelinga Sassy, sampai-sampai keindahan itu
membuatnya tertidur pulas. Beberapa menit kemudian Sassy terbangun, dia bingung
kenapa bisa tertidur disana. Lalu dia sadar, karena suara suling yang amat
lembut telah menina bobokannya. Saat Sassy mau beranjak, tiba-tiba sebuah
jemper terjatuh dari pundaknya.
“Loh inikan
jemper milik cowok tadi. Apakah tadi dia tahu kalau aku memperhatikannya?
Wa…….. gimana ini, aku malu banget, lalu gimana aku mbalikin ini?” kata Sassy
dengan bingungnya.
Lalu dia merogoh
kantung jemper putih itu, dia menemukan selembar kertas bertuliskan “ Hei.. akukan
tidak memainkan lagu nina bobok neng, jadi jangan tidur donk kalau ndengerin
alunan sulingku. Dasar tukang molor.
Untuk jemperku besok sore taruh saja di tempat ini.” Muka Sassy memerah
padam karena malu.
Karena hari
sudah hampir gelap, dia memutuskan untuk pulang kerumah. Dalam perjalanan
pulang, dia masih penasaran pada cowok itu, kerena Sassy belum pernah
melihatnya dikomplek tempat ia tinggal sebelumnya.
Malam harinya
dia tidak bisa tidur, dia terus bertanya-tanya sebenarnya siapa cowok itu. Sassy
terlalu lama melamun sampai-sampai lewat pukul 20.00 dia baru sadar kalau besok
ada ulangan matematika dan dia sama sekali belum belajar. Akhirnya Sassy
bergadang untuk belajar matematika, pelajaran yang paling dia suka. Menurutnya
pelajaran matematika adalah pelajaran yang membuatnya berhasil berfikir sampai
mati. Sassy mulai belajar, tapi ternyata yang dipelajari adalah pelajaran
fisika , nasib-nasib emang dasar nasib-nasib
Pagi haripun
tiba, jam weker terus berbunyi aiyaiya gulali yang kusuka aiyaiya gulali yang
kusuka. Namun Sassy belum juga bangun. Akhirnya,
“Sassy bangun!!
Ini sudah jam berapa?? Ayo mandi dan bersiap kesekolah,”kata mama.
“nggak tau
emangnya jam berapa?,”jawab sassy sambil melihat jam weker.
Saat melihat jam
weker Sassy benar-benar terkejut, karena jam sudah menunjukan pukul 6.45.
dengan sekejab Sassy bergegas mandi tidak lupa menggosok gigi, habis mandi (eh
kok nyanyi) dan bersiap berangkat sekolah.
“Mah Sassy
berangkat,” kata Sassy sambil membuka pintu.
“Iya,
hati-hati,” jawab mama.
Sassy pergi
kesekolah dengan berlari secepat mungkin layaknya lari sprint, bahkan
lebih cepat dari pada sepeda motor
(maklum sepeda motornya macet) yang akhirnya sampai sekolah tepat waktu meski
parfum berubah bau. Suasana kelas begitu tenang karena semua belajar untuk
ulangan matematika “MATEMATIKA” lebih diperjelas supaya lebih dipahami hihihi.
Beberapa detik
kemudia gurupun masuk ruang kelas, namun itu bukan Pak Jo guru matematika tapi
Pak Kepsek.
“Pagi
anak-anak,” sapa pak kepsek dengan kumisnya yang super tebel.
“Pagi pak,”
jawab anak-anak sekelas.
“Pagi ini Pak Jo
tidak datang karena ada suatu urusan yang mendesak, jadi ulangannya diganti
minggu depan. Eitts untuk hari ini diganti dengan tugas, sebelumnya bapak mau
memperkenalkan siswa baru, ayo masuk mas,” pinta kepsek pada seseorang.
Masuklah seorang
cowok dengan seragam yang sangat asing sekali apalagi di Indonesia ini, cowok
itu bertubuh tinggi dan bermuka chiness serta yang gak bisa dielakan para cewek
adalah wuihh kerenannya itu hehehe sayangnya giginya banyak gak karuan.
“hajimemashite
watashiwa Ryu Zamato desu. Nihon ni sunde ima,” sapa Ryu dengan bahasa jepang,
tapi semua anak dikelas nggak pada ngerti
“Baik Ryu
silahkan duduk ditempat duduk yang masih kosong, dan anak-anak semua tolong ya,
buat Ryu betah disekolah ini,” goda pak kepsek.
“I…iya pak,”
jawab para siswa.
Ryu berjalan
menuju bangku Sassy dan duduk disamping Sassy, yang membuat semua teman cewek
yang lain pada iri. Setelah itu pak kepsek memberikan tugas, lalu pergi. Ryu
mengajak kenalan Sassy, kata-kata Ryu yang masih belepotan membuat Sassy
tertawa. “hahahaha…… kamu lucu, hajimemashite watashi no namae wa Sassy Girl
Chunyang.”
“ho’o ?”
kagetnya Ryu mendengar jawaban dari Sassy.”
“aku hanya bisa
sedikit bahasa jepang, semoga kita bisa jadi teman.”
“hahaha…. Iya
namanya kaya judul drama hahahahaha.”
Jam Istirahatpun
tiba, anak-anak cewek lain langsung mengerubung di bangku Sassy untuk
berkenalan dengan Ryu. Sassy mencoba menerobos-nerobos keluar dari rungkutnya
para cewek-cewek itu.
“Hah, gila kayak
ada artis aja hingga ngrubungnya begitu,” kata Sassy pelan sambil berjalan
keluar.
Sassy sendirian
di belakang sekolah, dia berharap pulang cepat dan hari cepat sore, karena dia
ingin sekali mengembalikan jemper milik cowok bersuling itu dan meminta maaf
padanya.
Jam masukpun
berbunyi, Sassy masuk kekelas dan duduk dibangkunya.
“Tadi kamu
kemana?” tanya Ryu pada Sassy.
“ha?ha? so
masalah buat lho?, gue cari angin, dikelas hanya buat ngantuk doang” kata
Sassy.
“Kamu suka
menyendiri?”
“Heemp.”
Ryu benar-benar
cowok yang baik, dalam sekejab Sassy dapat mulai nyaman dan akrab padanya.
Sassy juga sempat berpikir,”seandainya aku punya pacar kayak Ryu pasti senang
banget.” Namun dia langsung sadar kalau itu tidak mungkin. Rasa pesimisnya
kembali muncul.
Bel pulangpun
berbunyi. Saat Sassy mau beranjak dari bangku tiba-tiba dia kesrimpet yang
membuatnya hilang keseimbangan, dalam sekejab seorang cowok memakai jemper
putih menangkapnya. Hal itu membuat Sassy sangat malu plus Sassy juga measakan
hawa menusuk, yang serasa ingin membunuhnya, yaitu hawa dari pandangan
cewek-cewek sekelasnya. Tapi Sassy sadar bahwa itu Pluto cowok item, pendek,
tukang ngupil, hidup lagi
“ka…ka…ka…mu
ti..dak apa Sassy?” tanyanya gagap
“Gak pa”
Sassy langsung
saja pergi tanpa meninggalkan sepatah apapun Karena dia malu banget dah ngarep
yang nangkep adalah Ryu.
Namun saat Ryu
pengen banget nolong Sassy tapi malu sama anak-anak lain untungnya ada Pluto.
Sassy merasakan
ada sesuatu pada Ryu yang mengganggu pikirannya. Sassy mencoba mencari apa itu
dalam perjalanan pulang.
Sesampainya di
kamar dan melihat jemper putih itu, Sassy sadar, kalau parfum Ryu sama dengan
yang ada pada jemper itu. “tapi itu tidak mungkin…. Tidak mungkin Ryukan
tulisan dan bahasa indonesianya amburadul banget,masa Pluto sih, ah pluto sih
emang jago banget main seruling tapi dia kan item banget sampai-sampai bayangan
ama kulit sama”pikirnya.
Sore harinya
Sassy pergi ketempat biasanya. Sesampainya disana dia mencari cowok bersuling
itu.
“Hai…!!” sambil
menepuk pundak Sassy.
“Wa….!!” Teriak
Sassy kaget.
Saat Sassy
menoleh, ternyata dia salah itu bukan Ryu, dia juga chiness namun bukan Ryu.
“wah, kamu
beneran datang kesini ya.”
“i…iya, hai
namaku Sassy, maaf ya kemarin aku ketiduran.”
“hahaha, kamu lucu
juga ya, hai namaku Syu. Nama panjangnya Syu uuuuu kuuuuuuur Tak pa, itu sudah
biasa.”
Obrolan demi
obrolan terlontar dari mulut mereka, Sassy merasa nyaman sekali berbincang
dengan Syu meski dia baru mengenalnya. Syu mengajari Sassy bermain suling. Hal
itu membuat Sassy berdebar, semakin lama dia bersama Syu, semakin pudar
konsentrasinya mendengarkan ajaran Syu. Karena kini pikirannya hanya tertuju
pada Syu.
Hari sudah mulai
gelap, pertemuan yang mengasyikkan itu sudah harus terpisah. Mereka sepakat untuk
bertemu lagi besok. Mereka berjalan berlawanan arah keluar dari taman.
Sampai dirumah
Kikan tidak sabar menunggu heri esok, dia tidak dapat tidur, yang ada dalam
pikirannya saat itu hanyalah Syu.
“apakah ini yang
namanya cinta?” pikirnya.
Disekolah, Sassy
terus melamun. Itu benar-benar bukan Sassy, dia tidak konsentrasi dengan
pelajaran yang diberikan. Hingga lamunan itu di bangunkan oleh Ryu.
“woeee, ohayo
gozaimasu?” Tanya Ryu.
“e….enggak papa,
eh masksudku tidak apa-apa.”
“oh ya, aku mau
tanya kamu nanti pulang sekolah ada acara?”
“acara?
Memangnya kenapa?”
“aku mau mencari
kado untuk pertunangan kakakku.”
“owhh, maaf aku
tidak bisa menemanimu.”
“it’s ok.”
Sebenarnya tak
enak hati Sassy menolah permintaan Ryu, namun dia juga tidak mau melewatkan saat-saat
bertemu dengan Syu.
Pulang sekolah
Sassy langsung menuju ke taman, dia duduk dibangku biasa dia dan Syu duduk.
Sassy menunggu Syu sepanjang hari, namun Syu tak kunjung datang. Hari sudah
hamper gelap, namun Syu sama sekali tak terlihat. Sassy merasa kecewa sekali,
namun dia mencoba untuk berpikir positif. Dia memutuskan untuk pulang, dengan
penantian yang percuma seharian itu.
Pagi harinya,
Sassy berangkat kesekolah suasana hati yang mendung. Dia seperti bukan Sassy
yang tidak pernah menggalau.
“ohayo
Gonzaimasu, Sassy.” Sapa Ryu dengan bahasa jepang.
“ohayo.” Jawab
Sassy dengan lemas.
“What’s up, Sas?
Ada masalah?”
“tidak, hanya
sedang bad mood aja kok.”
“wahh, pasti
tentang kekasih ya?” goda Ryu.
“bu… bukan!”
jawab Sassy dengan muka memerah.
Hal itu malah
membuat Ryu terus menggoda Sassy. Ryu memang anak yang sangat baik, dia
menghibur Sassy hingga Sassy tertawa dengan lepas kembali. Namun sayang sekali
Sassy tidak ingin terlalu closer dengan Ryu, dia takut jatuh cinta pada Ryu,
sedangkan cintanya pada Syu sendiri tidak jelas dihatinya.
Sassy sempat
berpikir jika dia terlalu akrab dengan Ryu, nanti dia tidak bisa mengontrol
perasaannya, dia juga jadi ingat kata-kata pepatah jawa “Tresno Jalaran Soko
Kulino”. Karena dia sadar, jika dia samapai jatuh cinta, dia takut kalau
cinta itu akan selalu terpendam didalam hatinya dan tidak pernah terungkap
apalagi terbalas.
“hahaha, terima
kasih Ryu, kamu sudah menghiburku.”
“sama-sama kita
kan teman. Oh ya nanti malam kakakku akan bertunangan, kamu mau datang?” tawar
Ryu.
“em…gimana ya,
aku usahakan deh.”
“ok…..!
hehehe….”
Di rumah Sassy
bingung dia akan datang tidak, bahkan dia tidak tahu siapa kakaknya itu, namun
dia juga tidak mau mengecewakan teman barunya itu yang telah mengundangnya.
Akhirnya dengan gaun
sederhana, sepatu kaca yang terbuat dari karet
dia menuju rumah Ryu yang ternyata wow besar sekali. Sassy memulai
langkahnya memasuki gerbang rumah Ryu, dan betapa kagetnya dia saat seseorang
menyapa. Orang berjas hitam, dan taka sing dimatanya, dia adalah Syu.
“S…Syu…kenapa
kamu disini?” tanya Sassy terkejut.
“loh seharusnya
aku yang bertanya, kenapa kamu bisa datang kepestaku?”
“P…Pestamu,
ini…. Pertunanganmu?” tanya Sassy dengan jantung yang berdebar kencang.
Hati Sassy
hancur bagaikan pecahan piring, saat mendengar kata “iya” dari mulut Syu. Sassy
mencoba kuat, dia sadar dia memang baru mengenal Syu, dia tidak memiliki hak
untuk sakit hati. Sassy tersenyum dan mengucapkan selamat pada Syu. Sassy
mengeha nafas panjang untuk menenangkan hatinya.
“hai…. Sassy.
Loh kalian sudah saling kenal?” sapa Ryu.
“Sassy temanmu,
Ryu?” tanya Syu.
“iya, dia teman
sebangkuku, aku yang mengundangnya kesini.”
“owh begitu,
baiklah, bersenang-senanglah.”
Ryu menarik
Sassy ke ruang sajian, “ayo makan Sassy, jangan malu-malu ok, ada sashimi,
pecel lele, sushi, yuk dipilih – dipilih, oh ya aku juga mengundang Pluto” kata
Ryu dengan memberikan segelas jus pada Sassy.
Sassy mencoba
untuk tersenyum, dia tidak ingin sedih. Dia ingin merasakan kebahagiaan kedua
temannya, yaitu Syu yang bertunangan dan Ryu yang telah mengundangnya diacara
kakaknya itu, sehingga Sassy dapat memberi kejelasan pada hatinya. Cintanya itu
harus dia lupakan dan menguburnya didalam hati. Sassy terus berpikir positif,
dia ingin belajar arti cinta dari pengalamannya.
Suasana pesta
yang begitu meriah, sangat berlainan dengan hati Sassy. Namun Ryu yang selalu
menghibur Sassy menjadikan hatinya merasa ada sebuah cahaya yang menembus
kedalam kegelapan hatinya. Sassy merasa senang sekali bergurau dengan Ryu, tapi
dia tidak mau jatuh cinta pada Ryu. Karena Ryu terlalu baik dan sempurna
untuknya, cukuplah dia menganggap Ryu sebagai sahabat dalam hatinya. “Mungkin
Pluto lah yang cocok bagiku, kan sama-sama jelek, sial mulu” piker Sassy
Kapan dapet 1000
berkah, Cinta memang tidak harus memiliki, cinta mungkin dapat datang dari
mana, dimana, dan kapanpun. Namun kita tidak tahu cinta itu akan kita dapat
pertahankan dalam hati kita atau tidak, jadi janganlah kita selalu terobsesi
pada suatu cinta yang bukan untuk kita, dan bertahanlah dari hamparan batu
cinta yang keras. J
PRAKTEK MENULIS WORKSHOP AFSOH PUBLISHER 2013