Oleh: Mayang Zaim F,S
Hai guys. Hari
ini hari yang cerah untuk jiwa yang sepi ya (lho malah lagunya band N**H,.
hahahahaha). Kenalin nama ku Elisa Maharani Putri cukup panggil Elisa aja ya
hehe. Tapi bisa panggil Rani atau Putri juga sih. Lebih asik Elisa kali
ya? Yaudah panggil Elisa aja, OK!. Aku sekarang duduk di KELAS XI di SMA 456
salah satu SMA faforit dikota malang. Nah di sinilah aku mulai mengenal cinta n
kisah itupun dimulai.
Flashback
Sewaktu kecil aku punya sahabat namanya
revan. Dia anak tunggal, dari kecil kami
sangat dekat. Dia pun sangat sayang padaku layaknya adik dan kakak. Dia selalu
ada saat aku membutuhkannya. Kita selalu bermain bareng, makan bareng,
jalan-jalan bareng, tidurpun bareng bareng(haha,gak mungkin lah). Tapi aku tak
menganggapnya lebih dari seorang sahabat dan kakak. Sampai suatu saat dia dan
keluarganya memutuskan untuk pindah rumah hingga kami pun jarang bertemu dan
tidak ada lagi komunikasi antara aku dan dia. Berulang kali aku coba main ke
rumahnya tapi tak pernah sekalipun aku bertemu sama dia. “revan kemana tan kok
gak keliatan?” tanya ku sama tante indri nyokabnya revan saat aku maen ke
rumahnya lagi. “dia lagi maen sama temen-temennya, paling ntar sore baru
pulang” jawab tante indri. “Aduh, sial banget aku! Lagi-ladi gak ketemu ’’ umpat
ku dalam hati. Lama kelamaan kesal dalam hati tiap kali coba nemuin dia tapi
slalu gak ada hasilnya, aku pun lelah dan gue nyerah dan berhenti buat maen ke
rumahnya. Waktu pun berlalu, bertaun-taun aku jalani hari tanpa ada lagi dia di
pikiranku.
*****
Pagi ini
matahari baru muncul dari ufuk Timur. Kaca jendela rumahku masih basah oleh
embun, suasana dingin menyergapku sampai menusuk tulang. Pagi ini rasanya malas
sekali keluar dari tempat tidurku dan pergi ke sekolah. Kalau tidak dibangun
paksa ibu, aku pasti bakalan kebablasan bangun sampai siang. Seperti biasanya
aku pergi sekolah bersama teman-temanku dengan menggunakan bus. Sialnya hari
ini hari senin dan susah buat dapet bus dan terkadang kita juga harus puter
lewat jalan lain kerena setiap senin jalan yang biasanya aku lalui ditutup.
Sesampainya di gerbang cepat-cepat aku berlari menuju kelas. Aku mengumpat
“Huh, bakalan terlambat nih duh,sial banget sih aku hari ini! Harusnya tadi gak
usah pake acara gag dapet bus dan muter jalan juga” udah jatuh ketimpa tangga
pula, aku memaki diriku sendiri. Tak lama kemudian dari kejauhan aku melihat
seorang anak laki” berlari lari. Kutajamkan penglihatanku. “Astaga! Itu kan
Hasan! Jadi dia telat juga”,teriakku.
Hasan adalah teman ku dari awal masuk SMA
dan kami cukup dekat.dan kami duduk satu bangku. Sesampainya di pintu
kelas,ternyata bu Murni sudah mengabsen muridnya dari tadi. Untungnya Bu Murni
yang melihatku dan hasan diluar kelas langsung menyuruhku untuk masuk dan
duduk. “ beruntung banget punya guru yang baek” batin ku.
Ketika hati
berlabuh pada suatu penntian panjang, akan ada peperangan yang terjadi antara
jiwa dan fikiran. Saat aku masih termangu dengan fikiran-fikiran itu, tiba-tiba
aku tersentak dikagetkan aya sahabatku selain hasan.
“Siang bolong gini ngayal kamu, nanti
kesambet loh !” kata aya sambil tersenyum manis.
“Hmm...biar aja. Yang jelas kalau aku
kesambet kamu yang bakal jadi sasaran pertama yang akan aku jambak,
hahhahahahaha”. Canda ku. “ kamu ngapain sih suka banget ngagetin aku?”
lanjutku.
“habisnya kamu juga sih ngayal dijadiin
hobi. Lagi mikirin apaan sih sampai segitunya. Lagi mikirin teman kecilmu dulu
itu ya yang gak jelas keberadaannya” goda Aya. “ yee... kamu tu mulai deh sok
tahunya, siapa juga yang mikirin dia. Dari pada aku mikirin hal yang gak jelas
kaya gitu mending aku mikirin kamu aja, hahhahahahahaha” sahutku. Aya hanya
tertawa melihat tingkah Elisa. “udah gak
usah dipikirin lagi, mending sekarang kita ke kantin yuk” ajak Aya. Ntah
sejak kapan timbul rasa sayang dan rasa kehilangan akan dirinya dalam hidupku.
Bel masuk pelajaran pun berbunyi, seperti
biasa sebelum guru masuk, suasana kelas penuh keceriaan, ada yang bernyanyi,
menggambar, ngobrol, ada juga yang sibuk mengerjakan tugas. Saat pelajaran
matematika dimulai sikap hasan mulai nyebelin setengah mati.”Sssst,.. El,
tunjukkin rumus yang nomor 2 dong”,kata hasan
sambil memohon. “Nomor 2? Masa nomor 2 aja kamu gak tau sih. Pasti kamu
gak merhatiin guru nerangin tadi ya? kamu cari aja di buku!.
“ia-ia gak perlu pake marah-marah gitu
dong, aku emang gak merhatiin pelajaran tadi soalnya kamu udah mencuri
perhatian ku sih” goda hasan.
“Oya ntar pulang bareng ya”. Lanjutnya.
“iya deh terserah kamu aja”. Bel pulang sekolah
berbunyi aku dan hasan pulang bareng. Di jalan kita becanda-canda berdua. Hasan
adalah teman dekatku sejak kelas X, dia yang slama ini slalu ada untuk
menghiburku saat aku sedang sedih teringat revan. Namun aku tak menganggapnya
lebih dari sahabat. Ditengah perjalanan, “ elisa, aku mau ngomong ma kamu". Kata hasan.
Aku :
"Iya udha, tinggal ngomong aja."
Hasan : "Tapi ini penting El. ku harap kamu mau
ngerti."
Aku :
"Oke, emang kamu mau ngomong apa?"
Hasan : "El, sebenarnya aku . . . aku . . . aku
. . .
Aku :
"Kamu ngomong apa sich San, kok aku aku?? Ngomong yang jelas dong, jangan
buat orang penasaran kaya' ini."
Hasan : "Iya - iya Sin, sory. Aku tuh sebenernya
pengen ngomong ma kamu kalo aku tuh sebenrnya suka ma kamu."
Aku :
"Apa? Kamu suka ma aku? Kamu serius sama ucapanmu?
Hasan : Aku sangat serius El aku udah nggak bisa
mendam perasaan ini terlalu lama. Aku su..... bukan, tapi cinta sama kamu!
Aku : Tapi,
kamu kan tahu kalo dari dulu aku tuh nganggap kamu cuma sebagai temen, nggak
lebih.
Hasan : Plis El...... aku mohon beri aku satu kesempatan
buat membahagiakanmu.
Aku : Skali
lagi sory san, aku nggak bisa terima cinta kamu karna hati aku udah cinta pada
seseorang, sory banget iaa.."
Hasan : "Iya dech El, aku ngerti kok perasaan
kamu. Semoga kamu bisa mendapatkan cinta kamu itu ya.. "
Aku :
"Iya thanks udah mau ngertiin aku."
Hasan : "Sama - sama".
*****
Liburan sekolah
tiba, seperti biasa aku dan keluarga pergi berlibur ke rumah saudara yang
kebetulan saat itu kakak sepupuku juga akan menikah. Sehingga seluruh keluarga
besar berkumpul disana. Saat aku berada disana tanpa sengaja aku melihatnya
untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun gak pernah ketemu. Ada rasa
senang, kaget, sebel n benci pada waktu itu.
Saat acara pernikahan berlangsung tiba-tiba
dia menghapiriku dan mengajakku berbicara, spontan aku terkejut dan masih tidak
percaya kalo ternyata dia masih ingat kepada ku. Obrolan kami pun berlanjut,
kita sering smzan, telfon dan curhat. Hubunganku dengan dia semakin dekat,
hingga saat aku kenaikan kelas XII dia menyatakan perasaanya padaku. Awalnya
kita smzan biasa, isinya cuma sekedar basa-basi. Aku pun juga tidak terlalu
peduli. Hingga akhirnya aku benar-benar terkejut dan peduli dengan sms Revan yang satu
ini.
From:
Revan : Eh seandai y km jd pacar q gt gmn
y. Menurut km bs pa ga. Eh ni seandaine lo. Km mau pa ga ?
Satu sms ini sudah bikin aku langsung mau
pingsan. Belum lagi sms yang selanjutnya. Lalu di akhir sms, Revan benar-benar
nembak aku. OMG !!! Aku langsung cerita aja ke Aya, sahabatku. Dan Aya pun sama
gak percayanya kayak aku. Aku pun
memutuskan untuk menjawab perasaan Revan besok. Tidurku nggak bisa nyenyak,
bahkan Revan sampai kebawa di mimpi. Aku terbayang-bayang wajah Revan terus.
Hari ini sepulang sekolah, ada sms masuk
dari Revan yang bertanya jawaban akan pertanyaannya kemarin. Aduh, mau aku
balas tapi ragu-ragu, nggak dibalas malah kasihan. Akhirnya aku balas tapi
dengan jawaban yang sama. Yaitu “Bingung”. Mau nggak mau aku harus menjawabnya.
Aku sudah janji sama Revan. Dan janji harus ditepati. Sore harinya aku
memutuskan untuk segera menjawab pertanyaan Revan.
To:
Revan : Qw jwb “IYA”…
Cuma 3 kata itu yang aku kirimkan. Dan kita
pun jadian juga. Awalnya, aku ngrasa nggak yakin dengan kisah cinta ini.
Akhirnya aku coba jalani semua ini. Dan ternyata berhasil. Perlahan-lahan aku
mulai terbiasa dengan cara pacaran kita yang “LDR dan Backstreet dari orang
tua”.
Waktupun cepat berjalan, tanpa terasa sudah
satu tahun kita berpacaran namun skalipun kita belum pernah bertemu ataupun
jalan bareng hal itu karena kita slama ini LDR/pacaran jarak jauh. Lama-lama
aku pun merasa bosan dan jenuh terhadapnya. Hingga ada seseorang yang hadir di
antara hubungan kami. Seseorang yang mampu menghilangkan rasa kesepianku, Dion
namanya. Kita selalu berangkat bareng kesekolah, jalan bareng, becanda dan
saling menyemangati satu sama lain. Dan tanpa sadar timbul rasa suka diantara
aku dan dion. Aku tahu kalo aku telah menghianati revan, tapi revan tetap saja
cuek pada ku dan tidak ada perubahan. Aku sudah berusaha untuk mempertahankan hubungan
ini. Aku mencoba membicarakannya, agar kita dapat berinstropeksi diri. Sekarang
aku terjebak diantara dua hati, Dion dan Revan. Aku bingung mana yang harus aku
pilih dan yang benar-benar aku cintai.
Sekarang Aku
sudah lulus dan melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di surabaya.
Aku mulai mencoba untuk mengajaknya bertemu. Setelah aku kuliah pertemuan kami
mulai intensif, dan dia pun sudah mulai berubah menjadi lebih perhatian dan
romantis. Dia sering memberiku puisi dan kata-kata yang menyentuh hati.
Wahai dirimu yang di sana
Rasakan alunan rindu ini
Ingin rasanya aku memeluk erat dirimu
Takkan pernah ku lepas
Agar kamu tahu betapa aku merindumu
Rasakan setiap denyut nadiku ini
Serasa cepat berdetak di dekatmu
Tatapanmu semakin dalam
Membuatku tak mampu menahan
Lembut bibirmu ku rasakan
Membawaku dalam indahnya angan
Terbuai oleh lembut kasihmu
Yang selama ini ku nantikan
Wangi semerbak tubuhmu
Membuatku semakin ingin di dekatmu
Tak ingin ku jauh darimu
Kan kutemani seumur hidupku
Pesonamu t’lah membuatku
Tersihir dalam alunan cintamu
Cinta yang begitu indah kurasakan
Tak terkira indahnya dunia
Ingin ku lalui hari-hari ini
Hanya denganmu seorang wahai pujaan
Bersama kita kan menjalin cinta
Cinta suci untuk selamanya
“Rasa Rindu ku”
kau mengajari ku melebur
dalam gelap tanpa harus lenyap
merengkuh rasa takut tanpa perlu susut
ku terdiam dan terbangun dari ilusi
namun aku tak memilih untuk pergi
aku merindukan mu
disaat aku merasakan kesepian
aku merindukan mu ketika
aku terbangun dari ilusi ku
aku merindukanmu ketika
aku teringat akan sapa lembut mu
*****
Hubungan kita
sudah dua tahun lebih. Suatu ketika saat kita sedang ngedate tiba-tiba dia
mengajak ku untuk ke jenjang hubungan yang lebih serius.
“mengatakan aku mencintaimu adalah
kata-kata yg ingin aku ucapkan setiap hari dalam hidupku. Aku ingin mencintaimu
dan hidup bersamamu. Aku ingin kau bersandar di bahuku saat kamu tertidur.
Meskipun kita menjadi tua
kita akan trus tersenyum dan hdup bersama. Maukah kau menikah dengan ku? Apakah
kamu mau untuk menjalani sisa hdupmu bersamaku, tidak peduli seberapa lelah
kita aku akan selalu disampingmu. Hari-hariku yg akan kita lakukan bersama, aku
kan slalu di sampingmu. Aku telah menyiapkan cincin ini sejak dulu aku mohon
pasang cincin yg bersinar ini di jariku. Ingat janji yg telah kita buat
bersama, maukah kau menikah dengan ku ?” kata revan.
Kata-kata tersebut sontak membuat ku
terkejut dan tak berdaya. Aku tak menyangka dia bisa berkata seperti ini di
depan ku langsung. Aku semakin bingung untuk memilih diantara mereka. Akhirnya
aku putuskan untuk mempertahankan revan.
Kami semakin serius menjalan hubungan, tapi
dua tahun berjalan semakin banyak cobaan yang menghadang, orang tua ku tidak
setuju apabila aku dan revan menjalin hubungan apalagi kalo sampai pada jenjang
pernikahan.
Hal ini karena revan lebih memilih untuk
bekerja dan tidak melanjutkan sekolah. Orang tua ku menganggap bahwa dia tidak
punya masa depan yang bagus karena pekerjaannya yang tidak menjanjikan. Orang
tua ku takut jika revan tidak dapat membahagiakan anaknya.
Berulangkali aku
mencoba menyakinkan kedua orang tua ku dan berulang kali mereka menolaknya
mentah-mentah. Sudah sagala cara yang ku lakukan untuk membuat orang tua ku
percaya. Mulai dari aku mencoba menyuruh revan untuk melanjutkan kuliah, hingga
mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Aku bingung harus bagaimana lagi untuk
membuat orang tuaku setuju dengan hubungan ini. Aku mulai lelah dan menyerah
dengan keadaan ini. Di setiap malam ku, tak kuasa ku menahan air mata ini. Air
mata kesedihan memikirkan nasib hubungan kami. Tak pernah tertepis dalam
benakku, aku akan berada dalam keadaan seperti saat ini. Sekarang yang bisa
kulakukan hanyalah pasrah, kutuangkan sgala unek-unek dalam hati dalam puisi
disecarik kertas.
Sekian lama kita jalani
Kisah cinta yang ada
Tapi belum juga kita temukan
Arti kebahagiaan yang sesungguhnya
Cintaku padamu begitu besar
Ku lalui denganmu walau harus kulawan waktu
Waktu yang terus berjalan tanpa henti
Seperti hatiku yang tak pernah berhenti mencintaimu
Walau kadang sakit yang harus aku terima
Air mata yang selalu jadi korbannya
Telah lama aku bertahan
Mempertahankan kasih suci kita
Mencoba mengarungi jalan berliku
Jatuh bangun kita rasakan bersama
Tanpa restu orang tuaku
Maafkan aku sayang
Karna aku terlalu mencintaimu
Tapi,,,
Aku juga sangat mencintai orang tuaku
Aku tak mau menyakiti meraka
Mereka yang t’lah merawat aku dari kecil
Hingga aku menjadi sekarang ini
Ku sadari,,,
Aku pun belum bisa membahagiakan mereka
Membuat mereka bangga kepadaku
Bangga pernah melahirkanku
Waktuku selama ini terbuang sia-sia
Semua hanya untuk dirimu seorang
Karena cintaku yang begitu dalam kepadamu
Walau harus ku jalani tanpa restu dari mereka
Kini aku lelah dengan semua ini
Ingin ku akhiri kisah cinta ini
Tapi terlalu sulit bagiku melepaskanmu
Tapi akupun juga tak mampu
Menjalani kisah ini tanpa restu dari mereka
Akupun juga tak mau
Dianggap anak yang durhaka
Maafkan aku,,,
Kini aku harus menjauhimu
Mencoba jalani hidup tanpamu
Bukan karena aku tak cinta
Tapi karena cinta kita tak direstui
Biarlah cinta ini abadi di hati
Mungkin sampai ku mati
PRAKTEK MENULIS WORKSHOP AFSOH PUBLISHER 2013