-->

PELANGI CINTA KIKAN, AKHIR YANG SEMU

| 8:53 AM |


Oleh: Hyukvie

           

Ini adalah kisah anak perempuan bernama Naykikan Arvegia, atau sering disapa dengan Kikan. Kikan bukanlah anak yang istimewa, dia hanyalah mahasiswa biasa disebuah universitas di Indonesia. di kampus Kikan sering dipanggil tomboy oleh teman-teman cowoknya padahal dia itu berjilbab dan tingkah tomboy tidak terlalu terlihat jika di kampus. Dia sempat berfikir, “padahal aku sudah berkerudung dan berlaku anggun, masak ya masih tomboy?” pikirnya memang tidak salah, karena meski dia mencoba untuk anggun, namun masih ada saja sifat tomboynya yang tanpa dia sadari keluar, yaitu tidak bisa menahan emosi dan langsung mengeluarkan kata-kata untuk menantang berkelahi temannya. Namun bukan itu permasalahan kompleksnya di kampus. Yang membuatnya sebel adalah kalau dikatain J O M B L O, kata-kata yang meski simple tapi punya arti yang nyesek buat kikan. Bagaimana tidak, kini usianya beranjak menuju 20 tahun, tapi dia tak memiliki sesosok kekasih dalam hidupnya.

            Sebenarnya Kikan memiliki sebuah cerita cinta, yang dimulai dari sekolah menengah pertama. Di SMP hatinya pernah terisi oleh orang lain, namun cinta itu hanyalah cinta sebelah tangan (kenapa sebutannya sebelah tangan aku nggak tahu, kenapa tidak sebelah kaki hehehe). Karena cinta yang dia miliki harus ia relakan untuk sahabatnya sendiri. Dia merelakan cintanya bukannya mau melepaskan atau menjadi pecundang cinta, namun karena kikan tahu kalau sahabatnya dan cintanya saling mencintai, sehingga kikan tak mau menjadi penghalang diantara mereka. Namun sesaat dia pernah juga berfikir, “Cinta yang direlakan, apakah itu cinta?” (mungkin lebih tepat jika disebut amal cinta hehe). Akan perasaan kikan pada cowok yang disukainya itu masih bertahan selama 3 tahun, dan mulai menghilang saat dia tahu seperti apa sebenarnya cowok yang disukainya itu. Cowok yang disukainya itu ternyata hanyalah cowok parasite dan tak berperasaan, bagaimana tidak, jelas-jelas dia tahu perasaan kikan, namun dia malah memanfaatkan rasa suka kikan itu. Dari saat itulah Kikan bertekad untuk melupakannya.

Tapi cerita cinta yang syahdu dari kikan tidak terhenti dari itu saja, belum lama dia melupakan perasaannya pada first lovenya, datang lagi orang yang tak sangka-sangka menyatakan cinta padanya. Namun pernyataan cinta lewat sms ini, jelas banget Kikan tolak, bagaimna tidak dia itu sahabatnya. Bukan apa-apa tapi Kikan memiliki sebuah prinsip dalam cinta, salah satunya adalah  dia tidak mau menganggap sahabat menjadi cinta. Kikan tidak mau persahabatannya hancur karena satu kata “cinta”. Namun bukan itu saja yang membuat kikan menolak pernyataan cinta sahabatnya itu adalah karena sahabatnya itu sudah punya pacar (nah lo, gimana coba itu) jelas banget kikan nggak maulah jadi selingkuhan. Tapi penolakan cinta itu tidak semudak itu diterima oleh sahabat kikan, sahabat kikan malah melontarkan suatu kutukan, “coba aja lo ya, lo nggak bakal punya pacar sampai lo tua.” Kata-kata itu membuat hati kikan lumayan tidak tenang, dia hanya bisa berdo’a semoga itu tidak terjadi.

Entah kutukan itu benar terjadi apa tidak, tapi benar kenyataannya kalau menginjak usia 20 tahun dia masih memegang status J O M B L O.ya mungkin bukan karena kutukan itu juga sih, soalnya dia mulai kuliah lebih terfokus pada kuliah dan masa depan. Kata-kata yang mengganggu itu perlahan-lahan mulai kikan biasakan pada dirinya  “so what with jomblo”.

Namun kikan tak pernah menyangka kalau kisah cintanya akan mulai bersemi di usianya yang kepala dua itu. Kisahnya dimulai saat ibu kikan meminta kikan menggantikannya untuk berlibur. Liburan ini tidak di tanah air, tapi dinegeri jauh yaitu negeri gingseng korea selatan. WOW banget kan. Jelas kikan tidak mau melewakannya, apalagi saat itu dia sedang liburan kuliah, itu menjadi kesempatan emas baginya untuk terbang kenegara impiannya. Saat itu kikan merasa seperti menang lotre, gimana tidak, dia adalah K-POPERS jelas benget kekorea adalah salah satu impiannya.

****

            Hari keberangkatan ke Korea tiba. Jangtung Kikan berdetak kencang, debaran jantungnya bukan karena ke korea, tapi dia belum pernah naik pesawat hehehe. Kikan dengan berucap “Bismillah” melangkahkan kakinya ke pesawat. Awalnya dia gugup sekali, namun hal itu pudah saat dia sudah mengudara dan tak sabar untuk sampai ke korea.

            Sampai korea, wuiihh gila memang bener dingiiiin banget suasananya. Meski Kikan sudah mengenakan jaket bulu tebal tapi masih saya dia merasa kedinginan. Udara dingin seraya menembus jaket tebalnya, yang membuat kikan nggak kuat lama-lama berdiri di luar. Dia langsung lari menuju bis rombongan disana. Sepanjang perjalanan tour gait terus berbicara dan menjelaskan tentang ini-itu apapun yang dilewati bis untuk menuju ke hotel. Tapi kata-kata tour gait itu mental di kepala Kikan, bukan apa-apa, karena kikan tidak kuat bila naik bis, sehingga membuatnya harus menahan pusing.

            Sesampainya di hotel Kikan langsung turun bis dan lari masuk ke hotel, begonia dia lupa gak tanya-tanya kamar mandinya dimana. Mau tanya orang disana jelas tidak mudeng bahasanya, sedangkan rombongan lain masih di bis. Bingung, pusing, mual campur aduk ia rasakan. Berunrung ada pegawai hotel lewat, “excuse me, where is toilet?” tanyanya pada pegawai itu. Pegawai hotel itu menunjukkan arah, yang langsung diterobos kikan dengan kecepatan super, “leganya perutku,” kata kikan sambil menghela nafas.

            Saat berjalan di loby beruntung sekali kikan tidak ketinggalan rombongan ngantri. Meski kikan mendapatkan kamar yang isinya teman ibunya semua, tapi hati yang awalnya sungkan menjadi senang melihat pemandangan yang bukan lagi mimpi baginya. Tapi siang itu dirasakan kikan suasana begitu tenang yang membuatnya tambah tegang dan ngrasa canggung mau ngapa-ngapain di di kamar, akhirnya dia pergi keluar untuk mencari udara segar. Tapi karena tergoda oleh suasana Negara yang memang menjadi impian kikan untuk dikunjungi itu, secara tak sadar kikan melangkahkan kakinya jalan-jalan di kota yang menjadi ibu kota Negara gingseng itu “seoul”. Matanya benar-benar di silaukan oleh tayangan-tayang KPOP yang mengudara di gedung-gedung.

Hari sudah mulai petang, saat itulah kikan baru sadar “aku dimana?!!”. Dia bingung harus jalan kemana, nggak bisa bahasa korea, bahasa inggris amburadul dan parahnya lagi dia Cuma bawa uang Indonesia. waduh. Saat kikan berdiri ditengah jalan karena bingung, ada orang yang menabraknya hingga jatuh, gawatnya lagi ternyata gelang yang kikan pakai nyangkut di mantel orang itu. Orang itu terlihat seperti dikejar-kejar, karena gelangnya masih nyangkut, jelas dia mengejar orang itu. Gila orang itu larinya kenceng banget. Tapi kikan nggak mau kalah, dia melompat dan langsung nubruk orang itu.

“Boya??” kata orang itu.

“Give me may bracelet.” Tagih kikan.

“Bracelet? Boya?” kata orang itu dengan bahasa korea.

“In threre, in your coat.” Sambil menunjuk ke mantel orang tersebut.

“oh this.” Kata orang itu sambil mengambil gelang kikan.

Orang itu melepaskan kopyah mantelnya, wuihh ternyata dia laki-laki yang keren abis. Kikan sampai tidak berkedip saat laki-laki itu memberikan gelangnya.

“Woi…. Excuse me….” Tanya laki-laki itu.

“Yes…. What. Oh, y thanx. I am sorry, your head hurt.” Jawab kikan kaget.

“ah…. My head, gwechana, emmp mian.” Kata laki-laki itu

Tiba-tiba laki-laki itu menarik tangan kikan. Mereka berlari terus, dan bersembunyi di sebuah lorong.

“huh huh huh….. what….what’s up?” tanya kikan sambil ngos-ongosan.

“stttt…..”

“who are they?”

“aniyeo. Oh sorry, I inviting you. Ok I go.”

“wait!! (sambil menarik mantel laki-laki itu) I don’t know, this place.”

“hah jinjha. Where do you came from?”

“Indonesia.”

“oh orang Indonesia. bilang donk, namaku Kim Min Hyun.”

“loh loh… kamu bisa bahasa Indonesia?” dengan ekspresi tidak percaya.

“hahaha, ekspresimu lucu.”

“ich serius nich, kamu kok bisa bahasa Indonesia?” tanya kikan sambil cemberut.

“soalnya ibuku orang Indonesia.”

“oh gitu, oh ya namaku Kikan. Senang bertemu kamu Min hyun.”

Tidak terasa mereka malah ngobrol dengan akrab. Kikan tambah seneng banget soalnya tu cowok keren abis hehe. Akhirnya minhyun mengantarkan kikan ke hotel tempat kikan menginap. Perpisahanpun terjadi, namun ntah mengapa perasaan kikan ngin sekali mengenal dekat dengan cowok itu.

****

            Pagi haripun tiba, tour di korea berlanjut lagi. Kini tour mengunjungi sebuah pantai disana. Ternyata dipantai tersebut sedang berlangsung sebuah syuting film, kikan pengen banget nonton tapi disana sangat penuh sesak oleh fans-fans yang nonton. Karena kikan canggung untuk berkumpul dengan rombongan jadi dia memilih untuk menyendiri berteduh dibawah pohon kepala (oops pohon kelapa maksudnya).

            Saat kikan sedang menikmati suasana pantai yang begitu indah tiba-tiba dia mendengar suara seseorang yang memanggil namanya. Saat kikan menoleh dia masih tidak percaya, dia adalah orang yang taka sing bagi kikan.

            “syena!! Kamu…… wah tambah cantik.” Teriak kikan sambil memeluk syena.

            “makasih sahabatku, kamu ngapain di korea?”

            “hehehe liburan. Oh ya, kamu artis disini?”

            “ iya donk makanya neng, up date donk tentang sahabatmu ini.”

            “iya… iya. Hahaha.”

            Mereka berdua asyik mengobrol. Obrolan demi obrolan dan tawa membuat suasana diantara mereka menjadi semakin akrab. Namun ditengah obrolan mereka, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil syena. Saat kikan menolah, kikan merasa tidak percaya, dia adalah orang yang taka sing buat kikan kenal.

            “Minhyun oppa!!” teriak syena sambil berlari memeluk minhyun.

            “ah boya!” kata minhyun sambil melepaskan pelukan syena.

            “waeyo….nomu pogoshipoyo oppa.”

            “ah jinjha. Jhanggeman! Kamu? Kenapa disini?” sambil melihat kikan.

            “kalian saling kenal?” sela syena sambil cemberut.

            “sebenarnya kita……”

            “kita pacaran, ne?” kata minhyun menyela omongan kikan.

            “what!! Pacaran? Seriuss, kikan kenapa kamu tidak bilang kalau kamu…heh.” Syena dengan wajah marah pergi meninggalkan kikan dan minhyun.

            “syena… tunggu.” Teriak kikan.

            “e…e..e… kikan, sudah jangan dikejar.” Cegah minhyun.

            “ta…tapi. Eh iya kamu… kenapa kamu bilang begitu?!”

            Minhyun menjelaskan kenapa dia berkata begitu pada syena. Kikan terkejut sekali kalau ternyata minhyun juga adalah artis. Ntah kikan akan merasa senang atau sedih,dia masih bingung lantaran dia bisa kenal banyak artis, di samping itu dia mendapat suatu cerita rumit. Meski kikan sudah mendengarkan penjelasan dari minhyun, tetap saja kikan masih tak enak hati dengan syena. Syena terlihat marah sekali. Kikan ingin banget minta maaf pada syena, namun dia juga bingug gak tahu bagaimana caranya menemui syena.

            Sekembalinya ke hotel , kikan sudah tidak dapat berfikir jernih. Pikirannya penuh dengan rasa bersalah, bingung. Dia ingin sekali berteriak, tapi ya malu-maluin kali teriak di hotel. Akhirnya dia memutuskan untuk melupakan hari itu, hari yang membuatnya frustasi, toh besok juga dia akan pulang ke tanah air.

            Saat memasuki hotel kikan langsung di kerubungi oleh banyak wartawan, ternyata keinginannya untuk melupakan hari-hari itu pupus. Berita tentang pacaran tersebut telah diketahui oleh wartawan. Jelas sekali kikan jadi gugup harus bagaimana, karena itu hanyalah berita bohong.

            “eh eh ini ada apa?” kata salah satu teman ibu kikan.

            Para wartawan tidak menaggapi malah bingung.

            “ sudah bu’ kita ke kamar saja.” Ajak kikan.

            Kikan jadi agak trauma sama wartawan. Dia masih merasa gelisah sekali. Ditengah kegelisaha hatinya itu tiba-tiba handphonenya bordering. Nomornya tidak di kenal. Kikan mengangkatnya.

            “hallo, ini siapa?” tanya kikan.

            “ini syena. Aku mau tanya kamu bener pacaran sama minhyun oppa?” jawab syena.

            “e…e…i….iya.” jawab kikan terbata-batah karena bingung harus menjawab apa.

            “kamu kok jahat banget sih, diakan gebetanku.

            “ma….maaf na. ta..tapi.”

            “tapi apa?! Sudah lah, aku relain kakakku itu buat kamu, lagian dulu aku juga pernah ngrebut cintamu.”

            “syena… kamu.”

            “hahaha, kamu kaget ya. Aku sudah tahu lagi, kamu kalau suka orang itu keliatan.”

            “syena…. Kamu tidak apa-apa tentang ini?”

            “loh seharusnya aku yang tanya, kamu tidak apa-apa dengan wartawan-wartawan itu?”

            “kok kamu tahu?”

            “maaf kan… sebenarnya aku udah tahu kalau tadi siang pembicaraan kita di intai sama paparazzi. Maaf ya.”

            “oh begitu, iya tidak apa-apa.”

            Obrolan saling meminta maaf diantara mereka belum selesai, namun telfon sudah terputus. Ternyata HP kikan mati. Tapi kikan lega, syena tidak marah lagi padanya. Namun disamping kelegaan itu, dia bingung bagaimana nyelesaiin masalah yang dibuat minhyun itu.

            Malam itu kikan benar-benar tidak bisa tidur. Karena besok dia sudah harus pulang ke Indonesia, sedangkan masalah yang di Korea belum selesai. Kikan terjaga sampai pagi menjelang. Kikan hanya glusah-glusuh di tempat tidur, namun kegelsahannya dikagetkan dengan ketukan dipintu hotel. Secara itu aneh sekali kan masih pukul 4 pagi, tidak mungkin ada pegawai hotel yang mengetuk.

            Kikan membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya dia melihat orang yang berada dibalik pintu kamarnya tersebut.

            “minhy….emp.” teriakan kikan terhenti oleh dekapan tangan minhyun.

            “stttts.. pelan-pelan.” Kata minhyun berbisik.

            “ngapain kesini?”

            “ngajak kamu ke perusahaanku, ayo sebelum ada wartawan yang lihat.”

            “hah.. ok ok, sebentar ya.”

            Kikan meminta ijin pada salah seorang teman ibunya. Awalnya teman ibunya tidak mengijinkan kikan, namun kikan mencoba meyakinkan mereka. Akhirnya ijinpun didapatkan. Kikan mengemasi barang-barangnya dan pergi bersama minhyun.

            Sesampainya di perusaan tempat minhyun di naungi, sudah berjajar 2 orang paruh baya duduk di sebuah ruangan yang terlihat seperti ruangan bos. Kikan merasa aneh padahal hari masih pagi buta, namun masih saja ada orang yang ngantor. Tapi bukan itu masalahnya. Masalah sebenarnya adalah alasan mengapa kikan di ajak minhyun menemui bosnya.

             Didalam kantor bosnya terlihat marah sekali, namun minhyun mencoba untuk menjelaskan sesuatu pada bosnya itu. Sedangkan kikan malah bingung mendengarkan percakapan mereka. Bukannya nggak jelas, tapi nggak mudeng apa yang mereka bicarakan sebenarnya. Didalam kantor itu kikan seperti orang yang sedang berada di planet lain, tidak mengerti bahasa mereka dan tidak bisa bicara apa-apa. Namun beberapa saat setelah perdebatan minhyun mengajak kikan keluar. Piker kikan itu sudah selesai, dan masalah beres. Kenyataannya tidak, ternyata tadi minhyun mengatakan pada bosnya kalau mereka memang pacaran.

            “what!!” teriak kikan dengan kaget. “jadi tadi kamu bilang sama bos kamu kalau kita pacaran?!!”

            “iya, tidak apa kan? Hehehe. Tenang saja aku tidak akan menyusahkan kamu.”

            Belum selesai kikan bicara, minhyun sudah saja menariknya pergi kesuatu tempat. Tempat itu ramai sekali, ternyata itu adalah teman-teman satu grup dengan minhyun. Disana juga ada syena.

            “ya chingudeul.”sapa minhyun pada teman-temannya.

            “annyeong.” Jawab para member.

            “yoposeyo.” Tanya seorang member.

            “arasho. Yeojachingu minhyun hyung. Ne?” sahut salah seorang member.

            “maaf ya, saya nggak ngerti apa yang kalian bicarakan. Tapi aku…” minhyun menutup mulut kikan, sehingga memutuskan kata-kata kikan.

            “kamu orang Indonesia?”tanya seorang member.

            “namanya kikan, dia dari Indonesia, iya benar dia pacarnya minhyun oppa.” Sahut syena.

            “wahh, chukkae. Hwanyonghamnida Kikan.”sahut semua member.

            “hehehe, i…iya terima kasih.” Jawab kikan ragu.

            Kikan benar-benar tambah merasa canggung sekali. Dia sebenarnya tidak enak sekali harus membohongi public dan sahabatnya dengan status palsunya itu. Ditambah sekarang dia bingung pulang ke tanah air bagaimana. Tanpa disadari kikan mencucurkan air matanya, yang membuat semua orang diruangan itu bingung.

            “ki…kikan kamu kenapa?” tanya syena khawatir.

            “aku nggak bisa pulang. Hiks hiks hiks.” Jawab kikan.

            “yaelah kikan. Tenang saja, kana da minhyun oppa.”

            Omongan syena bukannya membuat kikan berhenti nangis, tapi malah tambah kencang. Kikan sebenarnya tidak mau tergantung pada minhyun, dia tidak mau membebani kekasih palsunya itu. Tapi ya bagaimana lagi itu adalah satu-satunya cara untuk bisa pulang ke tanah air.

            Akhirnya kikan berhasil pulang ketanah air, tentu dengan tetap membawa status palsunya sebagai pacar artis korea. Memang sich ada sedikit rasa senang dalam hati kikan, namun tidak juga saat kikan mengetahui seluruh jejaring sosialnya mendapat tanggapan buruk dari fans, ya meski ada yang baik juga sih. Ya bagaimna lagi namanya juga tersangkut masalah dengan artis. Terima nggak terima ya begitu.

            Beberapa minggu sudah kegidupan kikan kembali normal, tidak ada kabar lagi dari minhyun dan syena. Kikan kembali menjadi kikan yang biasa, kikan yang orang biasa. Meski sebenarnya kikan sangat menyukai minhyun, ya tapi bagaimana lagi dia hanya bisa menyandang status palsunya, dan hanya bisa menjadi fans untuk minhyun.

Kikan memang harus melupakan minhyun dan status palsunya. Mungkin itu adalah kisah cinta yang juga harus dilupakan dan dijadikan kenangan semata untuk kikan. Karena cinta semu itu hanyalah bagai mimpi indah yang tidak tahu bakal terwujud atau tidak. Cinta itu memang aneh bisa dating kapan saja namun juga bisa pergi, tapi jika susah dating mungkin lama perginya hehe.

THE END



DAFTAR ISI ANTOLOGI :
PELANGI CINTA KIKAN, AKHIR YANG SEMU 



GENDAM NUSANTARA 919

Back to Top