Oleh:
Airenda Nurika
Ini
adalah cerita tentang empat sahabat karib, mereka adalah Sin, Rahma, Widhi dan
Vie. Persahabatan mereka terjalin sejak mereka duduk dibangku sekolah menengah.
Meskipun Sin adalah cowok sendiri diantara ketiga sahabatnya, namun itu tak
masalah baginya. Persahabatan ini bukanlah persahabatan kepompong lo, yang lama
kelamaan jadi cinta, oh bukan. Persahabatan diantara mereka memiliki sebuah
prinsip yaitu tidak ada cinta diantara sahabat hanya ada saying diantara satu
dengan yang lainnya, karena satu untuk semua dan semua untuk satu (tidak
berlaku untuk hal pribadi “pacar” hehehe).
Baiklah kisah
ini dimulai saat menjelang ramandhan. Sin, Rahma dan Widhi berkumpul bersama.
Mereka tidak lagi ngrumpi lo, tapi lagi nyusun rencana. Mereka mau menyusun
rencana kejutan untuk Vie. Kegiatan kejutan bagi mereka seperti hal wajib atau
seperti upacara sacral heheh jika salah satu dari mereka berulang tahun. Mereka
saling memberikan ide untuk kejutan tersebut, sumpah obrolan-obrolan mereka
nyusun rencana emang kayak orang arisan hehehe. Soalnya mereka menentukan
pendapan dengan cara kocokan hihihi.
Setelah menyusun
rencana-rencana kejutan tersebut Sin, Rahma dan Widhi membagi tugas kerja.
Mereka mencoba merencakan secara apik sehingga akan memberikan kesan tersendiri
untuk ulang tahun Vie. Sebab keempat sahabat tersebut memang selalu memberikan
kesan pertambahan umur yang berbeda-beda sehingga akan memberikan kesan
tersendiri setiap tahun untuk setiap orang. Sin bertugas untuk mencari kue dank
ado bersama dengan Widhi, karena Rahma sedang sibuk bekerja jadi tugas dia
mempersiapkan kejutannya.
Pagi hari,
mereka berempat berkumpul bersama. Mereka makan ditempat tongkrongan biasa
mereka makan dan tiba-tiba Vie mengatakan sesuatu. “oh ya besok ultahku, aku
nggak mau ada acara-acara kejutan. Biasa ajha, toh itu pas buka bersama,”
katanya sambil cemberut.
“ye…. Emang
siapa yang mau ngasih kamu kejutan, GR banget dech,” sahut Rahma.
“heem,
betul-betul… weeekkk.” Jawab Sin dan Widhi dengan kompak.
“ya pokoknya aku
nggak mau ajha. Ok, titik.” Jelas Vie.
Muncul kesan
yang tak enak pada Sin, Rahma dan Widhi, namun Vie tak mengetahuinya, dia cuek
saja dan tetap makan dengan lahap. Setelah makan mereka saling berpisah untuk
pulang.
Sesampainya
dirumah Sin, Rahma dan Widhi saling chatting di facebook. Mereka membicarakan
rencana ulang acara kejutan itu, soalnya Vie sudah bilang kalau dia tidak mau
ada kejutan di ulang tahunnya.
“guys bagaimana
ini?” tanya widhi.
“gimana ya? Apa
kita batalin ajha?” usul Sin.
“jangan-jangan,
masak dibatalin, tapi kalau kita tetep ngasih pasti dia ngambek.” Sahut Rahma.
“aku tahu! Aku
punya rencana, ini aku sebut rencana B (planning B).” usul Widhi.
Setelah membaca
usulan rencana dari Widhi, Sin dan Rahma langsung setuju. Mereka akhirnya
membatalkan kejutan ulang tahun Vie pada hari ulang tahunnya, namun mereka akan
memberikan kejutan tersebut sesuai rencana Widhi.
****
Satu
hari sebelum ulang tahun Viepun tiba, namun tiba-tiba dia mendapat kabar dari
Sin. Ternyata Sin tidak dapat ikut dalam ulang tahun Vie, jelas Vie sangat
marah, karena bukan kali pertamanya Sin seperti itu, malah sudah berkali-kali
setiap ulang tahun Vie Sin tidak bisa dating. Sin mengirim massage pada Vie
yang bertulis, “maaf Vie besok aku tidak bisa dating ke acaramu, soalnya aku
harus menyiapkan kostum untuk cosplay”. Tentu Vie sangat marah sekali
dengan massage yang dikirim Sin padanya, bagaimana tidak dia lebih memilih
votting kostum ketimbang ulang tahun sahabatnya sendiri.
Kabar
ketidak hadiran Sin juga sampai ketelingan Rahma dan Widhi, seperti halnya Vie,
mereka berdua juga kecewa dengan Sin. Ketidak hadiran Sin bukanlah salah satu
isi dalam planning B, sehingga membuat Rahma dan Widhi pergi menggrebek rumah
Sin.
“Sin!!
Kamu eneran nich nggak dating?!!” teriak Widhi dan Rahma.
“iya,
sory ya aku juga gak isa ikut ngasih kejutan,” jawab Sin dengan tenang.
“what!!
Nggak bisa ikut juga!” bantah Widhi dan Rahma dengan mata melotot.
“woles
kali, ya maaf dech, soalnya seminggu ni aku sibuk banget.” Jawab Sin dengan
santai.
“wah
kamu emang dech, Sin.” Kata Widhi.
“gimana
tanggepan Vie, saat kamu bilang gitu?” tanya Rahma.
“dari
xmxnya sih nyantai, tapi kalau ketemu mungkin kayak kalian.” Jawab Sin.
“kamu
itu, wah wah wah dasar.” Kata Rahma.
“ya
sudahlah, bagaimana lagi kita juga nggak bisa maksa kamu.” Kata Widhi.
Dengan
rasa kecewa Widhi dan Rahma pergi dari rumah Sin, aura mereka seperti api yang
baru saja dipadamkan hingga tersisa asapnya saja hehehe. Dalam perjalanan
mereka berdua menyusun rencana lagi, yang akhirnya tercipta planning C.
“Rahma,
by the way busway, kuenya nggak kelamaan ya kita simpennya?” tanya widhi.
“yah
gimana lagi, ya gak pa lah….. nggak bakal kadaluarsa juga kali kalau disimpen 3
hari. Hehehe,” jawab Rahma dengan santainya.
“tumben
santai jawabnya??!!” tanya widhi bingung.
Hari-H
pun tiba, Vie mengajak ketemuan mereka jam setengah 5. Namun karena Vie saat
itu sedang ada urusan dengan kuliahnya akhirnya jam setengah 5 baru bisa dari
rumah. Berhubung rumah Vie dan Widhi dekat, jadi Vie dan adik perempuannya
menghampiri Widhi. Setelah Widhi keluar rumah dan membonceng adik Vie, langsung
saja mereka menancap gas menuju lokasi makan-makan.
Saat
mereka tiba di tempat makan di sekaran, terlihat tempat itu tidak penuh, namun
saat masuk, waduhh meja-meja sudah bertuliskan “dipesan”, beruntung mereka
masih kebagian dua meja untuk delapan orang. Karena Vie bukan hanya mengajak
makan-makan sahabatnya, namun juga teman-teman baiknya dari SMA yang tidak tahu
bakal datang atau tidak.
Setelah
mendapat meja, mereka bertiga langsung duduk.
“maaf,
silahkan mau pesan apa?” kata pelayan kafe.
“harus
sekarang mbak?” tanya Vie.
“iya
mbak, soalnya kalau nanti takutnya lama,”jawab pelayan kafe.
“tapi
teman kita ada yang belum datang mbak?” tanya Widhi.
“ya
sudah, ini menunya, nanti jika ada tambahan bisa ke kasir mbak. Permisi.”
“terima
kasih mbak.” Jawab Vie.
Mereka
bertigapun mulai memesan makanan, “eh Rahma di sms donk, dia mau pesen makan
apa?” pinta Vie pada Widhi.
“ok
ok, ni lagi aku sms.” Jawab Widhi.
“udah
dijawab?” tanya Vie.
“ini
udah, dia malah bilang terserah.”
“bilang
sama Rahma, nggak ada makanan terserah.”
“dia
malah jawab, apa ajha dech, ngikut kalian. Hahaha.” Jawab Widhi.
“ya
sudahlah, kita pesenin apa nich enaknya?”
“dia
nggak suka daging, ya udah biar sama aku saja, jamur crispy.”
“ok,
aku bacain ya ayam 2 jamur 2, oh ya ni temenq aku pesenin juga ajha kali ya,
soalnya yang konfirmasi baru satu, kasian nanti kalau sampai sini dia belum
buka.” Kata Vie.
Sembari
menunggu makanan, candaan-candaan keluar dari mereka bertiga. Apa lagi kalau
sudah ada Heidi adik perempuan Vie yang super cerewet wah menjadi bangku yang
paling rame di kafe itu. Heidi dan Widhi terus membully Vie, mereka menyuruh
Vie bilang pada pelayan kafe kalau hari ini ulang tahun, dengan modus supaya
dapet jus gratis hehehe ada ada ajha mereka itu. Tapi Vie terus menolak, dia
nggak mau nanti malah-malah di nyayiin lagu happy birthday melalui speaker
kafe.
Obrolah
mereka terputus ketika Rahma sms ke nomor Widhi, ternyata Rahma tidak tahu
tempat makannya, padahal tempat itu sangat dekat dengan tempat kerja Rahma.
Jadi Vie dan Widhi harus pergi keluar, diluar mereka berdua tidak melihat Rahma
sama sekali, saat menoleh ke jalan sebelah kiri, mereka melihat rahma sudah
berjalan sejauh itu.
“rahma!!!
Ngapain kamu sampai sana?” teriak Vie.
(rahma
berlari menghampiri mereka berdua) “maaf aku tidak tahu tempatnya.” Jawab
rahma.
“kan
aku sudah memberi petunjuk mbake!!” sahut Vie.
“iya
ni anak, sudah dipilihin tempat yang deket sama tempat kerjanya, malah jalan
sampai sono-sono.” Sahut Widhi.
“ya
sudahlah, yuk masuk, gerimis nich.” Kata Vie.
Saat
mereka masuk ke kafe, ternyata makanan dan minuman sudah datang. Sembari
menunggu waktu berbuka, obrolan demi obrolan kembali terlontar diantara mereka,
kini ditambah Rahma yang juga ikut membully Vie, dengan ide-idenya ingin
mengerjain Vie. Vie hanya bisa menutup wajahnya dengan tissue, dia memang
sekarang tidak secerewet dulu, yah mungkin karena sudah umur, maklum itu kan
hari dia mendapat kepa satu lagi alias 20 th.
Beberapa
menit sebelum buka, ternya teman SMA Vie yaitu Chaca dan Rya datang, Vie benar-benar
tidak tahu kalau temannya itu akan datang. Akhirnya Vie meminta mereka memesan
sendiri dan minta maaf karena tidak tahu kalau mereka bakal datang. Saat Vie
sedang menyapa kedua temannya itu, tiba-tiba Rya menghampiri kursi Vie yang
dipisahkan oleh Heidi, Rya memasangkan sesuatu dikerudung Vie. Vie merabanya
ternyata itu adalah bross.
“makasih
Rya.” Kata Vie.
“iya,
sama-sama, jangan di lepas lo.” Pinta Rya.
“loh
aku sholatnya gimana nanti?” kata Vie
“ ya kalau itu
boleh dilepas hehehe.” Kata Rya.
“ok ok, sipps.”
Disusul kemudian
oleh kedatangan Okyung. Teman sebangku Vie saat di SMA dulu. Vie jelas senang
sekali teman-teman SMAnya dapat datang di acara makan-makannya, meski tidak
semua tapi itu cukup membuat hati Vie merasa memiliki seorang teman yang masih
mengenal dirinya.
Karena hujan
masih turus deras, jadi Vie dan teman-temannya tetap berada di dalam kafe
menunggu hujan mereda. Namun karena lama menunggu hujan, sampai-sampai mereka
tidak menyadari kalau orang-orang yang datangnya bareng sama mereka ternyata
sudah banyak yang pulang. Menyadari akan hal itu membuat Vie dan teman-temannya
tertawa geli, menjadikan bangku tempat duduk nomor 28 itu menjadi semakin
ramai.
“kalian mau
langsung pulang nanti?” tanya Vie pada Chaca dan Rya.
“nggak Vie, nanti
kita mau menjenguk lilis. Kamu mau ikut nggak?” jawab Cha.
“lilis? Loh
emang lilis kenapa?” tanya Vie kaget.
“loh kamu nggak
tahu? Lilis kan kemarik kecelakaan.” Jawab Chaca.
“benarkah?! Kok
bisa?”
“iya dia jatuh
dari motor pas pulang kerja.”
“wah maaf, nanti
abis dari sini aku mau nganterin rahma pulang, lalu aku mau memperbaiki nilai
statistikku. Maaf ya, salam saja buat lilis semoga cepet sembuh.”
“iya nggak pa,
ok nanti aku sampaikan.”
Hujanpun reda,
mereka bertujuh berjalan keparkiran untuk pulang. Vie, Heidi dan Widhi
mengantarkan rahma pulang. Gila, jalan menuju rumah rahma kalau malam ternyata
gelap gulita, ditambah harus melewati hutan yang cukup panjang. Angina malam
terasa menembus pori-pori selama dalam perjalanan itu. Sesampainya dirumah rahma,
Vie, Heidi dan Widhi langsung berpamitan untuk pulang, karena mereka juga harus
sholat terawih.
****
Satu
hari setelah acara makan-makan tersebut, Vie mendapat sms dari Widhi. Sms itu
berisikan minta Vie untuk menemani Widhi latihan motor, Vie langsung saja
menjawab iya. Namun Vie bingung, kenapa Widhi mengajak latihan disekitar
kompleks, padahal jelas sekali dulu widhi lebih dulu bisa naik motor
dibandingkan dengannya. Vie merasa janggal dengan hal itu.
Benar
firasat Vie, Widhi memang menemui Vie bukan untuk minta ajari motor namun ada
hal lain. Saat itu Vie sedang tidur siang, tiba-tiba Rahma, Widhi dan adiknya
widhi datang dan membangunkan Vie. Mereka menyanyikan sebuah lagu “saengil
chukkahamnida saengil chukkahamnida” (selamat ulang tahun selamat ulang tahun).
Mendengar lagu ulang tahun dalam bahasa korea itu membuat Vie terbangun, dan
betapa terkejutnya dia, dengan mata setengah terbuka dia disodorkan kue ulang
tahun dan diminta oleh Rahma dan Widhi untuk meniupnya.
“ini
apa-apaan?!” kata Vie yang menutupi waahnya dengan selimut.
“wah
ni anak, belum bangun juga.” Kata Rahma.
“la
katanya kamu tidak mau diberi kejutan pada hari ulang tahunmu, ya tak kami
berikan pada hari ini.” Kata Widhi.
Ternyata
itu adalah kejutan untuk Vie, yang membuat Vie sebal sekaligus senang. Akhirnya
Rahma dan Widhi berhasil memberikan kejutan pada Vie, yah meski planning mereka
agak menceng sih, tapi kejutan yang diberikan itu lebih baik dari rencana yang
dibuat. Yah itulah kisah persahabatan dari mereka berempat, karena bagi mereka
sahabat adalah suatu hal yang berharga.
THE END
PRAKTEK MENULIS WORKSHOP AFSOH PUBLISHER 2013