Ditulis : Yunita Tiara Riski
Bukankah seorang guru besar dunia pernah berujar, Karena
harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon
meski kita tahu kita tak akan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun
kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu
untuk menghadapi dunia. Ibarat sebuah kendaraan. Harapan adalah bahan bakar
dalam kehidupan kita. Kendaraan akan mati dan tidak bisa berjalan normal jika
bahan bakarnya habis, begitupun kita jika kehilangan sebuah harapan.
Adalagi yang mengatakan semakin besar harapan seseorang, maka
semakin kuatlah keyakinannya dalam melangkah. Begitupun juga seperti yang
dikatakan seorang tokoh Lin Yutang
namanya, harapan itu ibarat jalan setapak di dalam hutan. Di sana tak pernah ada
jalan. Tapi, jika kamu berusaha menelusurinya, pasti jalan itu akan terbuka.
Aku percaya itu karena “rencana Tuhan selalu berakhir dengan
kebaikan, kita tinggal mematuhinya” seperti itulah yang sering
disampaikan seorang tokoh yang sudah sangat terkenal seantero Asia siapa lagi
kalau bukan Mario Teguh. Iya... begitulah
kepercayaanku tentang
kisahku ini. Entah mengapa, dan bagaimana kisah ini membuat aku menjadi manusia
yang bebeda, dari dimensi sebelumnya. Kini aku sangat percaya pada sebuah
harapan atau aku lebih suka menyebutnya Earn
Pray Love. Jangan samakan ungakapan itu dengan Eat Pray Love judul film yang dibintangi Julia Robbets yang
berlokasi syuting di Bali beberapa waktu lalu. Aku tak bermaksud pula
menandingi film tersebut karena memang sama sekali berbeda antara kedua kisah itu.
Kisahku lebih menceritakan kekuatan impian dan harapanku, atau lebih tepatnya
kisah “mendapatkan sesuatu dengan kekuatan doa dan cinta, Earn Pray Love”
JJJ
Sembilan
belas tahun yang lalu aku dilahirkan dengan selamat, sebagai anak pertama dan
begitu dimanja oleh kedua orang tuaku. Tak heran jika aku tumbuh menjadi remaja
yang galaowers cinta tingkat
akut bahkan ada yang bilang galau tingkat kecamatan, nasional hingga tingkat
langit. Hua... So lame (payah yah). Tapi istilah itu
sudah expired dan tidak berlaku untuk
hari ini dan seterusnya. Hari ini menjadi hari yang pasti dinantikan
oleh seorang remaja sepertiku. Kebahagiaan nampak terlihat mewarnai raut wajah kedua
Orang tuaku, keluarga dan kolega yang berkumpul mempersiapkan semua yang
dibutuhkan untuk hari ini. Meskipun aku tidak bisa mentutupi keresahanku saat
menantikan seorang disana.
“Bagaimana Kak, masih menunggu?” Pertanyaan
itu mengusikku, yang sedari tadi memandang pintu masuk.
“iya Ay...”
Jawabku pada Aya adikku.
Aya
dan Naya itulah nama yang diberikan kedua orang Tuaku untuk kami berdua. Aku
dan Aya adalah pasangan sahabat sejak dari dalam kandungan. Sebagai saudara
kembar yang terlahir duluan, aku
dipanggilnya kakak. Namun hal itu bukan berarti membuatku lebih dewasa dari Aya.
Aya remaja tegar sedangkan aku remaja galauwer
cinta. Mungkin karena kondisi itulah sekarang aku bisa berbagi my wishfull story ini.
Bermula
saat aku memasuki usia Sweet Seventeen
tuntutan Study membuat aku dan Aya hidup
jauh dari keluarga. Kami belajar di Fakultas Ilmu Pendidikan di salah satu
kampus favorit di kota Lunpia, Semarang.
Selama 2 semester aku dan Naya tinggal di Asrama Mahasiswi PGSD yang lokasinya
tak jauh dari kampus. Sebagai pendatang baru masa-masa menjadi MaBa (Mahasiswa
Baru) sebuah masa orientasi yang menimbulkan Shock Culture yang memaksa aku dan Aya harus belajar mandiri. Kegiatan
orientasi Maba yang sangatlah padat, membuat kami terpaksa jarang pulang. Sejak
itulah kami menemukan sosok kakak dengan kasih sayang seperti keluarga setelah
bertemu kak Bisma senior di Kampus. Sudah sepantasnya sebagai warga asli
Semarang, kak Bisma dengan senang hati berbagi informasi tentang lingkungan
kampus dan budaya kampus. Selalu ada perhatian dari Kak Bisma untuk kami, terutama
untuk Aya. Sayangnya, kasih sayang dan perhatian itu hanya berlaku sepihak, Aya
mengabaikan kak Bisma dan tetap memilih kak Edo, kekasihnya.
JJJ
“Panggilan
masuk dari nomer baru, buruan angkat kak!” seru Aya ketika melirik ponsel yang
ada ditanganku.
“Asalamualaikum, benar ini dengan dek Aya atau Naya
itu? “ Suara salam dari seberang.
“
Waalaikumsalam, iya benar. Maaf ini dengan siapa? “ jawabku heran.
“ Saya Kak Mario sahabat dekat kak Bisma, ingin bicara
penting dengan adek tentang kak Bisma” Balasnya.
“ Loh, apa yang terjadi dengan kak Bisma?” Jawabku
penasaran.
“Tidak terjadi apa-apa dek, saya hanya ingin
menasehati adek Aya dan Naya. Jika jadi Ahwat jagalah perasaan Ihwan. Jangan sampai akhirnya menyakiti
perasaannya” balasnya
Sontak
membuatku kaget, ada apa ini? apa yang
terjadi? Dibenakku Kepo amat ini kakak. Baru kenal tiba-tiba menelpon sok bijak, bicara
Gaje (Ga jelas Gituu ) ahwat ihwan segala, apan itu.
“ Maaf kak, aku ga tau apa maksud pembicaraan kakak.
Mohon diperjelas!” Pintaku
“ Gini, dek. Saya kira adek juga pahamlah alasan kak
Bisma sangat perhatian kepada dek Aya, pasti karena ada alasan yang cukup
mendasar, kenapa Dek Aya sekarang berubah, tidak ada komunikasi lagi dengan kak
Bisma?” Jawabnya semakin sok bijak.
“ Maaf kak, ini
aku Naya bukan Aya. Kakak salah sambung! ” Jawabku pendek, dan tak menghiraukan
ungkapan panjang lebar darinya tadi.
“ Maaf dek, Tolong nasihat dari kakak tadi disampaikan
ke dek Aya serta teman-teman Ahwat adek lain, pesan kakak itu saja
Asalamualaikum” Tegasnya seraya menutup pembicaraan di telepon.
“ Maksudnya apa ini, baru kenal tau-tau sewot n Kepo gitu. Aku merasa tidak asing dengan suara tadi,
seperti Suara kak Bisma deeeh.. jangan-jangaaaaaaaaaaan....” gerutuku heran
Belum
selesai menebak-nebak, Hp ku bergetar lagi, kulihat nomor itu menghubungiku
kembali.
“
Sudah paham, maksud kakak?” tanyanya
“
loading” Jawabku Cuek
“ Naya ingin tanya, jawab jujur kak, ini kak Bisma
Kan? Saya kenal betul, suara ini
kak Bisma” tanyaku tegas berani
“ Bukan. Saya kak Mario sahabat dekat kak Bisma sejak
SMA, sekarang kakak belajar di Sekolah Kedinasan di Bandung,
kalau tidak Percaya coba Search and Add
di Fb, akunku Mario Ahmad”
Tak lama setelah
itu saya pastikan siapa sebenarnya tersangka yang hari-hari ini berani
menerorku. Nampaknya teror salah sambung itu, membuatku penasaran dan mendesakku
untuk melakukan olah TKP. Segera aku Add akun
Fb-nya dan kami berteman hingga saat ini.
JJJ
Minggu
pagi di Asrama, Pesan Singkat meluncur di Ponselku dari Kak Edo. Nampaknya Tuhan memiliki skenario indah untuk
menghilangkan kegalauanku. Kubaca pesan dari kak Edo tentang OPREC
RSN (Relawan Siaga Nusantara) Tingkat Semarang, yang sangat membutuhkan relawan selama Bulan Ramadhan 1433 H. Setelah
terbujuk oleh ajakan Aya, aku pun akhirnya memasuki dunia baru, benar-benar baru,
karena kami mengabdi untuk masyarakat, iya begitulah peran seorang Relawan,
lebih keren lagi Aya menyebutnya Volunteer.
Setiap sore kami membagikan ta’jil untuk kaum Duafa di daerah pinggiran
Semarang. Bersama sahabat RSN, aku menemukan kehidupan yang baru aku temui.
Kehidupan anak yatim-piatu dengan harapan dan semangat yang tak pernah putus
menantang hari esok, tegar dan kuat menjalani hidup tanpa orang tua, seolah menyadarkanku
untuk terus bersyukur dengan apa yang masih aku miliki saat ini. Tak ada
gunanya mengalau terus-terusan. Alhamdulillah, kesan dan pesan mendalam itu
semakin membuatku bersemangat menghabiskan masa libur kuliah dengan pengalaman sebagai
volunteer. Menemukan banyak keluarga dari
berbagai Sara (Suku, Adat, Ras, Agama) itu menyenangkan. Meskipun banyak agenda
yang harus terlaksana sebelum hari raya tiba. Kesibukan, kesiapan, kesanggupan,
komitmen dan kerelaan Volunteer dipertaruhkan
untuk menghilangkan kesenangan berkumpul bersama keluarga dikampung halaman. Aku
sangat berharap kesibukan sesaat itu berhasil mengikis kegalauan cintaku.
Beruntunglah aku ternyata itu terkabul.
Di
bawah langit senja di awal bulan kemerdekaan Negara Indonesia. Aku dan Aya bergegas
meluncur ke Masjid Baiturrahman Simpang lima untuk
persiapan acara Buka Bersama 1000 Duafa & Anak Yatim Piatu. Tiga puluh
menit setelah berhasil menerjang macetnya jalanan Semarang kami tiba di
pelataran Masjid. Dengan tergesa-gesa sambil merapikan
jilbab yang modal-madul kami berjalan
mencari aula, lokasi untuk acara lusa itu.
“Sepertinya
ada yang memperhatikan kita deh Ay” ungkapku curiga
“ Nay, bukankah ituuuuuuu.............” sambung Aya, setelah
sadar ada seorang pria tersenyum melihat tingkah konyol kami.
“ Senyum ituuuu.... aku kenal, itu kak Mario
kan?” sahutku tercengang
“ Hai... Assalamulaiakum? Kalian
Aya dan Naya kan?” Sapanya seketika menghampiri kami
Seolah tak
menyangka untuk pertama kalinya dipertemukan secara langsung disini. Dampak positif wajah serupa, sepertinya membuat kak Mario mudah mengenali kami berdua. Sepekan yang lalu dia dinyatakan lulus dari
kampus Praja dan kini kembali ke Semarang tempat
kelahirannya. Lalu
memantabkan diri, mengisi waktu luang
menjadi volunteer sebelum akhirnya
ditempatkan tugas ke luar Jawa.
JJJ
Waktu berlalu dengan cepat. Ramadhan berlalu,
masa menjadi volunteer Ramadhan telah
usai. Virus galau
nampaknya kembali menginfeksi hidupku lagi. Tak tanggung-tanggung, Virus itu
terlalu ganas sehingga membuat aku menjadi mahasiswa galau tingkat akut. Sifat galauku semakin menjadi, status galau, alay, ga-je (ga jelas) memenuhi akun Facebook
ku. Ibarat kata, apa yang menimpaku saat itu
seperti kata pak Mario Teguh “Tidak ada yang lebih menggalaukan
daripada berusaha setia kepada orang yang tidak setia. Engkau yang merindukan
kepastian dalam cintamu, ingatlah. Cinta tak suka berlama-lama dalam kesedihan.
Move on!. Obat terbaik untuk yang patah hati, adalah jatuh cinta lagi.” kata
motivasi Mario Teguh seolah menampar hatiku.
Seperti itulah status galau di masa-masa Jahiliyahku, ketika melihat semua
teman dekat bahkan Aya saudaraku telah menemukan tambatan hati. Ingin sekali
menuyusul mereka mempunyai sosok “Muse
: inspirasi/tambatan hati” yang ada setiap waktu memotivasi untuk mengusir
kegalauan. Miris dan merasa nelangsa ditarik
ulur hati ini dengan orang yang tidak setia. Saat itulah Tuhan mengirimkan kabar baik untukku agar segera mengakhiri kegalauan itu, melalui kak
Mario.
“Dek, kalau boleh mas menyarankan, seperlunya saja
majang foto-foto di album Fb adek, jangan seperti iklan diri!” Pesan darinya, disebrang
Telpon
Sontak membuatku kaget kata-kata yang begitu Mak Jleb di hatiku.
“ Kenapa kak? “ sahutku tak terima dengan kata-kata yang
menusuk itu.
“ Sebaiknya adek sadar
dan mengerti, tak perlulah galau mencari
pemilik tulang rusuk itu, karena pemilik tulang rusuk akan mencari tulang
rusuknya sendiri. Tak usahlah adek menggalau tak berarti seperti tadi. Bukankah
sudah jelas wanita baik-baik akan mendapatkan laki-laki yang baik pula.”
Jawabnya Bijak
“ Ada teman hati yang datang sesaat, ada pula yang
setia setiap saat. Mereka datang silih berganti
meninggalkan kisah yang kadang perih, mungkin pada saat
itu hatimu terluka. Namun
percayalah, akan ada seseorang yang datang dan menemanimu sepanjang
hidupmu. Allah Azza
Wa Jalla sengaja membiarkanmu bertemu dengan beberapa orang yang salah atau bahkan membiarkanmu berjalan sendiri sebelum
akhirnya mempertemukanmu dengan orang yang tepat, agar kamu tidak berhenti
memuja-Nya dan bersyukur atas
segala karunia-Nya” sambungnya
Aku terdiam, rasanya membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mencerna kalimat berat yang baru kuterima tadi. Benar-benar baru aku
sadari dia bukan Teroris baik tetapi praja yang luar biasa baiknya.
“Lalu saran kak
Mario apa?” jawabku
“Tatalah
kembali segala sesuatu yang kau butuhkan untuk memperbaiki masa depanmu menjadi lebih baik, menggali
ilmu, melembutkan hati, menumbuhkan motivasi, memberikan inspirasi, melesatkan
prestasi
dan menebarkan kebaikan pada sesamamu, J
itu akan semakin menguatkanmu,
menyehatkanmu, dan menambah keberkahan dalam hidupmu” Sambungnya lagi.
“ Motivasi yang Super Sekali, tapi
sulit melakukannya kak hehe” jawabku keberatan.
“ hehe saya malah seperti MTGW
(Mario Teguh Golden Way) yaa… hehe “ jawabnya dengan penuh canda
“ Adek belajar jadilah Wanita
sholeha pasti bisa!” Sambungnya lagi
“ Caranya? “ sahutku
“ Belajarlah dari teman-teman
yang membawamu dalam kebaikan, karena dirimu 5 tahun yang akan datang
tergantung pada : Siapa Temanmu, Buku yang kamu baca dan Kegiatan yang kamu
tekuni saat ini, Percayalah itu”
Lagi-lagi Kata
Motivasi yang Mak Jleb. Tuhan terlalu
baik dan sangat baik,. Benar! Tuhan tidak selalu mengirimkan apa yang kita
inginkan karena Tuhan selalu mengirimkan apa yang kita butuhkan dan itulah yang
tebaik untuk kita. Menyadari hal itu entah mengapa dan bagaimana seolah
menemukan Muse di Hidupku. Kini aku
selalu menjadi Follower seorang Mario Ahmad. Setiap statusnya menjadi suntikan
Paket Unlimited Anti Galau untukku
dan selalu kubagikan di wallku.
Mario Ahmad bak Oase yang hadir di padang tandus hidupku.
Hari-hariku kini kujalani dengan sesuatu yang positif entah kenapa aku bisa
begini.
Namun, Ujian datang dua hari setelah aku memutuskan
untuk Move On dari Kegalauanku selama
ini. Hal yang tak pernah kuduga sebelumnya terjadi.
Panggilan masuk di Ponsel Cross Chinaku
“ Dek Naya… “ Sapa Kak Dhana
“Iya kak…. Ada apa?“ Jawabku
“ Ciaaaaah…Somseee
banget sekarang, mentang-mentang uda
ga galau, ga pernah sms kakak lg ” hehe sambungnya
“ aku ga mau ketularan galaumu lagi kak” sahutku sebel
Percakapan kamipun mengalir hingga waktu menunjukkkan
Pukul 00.01 WIB dan haripun berganti.
“ Selamat Tinggal 9 Desember J. Terimakasih ya Nay sudah menemaniku di detik-detik
terakhir waktuku“ Ungkap Cowo galau itu
“ Maksudnya apa? “ Tanyaku
“Akhirnya aku lolos Ujian
menjomblo selama 1 tahun, 9 Desember tahun lalu, aku diputus
pacarku hingga membuatku Gila Galau seperti ini, maaf terlalu
lama membuatmu menungguku membukakan hati untukmu, membuatmu sakit dan galau
selama ini. Aku ingin mengakhiri masa galau ini Nay sepertimu,
bersamamu… Maukah kamu jadi pacarku? “ Ungkapnya
Hal yang tak
pernah kuduga, kenapa tiba-tiba dia membukakan pintu hatinya yang telah usang
itu untukku, kemarin ia tutup rapat-rapat hatinya dan mengusir cinta yang
datang, aku sadar aku galau karenanya, move on dari kegalauan juga karenanya. Kini Aku benar-benar ingin keluar dari lingkaran galau. Kenapa Tuhan selalu mengujiku di bagian terapuh
ditubuhku ini, Ujian berat di Hatiku disaat aku telah memutuskan untuk balik
kanan maju jalan meninggalkan rasa ini.. Kemarin aku mengharapkannya untuk
menjadi pacarku. Yiaaaa begitulah, dialah tersangka yang membuatku semakin
galau menahan rasa yang salah pada tempatnya itu, sakit ditarik
ulur hati ini sebagai pelarian.
“ Terimakasih kak… kak Dhana
selama ini uda baik ma Naya. Naya sadar kak Dhana masih sayang banget ma kak Hana.
Tak ada yang bisa menggantikan kak Hana di hati kakak” jawabku
“ Aku harap kamu bisa bantu aku melupakannya Nay, aku
yakin kamu bisa” pintanya
“ Maaf kak, aku ga bisa menjalin kisah dengan
bayang-bayang masa lalumu. Itu akan menyakitkan untukku kak.
Aku adalah Naya dan selamanya tetap jadi Naya. Tidak
akan bisa seperti kak Hana” Tegasku
Untuk pertama kalinya aku bisa mengambil keputusan
sendiri yang begitu tegas. Ini ku lalukan demi kebahagiaanku hari ini esok dan
seterusnya. Iya
begitulah harapanku untuk bisa hidup bahagia selamanya, tanpa ada kegaulauan,
berhenti tersakiti menanti cinta tak pasti. Aku yakin rencana Tuhan selalu
berakhir dengan kebaikan dan kebahagiaan, kita tinggal mematuhinya. Ketika
harapan kita dikurangi hingga titik nol, kita akan sungguh-sungguh
mengapresiasi semua yang kita miliki saat ini. Nah.. itulah keadaan yang aku
alami saat itu.
JJJ
Semester 3 pun siap untuk dilalui, Bye-Bye Mahasiswa galau. Kini aku siap menjadi Mahasiswa luar biasa anti galau. Keluar dari Asrama Mahasiswi PGSD lalu aku memutuskan masuk ke
Pesantren Mahasiswa tepatnya di wiswa Aqeela pesantren modern untuk mengembangkan Soffskill dan Hardskill. Disana
aku belajar banyak tentang disiplin ibadah dan belajar menata
kembali segala sesuatu yang aku butuhkan
untuk memperbaiki masa depanku menjadi
lebih baik. Waktu bergulir begitu cepat, dan kedewasaan itupun
menjadi pilihan.
Siapapun
kita
Pasti punya seseorang yang kita suka secara
diam-diam
Saat kita memikirkan dia, kita seperti merasa
Sedikit sesak di dada
Tapi kita tetap ingin menyimpannya didalam hati,
Walaupun, saat ini aku tidak tau dimana dia sekarang,
dan
bagaimana kabarnya
Meskipun begitu, dialah yang membuatku memahami
hal kecil yang di sebut "CINTA"
Aku menyayanginya
lebih dari yang ia tahu
Pesan darinya tak lekang oleh waktu dan tak kan hilang oleh perputaran masa
Sejak dulu, kemarin hingga hari ini adalah puisi indah yang
tersimpan dalam memori hati
Apapun adanya dirinya, dimanapun dia berada sekarang, dia tetap yang
terindah di hatiku
Dirinya yang mampu membuatku lebih mengenal dan menemukan jati
diriku hingga diriku mampu menyadari bagaimana bersikap dewasa,
mandiri serta bagamana seharusnya aku bersikap terhadap diri sendiri dan
sesama
Benarkah ini sebuah anugerah untukku bisa bersamanya?
Beribu nasehat berharga telah ku dengar
Sungguh nasehatnya itu mampu
menjadi penawar hati yang jitu
Seindah hari bahagiaku, seindah itu pula rasa yang bersemayam di hatiku untuknya
Ya Allah
Sekiranya dia baik untuk dunia dan akhiratku, maka dekatkanlah dan
satukanlah aku dengannya. Tapi, sekiranya dia buruk untuk dunia dan akhiratku,
maka berikanlah yang terbaik untukku dan untuknya.
(´⌣`ʃƪ)
Aku selalu
merindukannya dalam setiap doaku. Tenang,
damai saat aku mengingatnya, sosok yang luar biasa bisa
merubah diriku. Tiba-tiba ada getar panggilan masuk di ponselku.
“ Assalamualaikum Dek… Ini kak
Mario. Adek masih di Semarang kan? “ Suara yang selama ini kunantikan
“ Waalaikumsalam.. iya kak.
Naya masih di Semarang. Bagaimana kabar kak Mario? “ Tanyaku penasaran
“ Kabar alhamdulilah baik, ini
kakak cuti kerja dari Mataram NTB dan
kembali ke Semarang” Jawabnya
Senang rasanya mendengar kabar dari sosok “Muse” yang
lama ku nanti. Malam ini aku masih
tertahan di Semarang meski memasuki hari tenang sebelum Ujian akhir
semester 3. Entah mungkinkah ini skenario indah dari Alloh
untukku lagi.
“ Belajar yang rajin ya dek…
selalu belajar menjadi lebih baik” Pesan
kak Mario ketika berkunjung ke Wisma.
Berbunga-bunga…istimewa rasanya, Kak Mario
menyempatkan diri menemuiku disela cuti kesibukannya setelah pulang dari
Lombok.
JJJ
Siang yang bersahabat, awan tak begitu terik dan tak
begitu gelap. Laju kendaraanku ke arah kampus pusat Universitas Negeri Semarang lalu kearah Gunung Pati
melewati rindangnya pepohonan disepanjang jalan. Sejauh mata memandang
dimanjakan pemandangan Indah nan sejuk hamparan hijau sawah model terasiring.
Suasana lingkungan yang damai, disanalah aku dibawa ke tempat tinggal seorang Mario, tempat ia dilahirkan, tumbuh dan dibesarkan hingga akhirnya menjadi Mario yang luar biasa seperti
yang aku kenal sekarang. Tiba disana
senyum hangat Ibunya menyambut kami.
“ Bawa Flashdish kan dek? Kak
Mario punya File Motivasi untuk adek.. bisa untuk belajar” ungkapnya padaku
Sambil mengangguk lalu kuberikan FlashDish yang ku
keluarkan dari tas Makram buatanku.
Ku tatap dalam sosok Muse ku saat itu, rasanya seperti mimpi bisa sedekat ini bisa
silaturrahmi di rumahnya.
“dek Naya, Semangat Belajar ya!. Jadilah mahasiswa, calon guru yang luar
biasa menginspirasi, Do what you Love, Love What You Do” tambahnya.
Sepekan setelah itu kak Mario kembali bertugas sebagai Pegawai di Kemendagri Kampus yang mencetak
Praja di Mataram, Lombok. Sedangkan di belahan bumi lain aku melanjutkan Study ku, di Kampus Hijau membawa bekal
semangat dari Muse ku.
Dan itulah episode
kehidupanku, episode demi
episode berlalu dengan cepat tanpa terasa aku sekarang
sudah tumbuh dewasa, beriring dengan tanggung jawab yang
semakin besar untuk diri sendiri. Alhamdulillah kini aku bisa mendapatkan
sesuatu dengan kekuatan doa dan cinta Mulai untuk mandiri,
tidak mudah galau, mulai untuk berkarya, mulai untuk memberi. Mau tidak
mau aku
siap
menjadi pemain kehidupan, sudah menjadi kewajiban untuk melakoninya dengan
usaha terbaik karena semuanya tergantung diriku, kubawa
kemana alur hidupku ini. Karena waktu berjalan terus
tanpa mengenal kembali. Pergerakkan waktu selalu ke depan, dan begitupun semangatku. Aku meanfaatkan
waktuku
dengan upaya yang terbaik. Kuberikan
penghormatan terbaik, dengan aktivitas positif yang mebawaku dalam
kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemenangan bukan kegalauan.
Hari
ini kebahagiaan
nampak terlihat mewarnai raut wajah kedua Orang tuaku, keluarga dan kolega yang
hari ini menyaksikan prosesi pertunanganku dengan kak Mario Ahmad. Aku percaya dialah utusan Allah yang datang mendampingiku untuk
membahagiakan aku. menemaniku untuk
menata
segala sesuatu yang ku butuhkan untuk
memperbaiki masa depanku menjadi lebih baik, menggali
ilmu, melembutkan hati, menumbuhkan motivasi, memberikan inspirasi, melesatkan
prestasi
dan menebarkan kebaikan pada sesamaku, J
itulah yang menguatkanku, menyehatkanku,
dan menambah keberkahan dalam hidupku. Hari bahagia benar-benar bahagia, kini kutemukan
kebahagiaan yang sesungguhnya, Earn Pray Love.